gara-gara

6 2 0
                                    

Aku menemui Kevin di rooftop, memang kami udah janjian buat ketemuan disana dan yang jelas pertemuan kami tanpa sepengetahuan Rafa.

"Jadi, kenapa?" Tanyaku pada Kevin yang masih menyeruput nikmat minumannya

"Cha, sebenernya gue dah lama mendam rasa ini buat lo. Gue gak terima kalo lo mesti tunangan sama Rafa" ungkapnya

"Hmn, terus"

"Ya, lo mau gak jadi pacar gue Cha" ungkap Kevin yang membuatku menghela nafas kasar

"Gini ya Vin, gue nganggep lo cuma sebates temen dan gak lebih" ujarku

"Tapi, Cha. Lo sama Rafa juga gak ada hubungan selama ini. Yang jelas, setelah tamat lo sama dia baru ada hubungan" jelasnya

"Nah, itu lo tau. Vin" balasku

"Cha, gue tau lo gak bakal bahagia sama Rafa" ucapnya

"Lo tau apa tentang gue dan Rafa, Vin" helaku

"Emang gue gak tau banyak tentang lo sama Rafa. Tapi yang jelas lo gak ada hubungan sekarang sama dia dan dia masih mikirin masa lalunya" ujarnya yang membuat hatiku sedikit pilu

"Lebih baik lo pilih gue Cha"  timpalnya

"Gini ya, Vin. Gue itu gak ada perasaan terhadap lo. Dalam artian gue hanya menggangap lo cuma temen, gak lebih. Gue harap lo bisa hargaiin keputusan gue Vin" ungkapku

"Cha, beri gue kesempatan" ucapnya yang membuatku benar-benar jengah

"Vin, gue tegasin sama lo ya. Gue nganggep lo cuma temen gak lebih, kalo lo pingin kesempatan. Maaf gue gak bisa" tegasku kepadanya

"Cha"

"Dan ya, lo bukan tipe gue. Tipe gue itu bentukannya kayak Jimin Bities. Puas lo" kesalku

"Soal kemarin, gue cuma minta temenin lo buat makan bareng, plis jangan salah artiin" timpalku

Kevin menatapku dengan tatapan yang sulit kuartikan, setelah mengklarifikasi itu semua, aku akhirnya turun dari rooftop dan menuju gerbang sekolah.

"Eh, buset. Gue lupa nanyain soal baku hantam tadi" monologku sesaat sampai di depan gerbang

"Au ah kesel"

Aku berjalan menuju halte depan sekolah, rencana-nya aku akan pulang naik angkutan umum. Namun, setelah sekitar 5 menitan menunggu.

Sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan halte sekolah. Yap, itu pak Hisyam guys.

"Eh, pak Hisyam. Ngapain disini pak? Mau jemput Rafa?" Tanyaku

"Enggak non, bapak mau jemput non Echa kok" ucapnya yang membuatku sedikit terkejut

"Lho kok Echa pak?" Tanyaku lagi.

"Perintah tuan Rafa, non" ucapnya

"Oh, gitu"

"Yaudah non, silahkan masuk" ucapnya sambil membukakan aku pintu

***

"Bi Dina, liat Rafa nggak?" Ucapku sesaat sampai rumah

"Kenapa manggil" balas Rafa yang sedang duduk bersantai di ruang tengah

"Jajanan gue jangan dimakanin napa" dumelku yang gak direspon sama si kutub

"Maaf non, non tadi panggil bibi ya?" Ucap bi Dina yang muncul dari dapur

"Oh, gapapa kok bi" ucapku sambil menyengir

"Kiraain ada apa, bibi lanjut ya ke belakang" ucapnya yang kubalas dengana anggukan

Ma cold boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang