5) Hari-hari dikala senja

0 0 0
                                    

Makasih yg udah support😗

Hari-hari ku menjadi indah dengannya. Termasuk disekolah, banyak yang aneh melihatnya. Bagaimana tidak, Samuel bahkan tak berani menggenggam tangan ku jikalau kami jalan berdua. Icha bahkan terheran-heran, bagaimana caraku menyihir Samuel si manusia es itu.

Jaka semakin dendam pada Samuel. Terlihat dari sikapnya, dimana ia selalu ingin mencelakai Samuel. Pada saat itu Jaka terlihat mengkunci Samuel dikamar mandi. Untungnya, aku melihatnya dan langsung bergegas menolongnya.

Aku sangat geram pada Jaka. Sempat ku laporkan pada guru bk, tetapi Samuel selalu melarangku. Samuel pernah berkata "jikalau ada orang yang jahat, jangan dibales kejahatannya Lid, udah biarin aja malah kita baik-baikin dia aja biar dia sadar kalo kita kawanannya."

Sepulang sekolah, Samuel mengajakku untuk pulang bersama. Bukan dengan motor pribadi, atau bahkan mobil, tetapi bis kota yang murah dan kotor.

Tiba-tiba Samuel mengajakku makan di pinggiran jalan Jakarta. Kami makan nasi goreng langganan Samuel.

"Bang nasi nya gapake sayur." Canda Samuel pada abang nasi goreng. Datang lelaki besar layaknya seorang preman. Ia menghampiri ku dan Samuel.

"Sam, lu masih ada duit sisa kan? Sini buat gua." Aku sempat memarahi orang tersebut karena memalak Samuel, tetapi Samuel malah memarahiku balik karena ternyata orang tersebut adalah kakak dari Samuel.

"Dia ga lulus SMA karena nakal dan sering bolos. Dia anak pertama dikeluargaku. Dia ga kerja kantoran, cuma malakin orang-orang dipasaran, bisa di bilang dia preman daerah sini." Ku lihat wajah nya, menceritakan keluarganya dengan senyuman kebahagiaan, walaupun ku tau itu beban baginya.

Samuel mengajakku kerumahnya. Cukup jauh kami berjalan untuk sampai kerumahnya. Ternyata aku telah disambut oleh adik nya yang lucu. Denisa namanya. Wajah nya seperti orang arab, sama seperti abang nya Samuel.

Aku tak bertemu dengan ayahnya, yang kutemui hanyalah adik dan ibunya. "Hai anak cantik selamet dateng dirumah kecil kami." Ucap ibu Samuel.

Aku tahu kenapa Samuel wajahnya berbeda dengan adik dan kakaknya, karena dia mengikuti wajah ibunya. Samuel memperlihatkan foto dari ayahnya yang berasal dari arab.

"Sekarang bokap lo dimana?" Samuel tersenyum tak membalas, suasana seketika hening.

"Bokap gua dah gaada lid. Dia meninggal pas pergi ke arab. Dia sakit parah." Datang ibu nya Samuel, menawarkan makan sore bersama.

Akhirnya aku makan bersama keluarga Samuel. Walaupun dengan makanan sederhana. Samuel terlihat mengalah dan memberikan setengah makanannya kepada adik kecilnya.

Datang abang nya yang besar dan langsung mengambil makan adiknya. Tak ada yang melawan, mereka malah terdiam. Aku merasa kasihan kepada adiknya, lantas ku berikan bagianku padanya.

Ibu Samuel banyak bercerita tentang Samuel kecil, termasuk saat Samuel kecil yang suka menangis dikelas. Tak terasa hari sudah malam. Samuel mengantar ku pulang dengan motor ibu nya yang kecil.

Disepanjang perjalanan ku memeluknya. Hembusan angin menghantam kami berdua. Tapi rasa itu nyaman. Terkadang Samuel memengangi tanganku bila ada waktu.

"Lo masih laper lid?" Tanya Samuel diperjalanan. "Gausah sam, anter gue balik aja." Aku tau ia mau mentraktirku makan, tapi aku juga tau bahwa duit yang ia punya pas-pasan.

Sesampai depan rumahku, ia melepaskan helmku, lalu aku menyalami tangannya layaknya seorang suami dan istri. Ia membalas nya dengan mengkecup pipiku, Lalu ia pergi.

Wangi nya seakan bersinggah didekatku. Hari paling bahagia bagiku adalah hariku bersamanya. Hari dimana hujan pada senja kali ini ditemani oleh pelangi indah.

Thanks for support guys😋

Pelangi Disaat SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang