Aku memasuki rumah Rafa dengan terheran, sebabnya banyak sekali perubahan mulai dari sofa sampai pernak-pernik. Biasanya gak kayak gitu sih
"Oh ya Cha, kamu langsung ke atas aja. Ganti baju" ujarnya yang kubalas dengan anggukan
Baru jalan beberapa langkah Rafa memanggilku yang otomatis aku memutarkan badan.
"Napa?" Tanyaku
"Hmn, kalo 10 menit cukup gak buat siap-siapnya?" Tanyanya
"Heh, lo kira gue apaan. Masa siap-siap cuma 10 menit, lo gak tau apa betapa ribetnya jadi seorang cewek" kesalku
"Pokoknya 10 menit ya" ujarnya lalu meninggalkanku
"Dasar tu manusia" decakku
Aku berjalan ke lantai atas, fyi di lantai atas cuma ada 3 kamar. Kamar abang Rafa, Kamar mama and papanya dan kamar Rafa. Aku pun memasuki kamar Rafa soalnya barang-barangku ada beberapa disana. Sebelumnya jangan berpikiran yang enggak-enggak ya. Biasanya kalo aku nginep sini, Rafa bakal tidur dikamar abangnya atau di kamar bawah dan saya akan menguasai kamarnya. Kata mama papanya, biar aku selamat karena kamar si Rafa persis disamping kamar mama dan papanya. Begitu,
Baru saja mau mengganti pakaian, pintu kamarku diketuk oleh seseorang. Dengan malas akupun berjalan lalu membukanya
"Abang? Mau cari Rafa ya?" Tanyaku saat melihat orang didepanku
"Enggak kok Cha, abang cuma mau ngasih ini doang. Titipan Rafa" ujarnya
"He, emangnya kemana tuh orang?" Tanyaku lagi
"Biasa, dandan dia" balas Abang Ryan
"Mau ada apaan sih?" Tanyaku lagi, monmaap kepoan saya orangnya
"Echa mah, nanya mulu. Abangkan jadi gemes" ujarnya
"Abang sehat kah" ujarku lalu menempelkan tanganku ke dahinya
"Echaa, abang gapapa kok" balasnya
"Iya bang iya" ucapku
"Nih, titipannya. Harap bersiap dengan segera ya, soalnya bentar lagi tamunya dateng" ungkap abang lalu turun ke bawah
Akupun langsung bergegas, dan ya titipan yang diantar oleh abang Ryan itu dress. Untung simple, kalo kagak monmaap gak kupake
Setelah 15 menit bersiap, akhirnya akupun telah siap sedia. Dress berwarna biru muda selutut dengan flat shoes. Aku memutar tubuhku dihadapan cermin, aku sangat puas dengan ini.
Dan tak sadar ada seorang melihat gerak-gerikku dari pintu."Woylah, ucap salam dulu napa" ujarku
"Cangtip" jawabnya
"Makasih btw" balasku
"Ayo turun" ujarnya sambil memberikan tangannya kepadaku
"Hey, don't touch me boy" ungkapku yang membuatnya menautkan alisnya
"Gue bisa sendiri kok, elo gak perlu takut kalo gue jatoh" ucapku
"Oh ya sebelum itu, ngapain gue pake sepatu di dalam rumah. Flat shoes lagee" gumamku
"Ada acara di taman belakang" ungkap Rafa
"Oh gitu ya. Kalo gitu ayo turun" ajakku namun si Rafa no respond
"Rafa, elo kenapa nge-frezee gitu. Mau ikut mannequin challenge gitu, dah gak jaman lagi lho" ujarku sedangkan dia masih tetap diam
"Dear my julietno, give your hand please" ungkapku
"Kok Julietno?" Tanyanya
"Kalo Juliet buat cewe Fa" balasku
"Udah sinii deh tangan lo" ucapku lalu menarik tangannya
"Echa, jangan tarik-tarik dong. Ini tangga, bahaya kalo jatoh. Dan ya kamu gak romantis..."
