7)Sahabat kecil

0 0 0
                                    

Thanks yaa
Keep support me🙏

Cuaca sedang cerah-cerahnya. Datang seorang murid perempuan baru, berambut pendek, berwajah cantik, dan tinggi.

"Kenalin nama gue Mila."
.
.
.
Hari ini aku membuatkan Samuel bekal makan siang. Makanan yang ku buat sendiri dan berharap Samuel menikmatinya.

Bel istirahat berbunyi, para murid bergembira, termasuk aku. Aku lantas menarik Icha yamg sedang asyik menulis saat itu. Sekilas ku melihat Mila yang membawa dua kotak bekal, mungkin dia akan bertemu dengan sahabatnya disini.

Sesampainya dikantin, aku kebingungan mencari Samuel, karena keadaan saat itu sangat ramai. Tanpa disengaja aku melihat Samuel berduduk bersebelahan dengan perempuan. Lantas aku datang menghampiri, dan ternyata perempuan itu adalah Mila.

"Hai kayaknya lagi asik nih." Ucapku pada mereka.

"Oh iya Lid, kenalin Mila sahabat gua dari kecil."

Mila banyak cerita tentang itu, terlihat juga mereka sangatlah akrab. Tapi, baru kali ini aku melihat Samuel yang begitu ceria nya.

Aku cukup sedih dan cemburu dengan mereka. Aku menarik kotak bekal yang ingin kuberikan itu dan lantas pergi meninggalkan mereka.

"Lid, mau kemana? Gajadi makan?" Aku bakal senang bila Samuel yang berbicara seperti itu, tapi nyatanya Mila yang mengucapkannya sementara Samuel hanya terdiam menatapku.

Aku menarik Icha yang sedang asyik makan bersama Aditya. Aku mengajaknya ke toilet.

"Gue cemburu Ca, Samuel gapernah tuh seceria itu sama gue." Ucapku sambil merapihkan rambut yang acak-acakan.

"Ya tadi lo bilang mereka sahabat dari kecil, ya jadi maklumin aja deh lid." Aku lantas menggenggam pundak Icha dan memasang wajah serius.

"Gabakal gue biarin Mila deket-deket lagi sama Samuel."

"Lah kan mereka sahabat dari kecil masa lo tega si lid." Ucap Icha mengelak.

Aku tak peduli mau setega apa aku ini, aku hanya takut bila Samuel punya perasaan pada Mila. Saat kami keluar toilet, kami berpapasan dengan Mila dan Samuel yang sedang asyik bercanda dilorong.

Aku semakin marah dan cemburu, aku hampiri mereka dan menarik Samuel pergi.

"Ka...mu kenapa lid?" Ucap Samuel tanpa rasa salah.

"Gue pacar lo kan? Jadi gue berhak dong larang lo buat deket sama Mila." Samuel lantas terheran dengan sikapku yang egois itu.

"Tapi kan dia sahabat..."

"Iya tau tapi jangan terlalu deket ya, aku cemburu." Sela ku saat Samuel ingin menjelaskan, aku lantas pergi kekelas.

Tak berhenti aku memasang wajah yang sinis ke Mila. Dan dia hanya membalasnya dengan senyuman. Sekilas ku melihat seperti Samuel, tapi aku tak peduli.

Sepulang sekolah aku melihat Mila menawarkan motornya pada Samuel untuk mengantarnya pulang bersama. Aku sangat geram, aku datang menghampiri mereka.

"Sam, ayo pulang." Ucapku menyela

"Yah maaf ya Lidya ku, gua anter Mila dulu hari ini dia gatau jalan, maklum baru pindah kan." Aku tak tahu apa Mila benar polos atau memang dia menyebalkan tapi aku benar-benar benci padanya.

Pelangi Disaat SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang