4.

23 6 1
                                    

Sekarang suasana kelas menjadi lebih rame apalagi  Zifana dan Kirana beradu argumen tentang guru paling rese sejagat raya.

"bukan...  Bu Lijee itu yang paling ngeselin masak kemarin rambut gue di potong" gerutu Kirana.

"gimana gak di potong orang rambut lo kayak ayam warna warni gitu" sewot Zifana.

"Bu Lijee aja yang gak tau pesion"

"fashion goblok!!"

"suka-suka princes doang"

"hilih princes apaan rambutnya kayak tante-tante kurang belaian gitu" ucap Zifana.

"kenapa lo belain Bu Lijee sihh" gerutu Kirana.

"Bukan belain tapi pendapat orang beda-beda, dan menurut gue guru yang paling menyebalkan itu pak Dewa"jawab Zifana.

"yaa juga sih tapi menurut gue Bu Lijee paling ngeselin"ucap Kirana.

"tapi pak Dewa juga nyebelin sih"lanjut kirana.

"nahhh.... Btw bentar lagi liburan lo mau kemana?"tanya Zifana.

"pulau kapuk dong" jawab Kirana.

"trus kelas kita kebagian piket sekolah hari  apa?" tanya Zifana.

"kalau gak salah sih hari senin"ucap Kirana

"lo berangkat sama siapa nanti?" tanya Kirana.

"mungkin sana si Sani" jawab Zifana.

"gue paling sama si Langit mendung itu"ucap Kirana.

"sorry gak nanyaa yaa"ledek Zifana.

Kirana mencebikan bibir kesal kepada sahabatnya "yodahhh sana pergi gak usah temenan sama gue" usir Kirana.

"dihhh baperann bocah" Zifana terkekeh melihat Kirana menggerutu.

"nyadar dong ege kita nih masih kecil berarti masih bocil jugaa" terang Ansu tiba-tiba.

"khusus si Kirana udah gede" jawab Zifana.

"gede darimananya coba" tanya Ansu.

"tuhh dari gunungnya" tunjuk Zifana dengan dagu ke arah dada Kirana.

Kirana menyilangkan tanganya di dada karena teman laki-laki di kelasnya mendengarkan ucapan Zifana yang frontal.

"kondisiin dong suara lo, lihat noh si Wisnu kalau lihat gue kayak macan mau nerkam mangsa"gerutu Kirana, Zifana mengendarkan pandangan di penjuru kelas melihat apakah benar ucapan Kirana tadi.

"sini gue peluk biar Wisnu gak lihat dada lo" Kirana berangsur pindah agar lebih dekat dengan Zifana karena Zifana si bar-bar tidak takut dengan teman laki-laki.

"lo sihh ngomongyaa kenceng banget, gue takut ntar si Wisnu nyegat gue di gang sempit pinggir rumah " gerutu Kirana.

"kalem aja ntar gue anter pas pulang, ini wujud gue minta maaf deh"ucap Zifana dengan rasa bersalah karena memang Wisnu adalah teman ter omes yang pernah ia temui untuk saat ini.

"harus lahh kan ini salah lo" Kirana masih dengan pendirianya sedang merajuk pada Zifana.

Zifana tau Kirana takut kepada Wisnu karena dulu ia hampir di lecehkan oleh Wisnu untung saja ada Langit dan temanya melintas di area gang sempit milik Kirana. Saat itu Langit ingin mengantar temanya ke  rumah sehabis nongkrong di caffe dekat perempatan.

Wisnu terobsesi dengan Kirana,mereka sudah berteman dari kecil namun Kirana dekat dengan teman sekelasnyaa lalu melupakan Wisnu. Wisnu tidak terima atas perlakuan semena-mena oleh Kirana yang datang hanya saat susah saja,,  fikiran Wisnu kecil untuk menodai Kirana agar hamil dan ia bisa dekat dengan kirana setiap saat.

Namun rencana hanyalah rencana karena jika takdir tidak menyetujui akan hanya menjadi wacana.
Rencana Wisnu gagal karena kedatangan Langit serta Alan datang menyelamatkan Kirana.

Lamunan Zifana tersentak karena guncangan Kirana di belakang tubuhnya.

"ck, napa sihh"gerutu Zifana.

"ngelamunin jorok yaa lo"tuduh Kirana.

"gue jorokin lo ke jurang lama-lama,siapa juga yang omes" ucap Zifana.

"lahh gue kan gak nuduh lo omes, kan gue nanya lo mikir jorok atau gimana"kilah Kirana.

Zifana menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena ucapan Kirana ada benarnyaa, Kirana  tidak menuduh omes tpi nanya apakah ia berhayal jorok apa tidak. Auahh pusing mending ke kantin aja pikir Zifana.

Z I F A N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang