6.

3 0 0
                                    

Saat ini Zifana memakan makananya di kamar setelah mengendap-endap masuk kedalam ramah. Nasib baik untuk Zifana karena Bunda nya berada di rumah tetangga ntah apa yang membuat sang Bunda kesana. Zifana bodoamat yang paling penting ia harus cepat menghabiskan seblaknya. Saat asik memakan seblak hanya tinggal satu suapan Zifana di kejutkan dengan pintu yang terbuka. Buru-buru Zifana menyembunyikan seblak kesayanganya di kolong tempat tidur. Dan yang masuk kamar adalah Langit.

"jingann gue kira Bunda yang masuk kamar" gerutu Zifana.

"hayoo habis makan mie pedes kan?" tebak Langit dengan terkekeh pelan karena ia tau kebiasaan sahabatnya yang suka makan mie.

"iyaa gue makan mie tapi lo jangam ember bilang ke Bunda" tunjuk Zifana

"dikasih apa nih gue kalau bisa tutup rahasia" tanya Langit.

"kalau lo bilang Bunda, gue bakal sunat lo" ancam Zifana.

"gimana kalau lo sunat sekarang" tawar Langit dengan tergelak.

"siapa yang berani" tantang Zifana.

"yang ada siapa takut,bego di pelihara" ucap Langit berjalan mendekati Zifana dan duduk di sebelahnya.

"sana jauh-jauh kita lagi musuhan" usir Zifana.

"dihh gue takutnya lo ntar kangen gue"

"lang gue bosan pergi ke mall yuk" ajak Zifana.

"tadi katanya marah" goda Langit pada Zifana.

"ya udah gue pergi ama Weni sama Kiya aja" gerutu Zifana menuju kamar mandi guna membersihkan diri.

"dih ngambekan kyak perawan" Langit semakin gencar menggoda Zifana.

"lo tuh yang udah gak perjaka, udah main kuda-kuda an sama Jeni!" teriak Zifana dari dalam kamar mandi.

"ehh bangsat lo tau darimana?" teriak Langit.

" gue ramal nih lo pake sempak warna hitam kan?" Zifana terbahak dari dalam kamar mandi.

"tau darimana tuh bocah" gumam Langit

Klekkk

Langit menoleh saat pintu kamar mandi terbuka memperlihatkan Zifana yang mengenakan celana jins dan hoody yang kembar denganya.

Lamunan Langit buyar saat Zifana melempar handuknya.

"mikir jorok ya lo" Langit tersadar dan ternyata Zifana sudah siap untuk berangkat.

"sok tau bocil"

"percaya dehh yang udah tua" ledek Zifana.

"jadi pergi gak nih"tanya Langit.

"jadilah orang gue udah cantik gini" ucap Zifana.

"gue kayak pacar lo tau nggak, kemana-mana bareng trus" goda Langit.

"ngarepp lo bambang"tonyor Zifana.

"jadi berangkat gak nih daritadi ngomong terus gak jadi berangkat"

"lo sih ngajak berantem trus" ucap Zifana cengengesan.

"untung lo cewek Fan kalau cowok udah gue tonjok, ngabisin kesabaran doang" keluh Langit.

"lo kira gue berani" tantang Zifana sambil menuruni tangga rumah.

Langit semakin gondok dengan Zifana yang berbelok ke arah dapur, padahal tadi ia sudah memakan seblak atau mie dengan kerupuk di tambah dengan ceker ayam. Langit hanya geleng-geleng melihat Zifana makan nasi lagi mau ngelarang pun Langit tak akan gunanya sama sekali, mending Langit juga ikut makan jadi ntar ada tenaga buat menghadapi sifat Zifana yang terkadang diluar nalar.

"perasaan tadi udah makan mie dehh" ucap Langit.

"yaa teruss" ucap Zifana cuek.

"katanya mau ke mall kenapa malah makan"

"yaa terusss"

'' nabrakk"

"punya temen gini amat yaa tuhann, jual temen gini dimana sih tempatnya" keluh Langit.

"toko bangunan ajaa" sahur Zifana.

"mana ada dodol" tonyor Langit pada Zifana.

"ihhh jangan pegang kepala dong!! Kan lo tau sendiri gue paling benci orang pegang kepala gue" sungut Zifana.

"iyadehh maap ntar beliin eskrim" bujuk Langit.

"ogahh lo kata gur bocah yang ngambek trus lo rayu dengan eskrim, cuihh gue juga bisa kali beli sendiri" Zifana
Berjalan menuju ruang tv dan memakan nabati kesukaanya di tambah nutriboost yang ia ambil dari kulkas sebelum ke ruang tv.

"yaudahh minta apa deh tapi jangan ngambek lagi?" bujukk Langit.

"beliin gue toko emas sama toko eskrim, mau gaa?" tawar Zifana.

"ogahhh mending gue beliin lo seperangkat alat sholat"

"gue udah punya mukena sendiri"

"buat mahar nikah kita ntar itu" Langit menaikan kedua alisnyaa menggoda Zifana.

" gue sih ogah sama duda kayak lo" ucap Zifana dengan senyum miring.

"gue aja belum nikah masak udah jadi duda aja"

"tapi udah ga perjakaa!!" ucap Zifana ngegas.

Langit berpindah cepat duduk di sebelah Zifana membekap mulut Zifana, Langit melotot pada Zifana dan dibalas juga oleh Zifana seolah tidak takut kemarahan Langit.

"kalau ngomong jangan keras-keras bego, ntar kedenger orang di laporin Bunda gue mampus gue"bisik Langit gemas. Zifana menyikut perut Langit karena masih saja di bekap mulutnyaa mana bau ayam goreng lagi batin Zifana.

"cuihhh tangan lo bau" Zifana mengelap bibirnyaa dengan hoodie yang di pakai Langit dan berujung menggigit lengan Langit.

"Awwww!!!, kayak anjing tau nggak suka gigit kalau kalah gelud yang kemarin ajaa belum sembuh lebamnyaa sekarang di tambah lagi" gerutu Langit.

"wleee!" Zifana berlari menuju kamar meninggalkan Langit yang kesakitan.

Sepeninggalan Zifana, Langit tersenyum kecil karena gemas kelakuan sahabatnya.

Z I F A N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang