Sahabat terbaik sulit untuk ditemukan, dan lebih sulit untuk ditinggalkan.
-Nurul Qomariah**
Setelah meresmikan hubungannya, Ellard mengajak Kalyca makan malam dirumahnya dan mengenalkan Kalyca kepada kedua orang tuanya (aelah, gercep banget nih abang hihi).
Kalyca sempat merasa gugup dan canggung saat pertama kali bertemu dengan kedua orang tua Ellard. Namun suasana sesungguhnya sangat berbalik dengan yang Kalyca bayangkan.
Ayah dan ibu Ellard sangat ramah dan humoris, mereka menyambut Kalyca dengan hangat. Mereka sesekali juga tertawa bersama, menertawakan Ellard kecil yang sangat nakal.
Hingga tak terasa Kalyca larut dalam obrolannya dengan Tante Marina, ia juga menceritakan sakit yang ada pada dirinya. Dan diluar dugaan, tante Marina tak mempersalahkan itu, dan justru malah mensupportnya.
Pukul 22.00, Kalyca tiba dirumahnya. Ellard mengantarnya sampai didepan gerbang rumahnya. Setelah berpamitan, Kalyca masuk ke dalam rumahnya. Saat hendak membuka pintu mobilnya, tiba-tiba seorang gadis mengejutkannya.
"hai cogan! Lo masih inget gue?" gadis itu tersenyum saat melihat Ellard menatapnya.
"sorry gue gak kenal sama lo." saat Ellard hendak masuk, tangannya dicekal.
"tunggu sebentar! Oke, kenalin gue Filia.. kakak tiri si Kalyca."
Ellard menepis kasar tangan gadis itu dan menatapnya tajam, "gausah pegang-pegang, alergi gue sama cewek model cabe kayak lo!"
"cih, sombong banget lo jadi orang. Ah lo pasti udah diguna-guna yaa sama si anak sialan itu? Apa sih yang bisa lo dapetin dari gadis bodoh yang pelupa kayak dia? Mending sama gue aja, gue jauh sempurna dibandingkan Kalyca." Filia mengibaskan rambut panjangnya.
"dasar bitch!! Gue disuruh milih antara beauty atau beast. Yaa jelas gue pilih Kalyca yang jelas beautynya lah. Oya, satu lagi.. ada cabe nyempil tuh digigi lo! Sempurna sekali anda haha." setelah mengucapkan kalimat sinisnya, Ellard berlalu meninggalkan Filia.
Filia meraih cermin disakunya, ah Ellard tidak membual. Ia merasa tengsin seketika, dan ia juga merasa harga dirinya telah diinjak-injak oleh bocah ingusan itu.
***Dikoridor yang cukup sepi itu, Kalyca tak sengaja ia menabrak seseorang yang sedang membawa beberapa bola voli dalam sebuah jaring.
Mereka berdua terjatuh bersamaan, Kalyca menatap gadis didepannya dan membantunya membereskan bola-bola yang berjatuhan. Ia merasa kenal dengan gadis ini, tapi ia lupa. Tak ada name tag diseragamnya, karena ia mengenakan seragam olahraga.
"maaf yaa, gue gak sengaja. Gue harusnya lebih hati-hati." Kalyca meminta maaf dengan tulus.
"gakpapa Kalyca, gue tau kok lo gak sengaja. Kita udah lama yaa, gak pernah ngobrol kayak gini." gadis itu bersikap seolah sangat mengenalnya.
"ah iya, gue juga kangen sama lo. Udah lama yah kita gak pernah ketemu."
Pernyataan Kalyca barusan membuat gadis itu yang tak lain adalah Winna mengernyit bingung. Apa Kalyca sudah melupakannya? Setiap hari mereka bertemu dikelas, meski Winna dan Valla sedikit menjauhinya karena takut dibully Tania.
Tapi mengingat Tania yang sudah baik kepada Kalyca saat ini, membuatnya merasa tak memiliki alasan untuk menjauhi Kalyca lagi. Tapi pernyataannya barusan, mematahkan semangatnya. Ia merasa Kalyca telah melupakannya dan ia sangat amat kecewa dengan sikap Kalyca. Winna pergi meninggalkan Kalyca tanpa berkata sedikit pun.
"gak mungkinlah Kalyca pura-pura gak kenal sama lo Win, secara kita kan temen pertamanya disini." ujar Valla tak percaya dengan yang diceritakan oleh Winna.
"gue gak bohong Val, dia bilang kangen sama gue dan udah lama gak ketemu. Sedangkan setiap hari kita ketemu sama dia, wong kita sekelas kok." Winna bercerita lagi dengan nada sedikit kecewa.
"ah mungkin lo salah dengar kali, gak mungkinlah Kalyca kayak gitu." Valla tetap bersikukuh membela Kalyca.
"gue gak salah denger Valla, telinga gue masih normal yah belum budek. Gue benar-benar kecewa sama sikap Kalyca, mentang-mentang dia udah pacaran sama kak Ellard dan temenan sama Tania cs, bukan berarti dia harus sombong kayak gitu dong!!"
Dari kejauhan, Tania mendengar semua percakapan dua teman sekelasnya itu. Ia memerhatikan sekelilingnya, cukup sepi. Rasanya tepat jika ia menjelaskan yang sebenernya kepada kedua temannya itu.
"yang dibilang Winna itu bener, Kalyca emang gak inget sama kalian." perkataan Tania membuat mereka berdua terkejut.
"Tania? Gue tau lo emang gak suka sama Kalyca, tapi jangan fitnah dia kayak gini dong! Gue gak terima yaa." Valla benar-benar membela Kalyca mati-matian.
"dengerin gue dulu baik-baik, Kalyca gak inget sama kalian berdua, sama gue dan bahkan kak Ellard. Dia bener-bener mudah melupakan sesuatu yang telah terjadi dihari kemarin, dia bahkan sering lupa nama orang kayak gini. Itu semua karena Kalyca mengidap alzheimer. Gue harap kalian bisa mengerti keadaannya, dan bantu dia, jangan menghakiminya kayak gini. Cukup gue yang pernah jahatin dia, kalian jangan!! Dan gue juga minta, tetap rahasiakan ini!" setelah panjang lebar menjelaskan, Tania pergi meninggalkan Winna dan Valla yang masih terbengong.
"temen macam apa gue ini, sampai gak tau kalo temennya lagi sakit selama ini. Ah gue ngerasa jahat banget." Winna merasa bersalah dengan sikapnya tadi.
"iya, elo emang jahat banget Win." ujar Valla menambahkan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Terkikis
Short StorySlowly but sure, semua ingatan tentangmu akan perlahan terkikis lalu menghilang selamanya.