4

41 2 0
                                    

Deru mesin mobil bersahutan dengan lantunan musik yang terputar dimobil Deva. Deva mengantar Andha kuliah pagi ini setelah kemarin dengan sangat terpaksa Andha meminta Reya mengantarnya.

"Are you okay?" Deva membuyarkan lamunan Andha yang sejak saat masuk ke mobilnya diam tanpa sepatah katapun, seperti bukan Andha.

"Yap."

"But i don't think so.." Ujar Deva yang dengan jelas melihat sebuah masalah diwajah adiknya.

"Nah, i'm fine."

"Just tell me if you have something that really bothers you."

"No i'm okay. Just..ya, tired of college. Umm something like that.."

"Alright, but if you need to talk just call me. You know that i'm always available for you."

"Got it."

Deva mengakhiri pembicaraan dan membiarkan Andha kembali tenggelam dengan pikirannya sendiri. Deva memahami Andha, mungkin Andha hanya lelah, begitu pikirnya. Andha tidak pernah menyembunyikan apapun darinya sejauh ini, dia bahkan akan menceritakan hal-hal kecil seperti lipstiknya habis, atau ketika ia kesal dengan temannya yang seenaknya meminta parfumnya.

"Andha masuk ya Bang." Tidak seperti Andha yang biasanya, yang selalu bersemangat. Pagi ini ia begitu lesu, langkah kakinya bahkan terasa berat untuk melangkah keluar dari pintu mobil.

"Yep, have a nice day lil."

Andha berjalan dengan gontay, tatapannya terlihat kosong nampak sekali pikirannya berjalan-jalan entah kemana. Dalam pikirannya saat ini adalah, apa yang akan ia lakukan saat bertemu Arion nanti.

Apa gue harus berlutut, masang muka melas gitu biar dia simpati?

Kalo perlu gue sujud deh!

Pokonya gue akan memohon ampun :')

"Andha!" Andha menoleh kebelakang.

Jayden, lo kenapa harus semanis itu kalo cuma buat jadi temen gue!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jayden, lo kenapa harus semanis itu kalo cuma buat jadi temen gue!

"Hey." Andha balas sapaan Jayden, matanya kembali berbinar. Kehadiran Jayden mampu mengubah suasana hatinya hanya dalam sekejap.

Hanya melihat Jayden berjalan mendekatinya, jantung Andha sudah berdegup tak karuan. Dalam pikirnya, Jayden bak seorang pangeran yang menghampirinya untuk mengajak sang putri berdansa. Tanpa Andha sadari senyumnya mengembang begitu lebar. "Lo baru dateng Ndha?" Andha diam, bibirnya masih melebar.

Jayden mendekat, ia tatap lekat Andha yang masih terbuai dengan lamunannya. Jayden coba kibas-kibaskan telapak tangannya tepat didepan wajah Andha.

Trek! Jayden jentikan jarinya.

"Ya ampun!" Akhirnya Andha tersadar dari imajinasinya.

"Lo kenapa sih Ndha?"

"Hah, ng-nggak." Andha segera memutar badannya membelakangi Jayden. Kemudian Andha bergegas berjalan, disusul Jayden disampingnya.

HER, The Gift Of...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang