SR- Bab 3

7 2 0
                                    

Sudah saatnya siswa siswi Teressa International School kembali kerumahnya masing masing. Begitu pun dengan Eliza,Asna, wuri dan Sarah.

" El kamu pulang bareng kita?" Kata wuri

" Aku pulang sama Al ri, kalian pulang duluan saja."

" Tapi kok sampe sekarang Albab belum kelihatan sih El, kita temenin sampe Albab dateng ya." Ujar Sarah

" Gausah kalian duluan aja, ayoo aku juga mau nunggu Al nya di halte depan gerbang." Ucap Eliza

" Oke deh, ayoo." Ujar Asna

Mereka pun berjalan keluar gerbang menuju halte depan sekolah. Tak lama angkutan umum yang akan mengantar Asna, Sarah dan wuri datang.

" Kamu gapapa El nunggu disini sendirian?"

" Gapapa wuri, udah cepat kalian pulang keburu angkotnya pergi." Ujarnya

" Yaudah kami pulang duluan ya El, kamu hati hati disini, kalau ada apa apa telpon kita assalamualaikum."

" Iya kalian juga hati-hati waalaikumsalam." Sembari tersenyum

Tinggallah Eliza seorang diri di halte tersebut, demi mengusir kebosanan nya dia memasang earphone ketelinganya untuk mendengarkan murrotal dari Abdurrahman Al ausy sambil menunggu kedatangan Albab.
Karena terlalu khusuknya dia mendengarkan murrotal hingga tak sadar bahwa dia telah berada di halte tersebut selama setengah jam, akan tetapi tidak ada tanda tanda akan kedatangan kekasihnya tersebut.
Eliza berinisiatif untuk kembali kesekolah berniat untuk mencari Albab apakah laki-laki tersebut ada urusan atau tidak. Saat dia hendak berdiri dari duduknya dari kejauhan dia melihat Albab keluar gerbang dengan Talita, Eliza hanya bisa menghela nafas melihat itu.

"Apakah kali inipun kamu akan kembali memilih bersamanya dan meninggalkan ku Al? Ucapnya dalam hati.

Tak lama mereka sampai ke tempat dimana Eliza sekarang berada, Eliza berusaha menampilkan senyum dan berusaha bersikap bahwa semuanya baik baik saja.

"El maaf jika aku lama, tadi lita pusing dan aku tidak mungkin membiarkan dia sendirian di UKS." Ucapnya

" Tidak apa apa Al, sekarang bagaimana keadaan kamu lita?" Tanya Eliza terhadap perempuan yang terlihat pucat tersebut

" Lumayan baikan El." Ucapnya

" Alhamdulillah." Ucap Eliza

" Eehm El, maaf sepertinya hari ini aku tidak bisa mengantarkan kamu pulang karena aku harus mengantarkan lita pulang. Aku tidak mungkin meninggalkannya dalam kondisi seperti itu." Ucapnya dengan mata yang jelas sekali menggambarkan bahwa Albab khawatir dengan keadaan Talita

Eliza tersenyum dan mengangguk " tidak apa apa Al, lagian aku masih bisa naik angkutan umum jam segini pasti masih ada kan." Sambil melirik jam yang ada dipergelangan yangan kirinya

" Baiklah El, kita pamit pulang dulu karena lita harus segera istirahat. Kamu hatihati pulangnya jika ada apa apa hubungi aku ya." Ucap Albab sambil mengelus pucuk kepala Eliza

Eliza hanya bisa tersenyum. Hingga motor Albab hilang dari pandangannya, barulah satu tetes cairan bening jatuh dari pelupuk matanya.

" Mengapa Al, mengapa selalu seperti ini." Isaknya

Setelah beberapa saat Eliza menumpahkan kesedihannya dia pun pulang kerumahnya jalan kaki meskipun jarak sekolah dan rumahnya terbilang cukup jauh akan tetapi dia memilih jalan kaki sebagai bentuk untuk menenangkan diri.

Eliza telah sampai didepan rumahnya, dia mencoba menormalkan kembali ekspresi wajahnya jangan sampai mama atau ayahnya melihat keadaanya dengan mata yang sembab.

Eliza mengetuk pintu " tok..tok.. tok..."

Tak lama terdengar sahutan dari dalam dan tak lama munculah wanita paruh baya yang tak lain adalah mamanya.