***
Aku terbangun saat cahaya matahari sudah menembus masuk ke kamar Rafa. Dengan kondisi setengah sadar akupun langsung beranjak
"Syit, gue kesiangan" cemasku
Akupun langsung bersiap-siap untuk ke sekolah, dengan tergesa-gesa akupun siap dengan pakaian yang suprr duper acak-acakan.
"Gak ada waktu lagi" gumamku melihat penampilanku yang berantakan
Dengan segera akapun turun ke bawah dan menjumpai keluarga Rafa yang sedang sarapan.
"Echa, kamu udah bangun sayang?" Tanya Mama Rahma
"Iya ma, Echa kesiangan" balasku
"Echa, kok kamu kusut banget. Dan ya kamu mau kemana?" Tanya Bang Ryan
"Ke sekolah Bang, dah telat pake banget" jawabku yang membuat semua orang tertawa
"Hue, kok pada ngetawain Echa sih" ujarku
"Echa, ini hari sabtu. Kan sekokah libur" ungkap Rafa sambil terkekeh
"Masa sih" ujarku lalu mengcheck handphone
"Oh iya ya" gumamku
"Udah-udah, sekarang kamu duduk gih disamping Mama" ujar Mama yang kubalas dengan anggukan
"Kamu mau makan apa sayang?" Tanya Mama Rahma setelah aku duduk
"Nasi goreng aja ma" jawabku
"Segini cukup?" Tanya Mama
"Iya Ma cukup. Makasih ya Ma" ujarku yang dibalas senyuman olehnya
"Sangat serasi antara anak dan calon mantu" ucap Papa, Papa Rafa guys
"Woiya jelas dong" balas Mama
"Aku cemburuu" ujar Bang Ryan
"Kamu dah besar juga" balas Mama
"Iya Ryan, Mana kamu bentar lagi mau nikah juga. Please lah ya jangan manja. Liat sih Rafa tuh anteng-anteng aja" ungkap Papa
"Rafa juga cemburu" ungkap Rafa
DOENG!
DOENG!
ASDFHHKLL....
.
.
.
."Apa Rafa cembokor" Ujar Sena dari telepon
"Iya, gue juga gak abis pikir. Saat bilang gitu mana suaranya lempeng banget, ngakak banget aku tuh"
"Astaga, manusia bentukkanya kayak gitu rupanya bertingkah kayak anak kecil. Gak habis pikir banget gue" heboh Sena
"Iya Sen, gue juga bingung. Oh ya udahan dulu ya, si Ono lagi kesel nih denger suara lo yang menggelegar nih" ujarku
"Masa sih hahahahha, okay lah bey. Entar telponan lagi bilangin sama dia jangan ngambek" ucap Sena lalu sambungan telpon pun terputus
"Rafaaa, dapet salam dari Sena. Katanya jangan ngambek" ujarku sambil menahan tawa
"Udah denger" jawabnya sambil memuncungkan bibirnya
"Elo kok kiyut banget sih" ucapku lalu mengunyel-ngunyel pipinya
"Is Echa mah" kesalnya
"Cup, cup, cup. Big baby Echa jangan ngambek ya" ujarku
"Hmn"
"Persis kek bayi" gumamku
"Echa mau bayi?" Tanya Rafa yang membuatku kaget
"Maksudnya apaan" kagetku
"Nggak Cha"
"Ih, Rafa otaknya udah gak beres. Mulai sekarang jaga jarak minimal 10 meter. Gak mau tau Echa" ungkapku
"Loh kok gitu"
"Echa kesel sama Rafa" lalu aku keluar meninggalkannya
Howie 👋
Saye akhirnya update setelah sebulan lebih gak update.
Btw mohon maap ya!
Dan maap kalo makin ke sini makin gak nyambung EhePokoknya stay safe terus, salam hangat dari Afa n Cha💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma cold boy
Teen Fictionpemanasan global bisa membuat balok es di kutub utara mencair. dan pertanyaanya sekarang adalah bisa gak aku buat hati dia mencair? Hiatus dulu yak, gatau sampe kapan :"