19.30
Saat bus gua udah nyampe ke villa, gua langsung cepat cepat pergi ke tempat gua.
"20.00 huh?" kata gua dengan smirk sambil berjalan cepat.
Sampai di tempat gua, gua langsung mengambil jacket denim yang ada disamping sleeping bag gua, dan langsung menyiapkan baju piyama gua buat nanti saat udah mau tidur.
Mereka berempat memperhatikan gerakan gesit gua dengan bingung.
"Odi? Mo kemana lagi?" tanya Janice
"M-Mo cari angin bentar hehe" jawab gua dengan agak gugup
"Yakin?" tanya Edgar yang lagi menatap gua curiga sambil mendekat ke gua
"I-Iya kok! Nanti gua...emm...jam 21.00 udah balik kok!"
"Lu ngapain aja diluar sana sendirian selama 1 jam hah?" dan...ya. Kali ini Ceazar yang curiga ke gua sambil mendekat
"E-Emm...Aduh pokoknya jam 21.00 udah balik dah! Janji! Udah ya? Bye semuanya!" kata gua sambil berlari keluar dari tempat gua.
Setelah gua berada di luar, gua liat jam
"19.35"
'Kalo gua kesana sambil lari, kira kira makan waktu sekitar...6-7 menit. Dan ini masih ada waktu 25 menit lagi. Hmm sambil jalan santai aja deh.' pikir gua santai
Selama gua jalan, ada banyak pertanyaan yang muncul dipikiran gua.
'Apa lagi yang bakal dia bikin malam ini? Gimana kalo nanti dia bikin yang aneh aneh? Kenapa harus malam malam gini? Gimana kalo nanti gua kenapa kenapa pas jalan pulang?'
"Engga. Audrey, you'll be fine." gua meyakinkan diri gua sendiri
~Di tempat pertemuan
Saat gua udah sampai di tempat pertemuan, melihat muka Daniella membuat gua melupakan semua kelelahan saat berjalan.
"Kenapa si harus malam malam gini?! Kan bisa besok pagi?!" tanya gua dengan kesal
"Kenapa? Lu takut keluar malam? Hahahaha"
"Engga si. Cuman gua dikhawatirin sama mereka berempat..." jawab gua dengan percaya diri
"Hmm...kita liat aja berapa lama lagi mereka bakal khawatirin lu. Yang pasti, ga bertahan lama. Lol." kata dia sambil mengibaskan rambutnya di depan muka gua
"Yayaya terserah lu dah mo ngomong apa. By the way, lu ngajak gua kesini mo ngomong apa hah?" tanya gua sambil mendekat ke mukanya yang pengen ditonjok.
"Hmm fysi, gua ketemu sama satu orang yang mau ngebantu gua buat deketin Ceazar. Katanya si, dia udah berpengalaman sama yang ginian. So, be prepared to lose, loser."
Gua yang mendengar itu berusaha untuk tetap stay cool dihadapan Daniella. Tapi sebenernya gua khawatir. Gua ga mau nanti sahabat gua jatuh ke orang yang salah.
"Oh ya? Emm...fysi, Ceazar bukan tipe orang yang gampang dipengaruhin. So, good luck with that." kata gua sambil tepuk tangan dan memasang senyum evil gua untuk yang pertama kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Between Us
De TodoMenjalankan sebuah hubungan itu ga mudah. Apalagi kalau ada 'dia' diantara kita.