Jenaya Candrakumara tidak mungkin bertahan dengan Johnny Suhardja tanpa alasan. Selain alasan bahwa Johnny adalah Johnny, juga selain fakta bahwa pacarnya itu adalah seorang yang tampan dan memiliki badan menawan, ada alasan-alasan lain yang membuat Aya tidak bisa lepas dari Johnny.
Jenaya Candrakumara adalah seorang mahasiswi semester lima yang pintar dan cerdas. Ia tidak akan bertahan tanpa alasan yang kuat.
Biar kuberitahu apa saja alasan-alasan itu.
🌱
Alasan pertama: he is caring.
Seperti siang itu misalnya, dimana matahari bersinar terik dan Aya kesulitan membawa berkas-berkasnya. Sambil menyipitkan mata karena silaunya cahaya mentari pagi itu, ia berjalan cepat menyeberangi jalan dari parkiran FISIP ke ruang kelasnya.
"Hai," gadis itu menyapa teman-teman yang lewat, berjalan cepat karena kelas akan segera dimulai.
Jurnal-jurnal dan makalah yang ada di tangannya hampir saja jatuh berceceran di lantai jika seseorang tidak memeluknya—
Tunggu.
Aya mendongak dan hendak berseru ketika mendapati Johnny berdiri di hadapannya dengan tangan mengelilingi tubuhnya, mencegah jurnal-jurnal itu untuk jatuh menyentuh lantai. Secara refleks, Aya mundur karena kaget, namun tangan Johnny sudah lebih dahulu menghalangi tubuh Aya untuk mundur.
"Kalo kamu mundur nanti bukunya jatuh semua," ucap Johnny pelan sambil tersenyum, geli melihat gadisnya yang bingung.
"Loh... Katanya ada seminar sama Bang Yuta..." Aya bingung, karena kemarin Johnny bilang jika ia akan pergi dengan Yuta untuk menghadiri seminar di luar kota hari ini. Johnny tidak segera menjawab, tangannya bergerak untuk mengambil alih semua buku dalam pelukan Aya.
"Iya, ini mau berangkat. Aku iseng lewat FISIP, eh beneran ada kamu, dong," ucap Johnny sambil ketawa. "Anyway ini jurnalnya kasih mana? Biar aku bawain."
Aya sadar dari keterkejutannya, akhirnya membelalak karena kelas pagi akan segera dimulai. Johnny kembali tertawa geli melihat kepanikan Jenaya.
"Hah? Ke kelas, John. Kamu keburu?" tanya Aya panik. "Kalo keburu biar aku aja yang bawa, mana siniin jur—"
"Aku keburu pun kalau itu buat kamu nggak masalah, Jenaya. Ayo."
Johnny memang murah senyum dan ramah. Sepertinya sudah menjadi kebiasaan Johnny untuk selalu tersenyum secerah matahari dan selembut sutra.
Oh! Ada lagi kebiasaan Johnny yang sangat disukai Aya.
Setiap pulang kuliah, entah di rumah atau di kos-kosan atau di mobil atau dimanapun (karena hampir setiap kuliah selesai, Johnny dan Aya pasti bertemu), Johnny akan duduk di dekat Aya sambil bertanya, "Gimana kuliah hari ini? Ceritain, dong?"
Ketika kalian memiliki seseorang untuk bercerita, rasanya semua tekanan dan beban bisa menguap. Hal itu dirasakan oleh Aya setiap kali Johnny menanyakan hal itu. Dan kalian harus tahu bagaimana ekspresinya dalam merespon setiap cerita Aya. Johnny itu orangnya responsif dan peka akan keadaan, dia bakal tau kalau Aya lagi ada dalam mood yang jelek atau sedang tertekan deadline.
Ngomong-ngomong tentang responsif dan peka, ada satu kisah yang Aya nggak akan lupa tentang bagaimana pekanya Johnny—walau Aya harus menahan malu, sih.
Jadi waktu itu weekend. Johnny mengajak Aya untuk jalan-jalan, tapi pakai KRL. Aya sih seneng-seneng aja, kapan lagi bisa nge-date berdua dan seharian gini karena akhir-akhir ini Johnny lagi sibuk ngurusin sidang (doain aja skripsinya lancar, ya).
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Reasons | Seo Johnny [COMPLETED]
FanficJenaya couldn't ask for a better man. Untuknya, Johnny Suhardja adalah sosok kekasih yang sempurna. Jenaya adalah seorang mahasiswi semester lima yang cerdas. Tentu saja ia tidak akan bertahan dengan Johnny selama beberapa tahun ini tanpa alasan yan...