" YAAAKKK ! KELUAAR SETAAAANNN !"
Teriak histeris menggema memenuhi lorong yang sepi. Membuat hampir seluruh atensi tertuju pada sebuah kamar dengan nomor 503 yang tertera di samping pintunya.
" BRENGSEK ! CEPAT KELUAR ATAU KALIAN AKAN PULANG TANPA KEPALA !"
Aera, si gadis Kim itu berteriak dari dalam kamar mandi tatkala dirinya mendengar suara ribut - ribut dari dalam kamarnya.
" Siapa ?" Seorang pria berjas hitam bertanya setengah berbisik dengan rekannya.
" Namanya Kim Aera. Adik Kim Seokjin."
" HEI ! CEPAT KELUAR ATAU-"
" Nona Aera ini perintah ! Cepat keluar atau kami yang masuk !" Ancam seseorang dari luar kamar mandi yang seketika membuat Aera cemas setengah mati. Bukan cemas karena takut nyawanya hilang. Melainkan, saat ini ia baru saja selesai membersihkan diri. Dan hanya ada 'benda keramat' nya saja yang turut ia bawa ke dalam kamar mandi. Selebihnya masih tertinggal di atas ranjang.
" Baiklah." Jawabnya lirih.
" Tapi, tolong ambilkan pakaianku di atas ranjang." Cicitnya kemudian dari dalam kamar mandi.
Beberapa orang yang tadi sempat mengancam kini berubah menahan tawa. Mereka tidak habis pikir jika penyebab dari si Kim ini bertahan di kamar mandi bukan karena takut kepada mereka, melainkan ia hanya mengenakan pakaian dalam saat ini." Ambil. Periksa dulu." Pria dengan kacamata hitam lantas mentitah meski sempat menggeleng tidak habis pikir. Tangannya ia lipat di depan dada. Menunggu salah satu bawahannya untuk menyerahkan pakaian Aera dengan hati - hati.
Lantas, setelah menerima pakaian dan mengenakannya, Aera segera keluar dari kamar mandi. Dan dengan santainya si Kim itu sibuk mengeringkan rambut dengan handuk.
" Kim Aera ?" Pria dengan kacamata itu segera menghampirinya. Aera menatap pria itu angkuh sekali. Ia memang sudah menduga kalau ini akan terjadi. Tapi, tidak disaat ia tengah berendam air hangat di bathub. Ngomong - ngomong itu mengganggu sekali.
" Ya ? Kenapa ?" Balasnya kemudian melepas handuk dari atas kepala. Menyampirkannya di tangan kiri.
" Anda harus ikut dengan kami !"
" Kemana ? Acleon ? Maaf, Aku sudah resign." Aera dengan beraninya mengangkat sebelah tangan. Jujur saja, ia sudah muak dengan orang - orang ini.
" Tidak. Tapi untuk ke Halcyon. Pusat kota di sini." Sanggah pria berkacamata tersebut sambil tersenyum simpul.
" Eh, tunggu. Untuk apa Aku-"
" Sebentar Nona." Sekarang pria tersebut yang mengangkat sebelah tangan. Memberi isyarat pada Aera untuk berhenti sejenak. Lantas, pria tersebut melepas kacamata hitamnya sambil sedikit menunduk. Kemudian tersenyum remeh sambil menatap Aera tak kalah angkuh.
" Jung Hoseok. Orang yang akan membawamu ke Halcyon." Katanya sambil menyodorkan tangan kanan.
" Oh. Hai, Jung Hoseok." Balas Aera mengulir mata. Terlihat tidak suka dengan presensi pria yang bernama Jung Hoseok beserta anak buahnya itu.
" Sekarang, Anda harus ikut dengan kami Nona." Seloroh Jung Hoseok kemudian yang disambung dengan anak - anak buahnya yang dengan cepat memborgol tangan Aera. Namun, tentu Aera tak langsung pasrah tak berkutik. Si Kim itu kemudian bergerak brutal. Hendak melepas jerat borgol sebelum benar - benar membelenggu. Tapi, sebuah jarum sudah duluan teracungkan pada sudut lehernya. Salahkan si Jung Hoseok jika Aera berakhir mengumpat sejadi - jadinya.
" Ah, shit !" Ungkapnya membeku guna menghindar ujung jarum spuit menyentuh kulitnya.
" Wow, tahan umpatanmu Nona. Masih banyak hal yang perlu Kamu umpati di perjalanan nanti. Sekarang, ikut kami." Hoseok telah menang telak tepat setelah ia tersenyum simpul saat mengingatkan Aera. Membuat Aera terpaksa mengikuti orang - orang yang mengaku sebagai suruhan Haclyon demi mencegah terjadinya hal yang lebih buruk.