SR- Bab 6

12 0 0
                                    

" Eliza" ucap orang tersebut

Eliza mendongak ketika ada yang menyebut namanya.

" Aura, sedang apa kamu disini? Tanya eliza

Aura adalah teman sekelasnya tapi tidak terlalu dekat dengan eliza

" Aku habis menjenguk om ku yang sakit el, kamu sendiri sedang apa disini? Tanya Aura

" Ayahku dirawat disini ra" ucapnya sendu

" Astaghfirullah, yang sabar ya El." Ucap aura

" Makasih ra." Balas eliza

Aura memaksa untuk menemani eliza dirumah sakit karena memang kebetulan om nya aura pun dirawat dirumah sakit yang sama, setidaknya kehadiran aura sekarang membuat eliza sedikit melupakan masalahnya.

Dari kejauhan terlihat ada yang memperhatikan mereka dengan mimik yang berbeda beda. Meraka adalah sahabat nya eliza, wuri, sarah, dan asna.

Mereka terkejut melihat eliza sedang bersama aura karena setau mereka eliza tidak pernah dekat dengan gadis tersebut meskipun mereka satu kelas.

Mereka pun menghampiri aura dan eliza yang sedang tertawa entah apa yang mereka bicarakan sehingga mereka tak menyadari kehadiran wuri, sarah, dan asna.

" Hebat El, hebat " ucap wuri

Eliza terkejut melihat kedatangan ketiga sahabatnya begitupun dengan aura.

" Jadi ini alasan kenapa kamu melarang kami kerumah sakit? Karena kamu takut kami mengganggu kebersamaan kamu dan aura?" Tanya wuri

" Bukan seperti itu ri, aku bisa jelasin." Mohon eliza

" Didepan kami kamu tidak tersenyum atau tertawa meskipun kita telah berusaha melalukan segala cara, tapi bersama dia yang tak lain adalah orang baru di hidup kamu, kamu bisa tertawa lepas El? Apa kamu hanya ingin kami mengasihanimu saja." Ucap asna tajam

Eliza terkejut, dia tidak menyangka bahwa sahabatnya yang telah lama bersamanya bisa berkata demikian.

" Mulai sekarang kamu bukan sahabat kita lagi el, mungkin kita bukan sahabat yang baik buat kamu sehingga kamu mencari sahabat yang lain yang bisa membuatmu bahagia." Ucap wuri

" Wuri" lirih eliza

" Sudah lah El, gausah mohon mohon sama mereka untuk tetap bersamamu, yang seperti ini bukan sahabat namanya eliza." Kata aura yang sedari tadi hanya menjadi pendengar

" Baiklah kalo begitu kita pamit assalamualaikum" ucap sarah

Tubuh eliza ambruk ia menangis, ia tak mengerti dengan yang terjadi hari ini dimulai dengan berakhirnya hubungan dengan Albab, ayahnya masuk rumah sakit dan sekarang sahabat sahabatnya meninggalkan dia disaat dia membutuhkan dukungan mereka.

Aura segera membawa tubuh eliza kedalam pelukannya, ia tau dan mengerti bagaimana perasaan eliza saat ini.

" Tenang eliza jangan terlalu di pikirkan. Fokus saja dengan kesembuhan ayahmu, sahabatmu bukan hanya mereka saja. Masih ada aku disini el, mulai sekarang aku, Naina, dan Salma akan menjadi sahabatmu oke." Ucap aura dengan lembut

" Terimakasih aura terimakasih." Ucap eliza

Tak lama banyak dokter yang berhamburan memasuki ruang rawat ayahnya yang membuat aura maupun eliza terkejut ditambah dengan keadaan mamanya yang sudah terlihat sangat kacau juga keadaan adiknya farzan yang telah bercucuran air mata.

" Ada apa ini ma, dek? Tanya eliza

" Ayah kejang kejang kak" ucap farzan tersedu sedu

" Astagfirullah ayahh" lirih eliza

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebening RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang