Dulu dia masih bisa tertawa bahagia namun, sekarang telah jauh berbeda. Dulu dia suka bersenda gurau bersamaku. Namun, sekarang senda gurau itu hilang di redupnya malam
Dulu dia suka menjahiliku, sekarang masih sama aja.
Dulu, dulu dan dulu.
Ya artinya dulu.
Dulu dan sekarang jauh berbeda.
Seperti jarak di antara kita :"Aku memutarkan bola mataku sesaat melihat kutub es telah duduk manis dibangku kelas. Padahal sudah sangat amat jelas aku katakan kepadanya untuk istirahat di rumah. Dasar es kutub,kutub es, bodo ah
Aku langsung memposisikan diriku di tempatku, aku menghiraukannya, mengacuhkannya, intinya bersikap bodo amat.
"Cha, kok si Rafa sekolah. Bukannya kemaren dia baru masuk rumah sakit?" Tanya Ardha yang baru saja masuk ke kelas
"Lo kan liat ada orangnya. Kok masih aja nanya sama gue?" Tanyaku balik
"Yah, kiraiin gue lo tau" ujarnya
"Gue bukan emaknya, yang tau apa aja yang dia lakuin" jelasku
"Ya, tapi kan elo bakal jadi calon bini-nya" teriak Gio yang kubalas dengan tatapan sinisku
"Ups" ucapnya sebelum dia tertawa terbahak-bahak
"Awas aja lo ya, Gio. Tunggu perhitungan gue" ujarku kepadanya
"Udah Cha, sabar-sabar" ucap Sena teman sebangku diriku
"Guys-guys, gue ada kabar gembira nih. Kalian tau gak kalo hari ini kita bakal pulang cepet, soalnya guru pada rapat" ujar Aldo yang baru saja masuk ke dalam kelas
"Jangan menyebarkan kebohongan wahai temanku Aldo" ucap Windy yang sedang duduk bersama Ardha
"Gue gak bohong Win, gue berani taruhan" ungkapnya
"Berisik tau gak" jengahku
"Apaan sih Cha, gue perhatiin dari kemaren lo sensian mulu. Lo pms yak" ucap Gio
"Bukan urusan lo" ucapku lalu keluar kelas
Aku berjalan menuju perpustakaan, astaga hari ini sangat berat. Baru aja mau belajar, tapi hati aja dah panas.
Aku membuka perlahan pintu perpustakaan, takut menggangu banyak orang kalo bukanya gak pelan-pelan. Aku mulai menyusuri rak-rak buku yang tersusun rapi di sini. Tangannku menyusuri tiap-tiap rak dengan lincahnya. Dan, oh yeah. Aku menemukan buku favorit-ku, dan langsung saja aku berjalan ke sudut yang dimana itu adalah tempat favoritku juga, yang di bawah AC itu loh.
Hampir dua jam aku merasakan kedamaian dunia, hingga telfonku berdering yang membuat kedamaian ini kembali goyah. Sebuah chat singkat dari kutub es.
From : Manusya kutub
Pulang?Pesan singkat yang membuatku menautkan alis sembari berfikir sejenak.
"Echa, kamu gak pulang nak?" Tanya bu Rere selaku penjaga perpustakaan
"Eh, pulang bu?" Tanyaku balik, maap lagi mikir
"Kamu gak tau, sebentar lagi guru akan rapat. Sebaiknya kamu langsung pulang ke rumah" ujarnya
"Begitu ya bu, yaudah kalo gitu Echa balikin buku dulu ya" ucapku lalu berpamitan kepadanya
Aku berjalan menuju kelasku dengan terburu-buru. Setelah sampai aku langsung membereskan tas dan juga buku-buku. Saat sedang asyik berberes ada seorang yang menepuk punggungku yang membuat aku terlonjak kaget.
"Bisa gak sih gak ngagetin" kesalku melihat sang pelaku
"Pulang" ucapnya
"Iya bentar, gak liat orang lagi beres-beres" sarkasku, kayaknya gue lagi pms beneran deh
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma cold boy
Teen Fictionpemanasan global bisa membuat balok es di kutub utara mencair. dan pertanyaanya sekarang adalah bisa gak aku buat hati dia mencair? Hiatus dulu yak, gatau sampe kapan :"