6) Perkelahian

0 0 0
                                    

Samuel menatapku dengan tajam saat kami sedang makan dikantin. "Kenapa si sam?" Tanyaku heran.

"Gapapa, lo kalo lagi makan cantik." Aku pun tersipu malu, dan cukup aneh melihat lelaki pemalu seperti Samuel gombal.

Datang Jaka dengan geng nya. Mereka datang menghampiri dan berniat mengganggu. "Sam pergi yuk dari sini." Ucapku pada nya.

Jaka menahan Samuel bersama kawanannya dan memulai meledek kami.

"Samuel sikutu buku, lagi pacaran ye? Cie." Sambil merangkul Samuel bagai teman lama.

"Lo tau? Lidya adalah cewek inceran gua sedari dulu dan tiba-tiba aja lo rebut itu bikin nyesek tau ga lo?!!" Dengan nada yang keras Jaka berbicara dengan Samuel.

Aku ingin memarahi Jaka karena telah tak sopan pada Samuel. Tapi, kawanannya dan Icha menahan ku dan menyuruhku untuk pergi.

Samuel hanya tersenyum tanpa berkata-kata. Jaka mulai menarik kerah baju Samuel dan mendorongnya hingga terjatuh.

Samuel lagi-lagi tak membalas, lalu Jaka berlari menghampiri ku. "Liat noh cowok lu, LEMAH gabisa apa-apa."

Samuel berlari menghampiri Jaka lalu memukul Jaka hingga hidung Jaka mengalami pendarahan.

"Jangan ganggu pacar gua." Ucap Samuel dengan penuh amarah. Jaka lalu tersenyum dan tertawa

"Ini baru namanya perkelahian." Mereka lanjut berkelahi. Aku menyuruh Icha untuk memanggil kepala sekolah agar membubarkan perkelahian ini.

Aditya datang bermaksud melerai, apa daya ia terjatuh ditengah jalan.

Mba sisri penjual mie ayam disekolah tak karuan berteriak karena tempat jualan nya berantakan.

"Hei, kalo mau berantem jangan disini, kasihan mba sisri." Ucap Samuel kepada Jaka.

"Ahh banyak bacot lo" Lalu Jaka memukul Samuel dengan keras hingga terjatuh.

Aku lantas menghampiri mereka dan melindungi Samuel yang saat itu sedang terjatuh.

Jaka malah mendorongku dengan keras. Dan perlakuan itu membuat Samuel semakin geram.

Samuel bangun, lalu memukul bertubi-tubi ke Jaka. Ia pun babak belur, darah mengotori baju Jaka dan Samuel.

Jaka pun menyerah karena ia sudah tak kuat. "Oke oke gua nyerah, gua gamau mati muda." Pak Kepala sekolah datang bersama guru-guru yang lain.

"Jaka dan Samuel ikut bapak ke ruangan kepala sekolah sekarang!"
.
.
.
Aku berniat menemani Samuel saat itu, tetapi kepala sekolah melarangku dan menyuruhku untuk masuk kekelas.

Lantas setelah itu aku tak tahu kabar dari Samuel. Aku bertanya pada Aditya, ia terdiam tak mau menjawab.

Aku berharap tidak terjadi apa-apa dengan Samuel.
.
.
.
Sepulang sekolah aku tak melihat Samuel. Yang kulihat hanyalah Jaka dengan perban dimana-mana.

"Hei Jaka, dimana Samuel?" Tanyaku khawatir. Ekspresi Jaka saat itu sangat melas.

"Dia dipuskesmas belakang sekolah lid." Aku terkejut, lalu aku bergegas pergi kesana.

"Samuel kenapa dit?" Untungnya aku bertemu dengan Aditya disana.

"Pas pak kepala sekolah sedang beri dia sanksi, dia malah pingsan terus mimisan." Aku sangat khawatir saat itu.

Samuel masih tertidur mungkin dia kelelahan. Apalagi dia habis berkelahi tadi dengan Jaka.

Aku menemani Samuel hingga ia terbangun. Lalu aku memesan taxi untuk pulang, mungkin dia tidak akan kuat jika naik bis.

"Gua gapapa kok lid, gua gaperna berantem dari kecil tapi, berantem pertama gua malah parah hehehe."

Sesampai dirumah Samuel, ia menyuruhku untuk tidak turun dan langsung pulang. Ia lantas masuk dan memberikan senyumannya yang manis itu.

Sepanjang perjalanan aku cemas tak karuan memikirkannya. "Semoga dia baik-baik saja." Ucapku dalam hati.

Makasih nih buat yang udah ikutin sampe sini
Terus support dan beri komen nya ya🙏

Pelangi Disaat SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang