16

59 10 0
                                    


Ai's pov

Aduh! Gue ini mikir apaa sih! Kenapa gue jadi gak jelas gini sama Haruto? Yaa suka suka dia lah mau kuliah atau mau ngapain, kenapa gue jadi kesel gak jelas gini? Apalagi dari awal gue juga bukan siapa-siapanya dia, yaampun memalukan banget sih gue!

Gue sama sekali gak mau nengok ke Haruto yang lagi nyetir sekarang, pasti dia bingung banget sama tingkah gue yang tiba-tiba tadi di kelas. Malu banget gue!

"Ai, ini seriusan kita pulang? Gak mau kemana dulu gitu?" tanyanya tiba-tiba.

Gue hanya melirik dia sekilas, kemudian menggeleng. Haruto yang melihat itu menghembuskan napas panjang. Aduhh gue harus gimana dong.

"Emang Haruto mau kemana dulu?" tanya gue. Dia menggelengkan kepalanya seraya mengangkat kedua bahunya. "Gue juga gak tau, Ai"

Suasana di mobil pun hening, tiba-tiba gue jadi merasa canggung di deket Haruto. Bingung gue kenapa mood gue bisa gampang berubah begini sekarang. Sesampainya di depan pagar rumah gue, Haruto sama sekali tidak membukakan kunci pintu mobil. Saat gue memintanya, dia hanya diam sambil memandang kosong kedepan. Matanya melihat kearah pagar rumah gue.

"Sehabis liburan kali ini, gue sama Mashiho bakal susah banget nyari waktu untuk pulang ke Jepang" tuturnya tiba-tiba.

Gue yang tadi hanya duduk pasrah karena pintu tidak dibuka pun teralih menghadap ke Haruto. Tatapannya kosong, tapi sangat terlihat kalau dia ingin terus lanjut berbicara. Gue masih terus menunggunya untuk bicara sampai akhirnya dia melirik kearah gue dengan senyuman usilnya.

"Masih nungguin gue ya? Hahaha"

Dia tertawa lepas melihat ekspresi gue saat menunggunya bicara tadi, padahal gue kira bakal ada sesuatu yang lebih serius yang mau dia sampein. Gue mendecak, kemudian tangan gue berusaha membuka pintu mobil yang akhirnya berhasil terbuka. Gue keluar dari mobil dengan wajah kesal dan dia masih saja tertawa di dalam.

"Gue masuk ya" sahut gue dari depan pagar.

Dia mengangguk kemudian menutup jendela mobilnya. Mobilnya perlahan hilang dari depan pagar gue.


Mashiho's pov

Pintu utama kafe disini terbuka, menandakan ada seseorang yang masuk disana. Gue yang baru memilih tempat duduk segera menoleh melihat siapa yang datang. Ya, benar saja yang datang itu temen deket gue.

Dengan wajah suramnya dia langsung duduk dihadapan gue, gue yakin urusan dia sama Ai gak berjalan dengan baik.

"Nih, minum dulu" gue langsung menyodorkan Macchiato yang tadi sengaja gue pesan untuk dia. Dia kemudian meraihnya, dan langsung meminumnya dengan tegukan yang cepat. Perasaannya jika sedang kesal, marah atau pun sedih itu begitu terlihat. Gue udah kenal dia dari lama, makanya udah sangat terlihat jelas dimata gue.

"Buru, cerita" sahut gue saat melihat ekspresinya udah mulai agak tenang.

"Gue gak tau lagi mau gimana sama Ai. Urusan cinta tuh emang ribet banget ah" Dia kemudian menjelaskan panjang lebar kalo dia selalu gagal buat nembak Ai. Dia juga bilang kalo dia gak mau menjalin LDR sama Ai, dia bener-bener gak mau nyakitin Ai. Gue paham maksud baiknya, gue pun juga bingung harus ngasih saran apa buat dia.

"Gimana ya, To. Ini sebenernya terserah lu mau gimana sih, cuma gue saranin lu buat pastiin dulu perasaan dia sama lu kayak gimana" ujar gue panjang lebar.

Wajah Haruto seperti tampak malas untuk mendengarkan ceramah gue. Gue juga tau dia pasti hanya akan mengambil 30% dari penjelasan gue sekarang.

"Kalau perasaan dia masih kuat buat lu, terserah lu mau jalanin hubungan sama dia atau nggak. Yang penting lu pastiin dulu aja"

Dia tidak berbicara apapun tentang apa yang gue bicarakan, dia hanya mengangguk pelan sembari menyeruput kopinya lagi.

always (disarm 2) | treasure 13Where stories live. Discover now