" Kak Seokjin !"
Seokjin yang tengah duduk seketika menoleh ke belakang. Netranya menangkap Taehyung yang tengah berjalan kaku dan sedikit tertatih menujuya. Si Kim tentu tidak tega, jadi Seokjin kemudian berdiri. Menghampiri Taehyung untuk membantunya berjalan.
" Ada apa ? Kamu merasakan sesuatu ?" Tanya Seokjin setelah duduk di salah satu kursi jemaat.
" Iya." Jawabnya singkat setengah menunduk. Kedua tangan yang semula memegang tangan Seokjin lantas ia lepaskan. Ia biarkan terkulai lemah di sisi tubuhnya.
" Tapi ini bukan tentangku, ini tentang Aera dan Jungkook." Ujar Taehyung selanjutnya yang tentu membuat Seokjin berdebar - debar tak karuan. Apa yang terjadi pada adiknya ? Pada Jungkook ?
" Mereka...dibawa ke pusat kota." Taehyung dalam tunduknya langsung menyahut sesaat sebelum Seokjin mengeluarkan suara.
Seketika si Kim itu terdiam. Napasnya seolah tercekat dan matanya terasa dibuncahi air mata di kedua sudutnya." B-bagaimana bisa ?" Kedua tangannya segera bergerak cepat mencekal tangan Taehyung. Ia paksa Taehyung untuk menengadah menatapnya. Ia benar - benar butuh penjelasan yang masuk akal.
" Aku, aku tidak tahu." Seokjin semerta - merta memalingkan wajah. Tersenyum kecut dan berdecih tidak suka. Pandangannya segera terarah ke sebuah salib di ujung ruangan dengan tatapan yang sulit diartikan.
" Aera sendiri yang meminta Jungkook untuk ikut dengannya. Aera juga sepertinya menurut saja saat orang - orang Halcyon itu membawanya."
" Jadi maksudmu...yang bersalah disini adalah Aera ?" Seokjin kemudian kembali memusatkan perhatian pada Taehyung. Tertawa kecil lantas sedikit mendekatkan wajahnya pada Taehyung. Ini benar - benar memuakkan.
" Salahkan saja Jungkookmu itu. Kamu tahu ? Dia itu sangat merepotkan !" Bisiknya setengah tersenyum kepada Taehyung yang terdiam. Ia benar - benar tidak suka dengan rentetan kalimat Taehyung tadi. Tadi itu Taehyunh seolah - olah menyalahkan Aera dan Seokjin benci itu.
Taehyung yang mendengarnya tentu merasa tidak suka pula. Jadi, ia membalas tatapan Seokjin. Memberi tatapan tajam disertai rahang yang kian mengeras untuk Seokjin yang menatapnya dengan senyum tipis serta amarah yang terlukis jelas.
" Lalu ?" Tantangnya tak berkedip. Seojin lantas terdiam. Membiarkan hening berkuasa hingga berakhir dengan dirinya yang angkat kaki sambil menahan amarah.
Seokjin sudah tidak tahan untuk tidak melenyapkan Taehyung jika wajah cyborg itu masih terpampang nyata. Makanya, si Kim dengsn buru - buru meninggalkan gereja. Takut - takut jika iblis dalam dirinya terbangun.Langkah ia pacu dengan cepat tatkala melihat sosok Park Jimin yang tengah menyirami bunga - bunga hias di pekarangan hotel. Syukurlah, setidaknya ia bisa mekampiaskan amarahnya nanti pada besi berbicara.
" PARK JIMIN !" Pekiknya setengah terengah. Jimin yang setengah menunduk kemudian berdiri tegak. Menghentikan aktivitasnya berbincang gila dengan bunga - bunga yang membalasnya lewat sebuah asisten cerdas.
" Sebentar ya,..." Katanya setengah tersenyum kemudian menghampiri Seokjin.
" Ada a-"
" Katakan siapa yang membawa Aera ?" Seokjin, dengan matanya yang berubah menajam hampir saja mencengkeram kerah baju Jimin jika saja ia tidak bisa lebih bersabar. Menghembuskan napas kasar berulang, akhirnya si Kim itu kembali melanjutkan.
" Dan...Jungkook ?!" Katanya sambil memegang bahu kanan Jimin cukup kuat.
" Tim khusus Halcyon membawa mereka ke pusat kota. Ketuanya bernama Jung Hoseok." Jawab Jimin datar apa adanya. Ia kemudian memegang tangan Seokjin di bahunya. Memaksa tangan itu untuk enyah dari bahunya detik itu juga.