Aku mengernyitkan mataku saat matahari mulai masuk ke dalam kamarku. Mungkin ini terlalu siang. Akibat tidur kemalaman, aku kesiangan bangunnya. Dengan alasan sakit kepala, aku jadi tidak pergi sekolah.
Aku memegang kepalaku saat hendak berdiri, aku klarifikasi ya. Aku kalo kurang tidur pasti sakit kepala, jadi gitu alasan gak sekolah. Jangan tanyakan Rafa sama aku, soalnya gak tau.
Aku berjalan menuruni tangga secara perlahan, sakit bener kepalaku. Aku menuju dapur yang dimana bi Dina sedang memasak.
"Ya allah non, non kenapa?" Panik bi Dina melihat tampilanku
"Echa gapapa bi, cuman kurang tidur aja semalem. Oh ya bi, kita ada obat sakit kepala gak?" Tanyaku
"Obat sakit kepala, kayaknya bibi nyimpen deh. Bentar ya non, bibi ambil dulu" ujarnya yang kubalas dengan anggukan pelan
Kepalaku terasa berat, badanku agak meriang. Double combo emang
"Ini non" ucap bi Dina sambil menyodorkan obatnya
"Makasih ya bi" ucapku
"Non, pasti belum makan ya. Bentar ya, bibi siapin dulu" ucap bi Dina
Bi Dina ini emang deket banget sama aku, selama mama sama papaku pergi aku selalu diurus sama bi Dina.
Bi Dina datang membawakanku bubur ayam, emang paling de best deh bi Dina.
"Ini non, dimakan" ucapnya sambil menyodorkan mangkuk yang berisi bubur ayam
"Makasih bibi" ucapku dengan senyuman
"Non, maaf sebelumnya" ujarnya
"Hmn, minta maaf buat apa bi? Bibi kan gak buat salah" balasku
"Kayaknya bibi mau cuti dulu, si Rama dari kemarin kondisinya kayak gitu. Rencananya bibi mau bawa dia ke rumah sakit" jelasnya
"Oh, kirain apaan" jawabku
"Jadi gimana non, bibi boleh cuti gak sekitar 3 harian?" Ungkapnya
"Boleh kok bi, tenang aja. Entar urusan rumah biar Echa aja yang ngatur. Nah kalo bibi udah selesai masak bibi langsung pulang aja, gapapa kok" jelasku
"Makasih ya non" ucapnya
Terkadang aku merasa sedih kalo bi Dina gak ada di rumah, ya tapi gimana ya. Bi Dina kan pasti ada kesibukan tersendiri. Apalagi dia itu seorang ibu dari ketiga anaknya, ya aku gak boleh egois dong.
"Non, bibi udah selesai masaknya. Bibi izin pamit pulang ya" ujarnya yang kubalas dengan anggukanku
"Hati-hati bi, kalo perlu apa-apa langsung kabarin Echa aja ya" ungkapku yang dibalas dengan senyuman bi Dina
Kan jadinya kangen mama sama papa. Aku memakan obat setelah menyelesaikan makanku, setelah itu aku beranjak menuju kamarku. Nolep sekali hidup saia
Aku membaringkan tubuhku di atas kasur, kepalaku masih terasa sakit. Jadi untuk sekarang aku putuskan untuk tidur lagi.
Namun, mataku ini sama sekali tidak bisa diajak kerjasama. Semakin aku memejamkan mata, semakin pula aku tak ingin untuk tidur. Namun beberapa saat kemudian akhirnya aku bisa tertidur pula.
Aku bangun dengan perut yang begejolak, aku langsung berlari ke kamar mandi dan memuntahkan seluruh makanan yang kumakan tadi.
"Mama" ucapku sambil menahan tangis
"Huek" habis sudah makanan tadi
Aku tekulai lemas di depan wastafel, aku memandangi wajahku yang begitu pucat. Aku memicingkan mataku saat melihat penampakan yang berada di belakangku. Aku mengucek mataku namun penampakan itu tak hilang. Hingga aku merasakan detakannya berada di punggung belakangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma cold boy
Teen Fictionpemanasan global bisa membuat balok es di kutub utara mencair. dan pertanyaanya sekarang adalah bisa gak aku buat hati dia mencair? Hiatus dulu yak, gatau sampe kapan :"