" Ya Allah El, kamu kemana aja sayang kenapa jam segini baru pulang." Ucapnya khawatir

" Tadi El ada urusan dulu di sekolah ma, biasa siswa kelas 12 kan memang lagi sibuk sibuknya untuk menghadapi ujian." Bohong Eliza

" Maaf ma, Eliza bohong sama mama" lirih Eliza dalam hati

" Yasudah ayo masuk abis itu mandi dan ganti baju, mama telah memasak adik dan ayahmu pun telah menunggu dimeja makan." Ajak mamanya

"Iya ma." Ucapnya

Tak lupa Eliza menyalami ayahnya dan segera menaiki tangga menuju kamarnya untuk membersihkan badan.

Setelah beres dia segera turun kebawah untuk makan bersama, selama makan pun dia tidak banyak bicara, jikapun ayah dan mamanya bertanya dia akan menjawab seadanya dan saat dia dijaili oleh adiknya Farzan dia tidak merasa kesal seperti biasanya, itu menimbulkan pertanyaan bagi mereka yang berada disitu.

" Kakak kenapa? Ayah perhatiin selepas kakak pulang muka kakak seperti sedih, apakah ada masalah disekolah?" Ucap ayah Arfan

" Iya kak, jika ada masalah cerita pada kami, kami pasti akan membantu."

" Tidak ma, yah, El tidak apa apa. El hanya kelelahan saja. El kekamar duluan ya ma yah." Ucap Eliza

Sesampainya di kamar, Eliza teduduk di atas kasurnya dengan mata yang menerawang ke depan " apakah ini saatnya aku melepaskan mu Al? Aku tidak sanggup jika terus seperti ini. Aku menyerah Al." Ujarnya dalam hati

Tak lama terdengar adzan Maghrib berkumandang, Eliza bersiap untuk berwudhu dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Selepas mengambil wudhu dia memakai mukena dan menggelar sajadah untuk memulai solat Maghrib.

Allahuakbar

Saat mengucapkan kalimat tersebut entah mengapa tubuh Eliza bergetar dia merasakan ketenangan yang sebelumnya belum ia rasakan.
Di sujud terakhir solatnya Eliza sengaja memperlama, dia ingin mencurahkan semua keluh kesahnya selama ini kepada Sang Penciptanya tersebut.

Ya Rahman
Jika semua ujian yang datang kepada hamba adalah bentuk dari kasih sayangmu maka berilah hamba kekuatan, kesabaran, keikhlasan, dalam menghadapi semua yang terjadi

Ya Ghaffar
Jika rasa sakit yang hamba rasakan ini adalah peringatan darimu agar tidak terlalu mencintai makhluk mu melebihi kecintaannya kepada mu sehingga engkau cemburu maka tolong maafkan hamba mu ini yang lupa bahwa ada dzat yang harusnya hamba cintai melebihin apapun.
Maafkan hamba karena telah melanggar perintahmu, maafkan hamba karena hamba tidak bisa menjaga Izzah dan iffah hamba sebagai seorang muslimah, maafkan hamba karena hamba telah terjerumus kedalam suatu hubungan yang jelas engkau larang

Ya Mujib
Jika dengan melepaskan bisa membuat hamba kembali kepadamu, maka akan hamba lakukan ya Allah.
Hamba akan berusaha kembali berada di jalanmu. Berilah hamba kekuatan agar hamba mampu menjalani ini semua.
Ya Allah dengan segala kerendahan hati yang hamba punya, dihadapanmu hamba ingin meminta, jika engkau tidak meridhoi hamba berada dalam ikatan yang salah bersamanya maka izinkan hamba bersatu kembali dengannya dalam ikatan suci yang engkau ridhoi.
Izinkan hamba tetap menyebut namanya dalam setiap doa hamba, izinkan hamba tetap mencintainya dalam diam dan biarkan hamba memperjuangkannya dalam doa ya Robbi..

Setalah dirasa cukup mencurahkan segala isi hatinya,dia bangkit dari sujud ya dan mengakhiri solatnya dengan ucapan salam.
Karena Eliza merasa lelah dan kepalanya terasa nyeri dia pun memutuskan untuk beristirahat.
Dia ingin mengistirahatkan hati dan fikirannya, dan menguatkan dirinya untuk mengambil hal besar dalam hidupnya

Sebening RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang