Five Reasons | Seo Johnny [COMPLETED]

The Fifth Reason (end)

"Capek, ya? Biar aku yang nyetir?" tanya Aya ketika mereka sampai di parkiran. Johnny tertawa kecil.

"Aku tadi baru gladi bersih wisuda, Sayang, belum wisudanya yang asli," ucap Johnny sambil mengacak rambut kekasihnya itu. Aya terkekeh.

"Serius, John. Jarang-jarang aku mau nyetir mobilmu, 'kan?" tawar Aya. Johnny tersenyum.

"Tangkap," adegan ini terlalu cepat, Johnny melemparkan kunci Jeep-nya ke Aya dan gadis itu tidak bisa menangkapnya.

"Curang!" seru Aya tidak terima. Johnny menjulurkan lidahnya, lalu masuk ke kursi penumpang. Aya tersenyum geli, memutari mobil dan duduk di kursi pengemudi.

Matahari sudah tenggelam sejak tadi, malam ini begitu sepi, padahal baru pukul delapan malam. Aya memarkirkan mobil Johnny di depan kos-kosan gadis itu. Tidak ada yang beranjak turun, keduanya masih diam.

"Besok kamu wisuda," ucap Aya tiba-tiba, memecah keheningan yang mereka ciptakan sendiri. Johnny mengangguk.

"Nggak ada yang bakal gangguin aku di kampus," ucap Aya lagi. Johnny terkekeh, tapi tidak menjawab.

"Kamu bakal lebih sibuk," ucap Aya, mengingat Johnny sudah mendapatkan pekerjaan selepas wisuda. Johnny diam.

"Kamu—"

Aya tidak melanjutkan ucapannya karena Johnny sudah mengunci bibirnya dengan sebuah ciuman. Ciuman yang panjang, hangat, dan tidak tergesa-gesa. Sebuah ciuman yang manis dan tulus.

"John—"

"Aku bakal pergi dari kampus, Ay. Bukan pergi dari hidupmu," ucap Johnny pelan. "Aku tetep jadi Johnny yang bakal sering gangguin kamu, nggak peduli udah kerja atau gimana. Yang berubah hanya statusku, aku bukan lagi mahasiswa. Tapi perasaanku, pikiranku, semua tetap sama. Aku Johnny Suhardja, pacarnya Jenaya Candrakumara yang paling ganteng."

"Iya, lah. Pacarku, kan, cuma satu."

Celetukan Aya membuat Johnny gemas.

"Aya, jangan bikin aku mau menghukummu, oke?" ucap Johnny. Aya nyengir lalu mencium bibir kekasihnya itu.

Oh, tentu saja kalian sudah tahu apa alasan kelimanya.

He is a good kisser.

Finish