Disudut sebuah kamar berhias biru dan hitam terdapan seorang anak kecil yang meringkuk ketakutan dengan tangan memeluk tubuh yang gemetar , wajahnya agak pucat dan matanya sebab karna terlalu banyak menangis . anak itu mengangkat dagunya dan memandang foto dirinya dan ibu nya yang pecah karna dirinya , tangan kecilnya mengambil foto itu dengan gemetar.
"i..bbbu.. Ibu maaf..maff maaf..kn hiks hiks.. Hendra hiks kenapa hiks kenpa ibu pergi ninggalin Hendra sendiri hiks hendra takut bu" hendra kecil memeluk foto ibunya sambil memejamkan mata hinga tak terasa karna terlalu lama menangis hendra tertidur pulas di ujung tembok jauh dari kasur yg berantakan oleh buku dan berbagai macam barang yang berserakan entah habis terjadi apa di sebuah kamar anak kecil itu.
Anak kecil itu terbangun dari tidur nya di lantai , dia membuka mata mengerjap beberapa kali dan menguap . Dia mengambil foto yang ter geletak disampingnya dan mulai tersenyum kecil sangking kecilnya hingga tak terlihat . Hendra kecil berdiri menuju kasur yang luas lalu dia memperhatikan banyak barang yang ia jatuhkan semalam hingga sekarang seperti kapal pecah. Lalu dengan lemas ia membersihkan kamarnya satu demi satu . Beberapa menit kemudian ia selesai , Hendra lecil mengelap keringat di keningnya dan leher nya setelah itu anak itu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badan nya.
Hendra kecil sudah memakai baju kaos biru dan celana hitam. Dia pergi keluar kamar untuk makan karna semalam saat acara pemakan ibunya ia tidak makn dari pagi hingga malam . Saat sampai di ruang makan ia melihat pembantunya sedang menyiapkan makanan.
"nden udah bangun , ini bibik nyiapin nasi goreng kesukaan nden Hendra ayo cepat makan" bibik tersenyum ramah sambil menarik kursi untu hendra kecil .
Hendra hanya diam membisu dan duduk di tempatnya bibik ruyanah tersenyum hangat walau hendra kecil tak pernah menjawab atau tertawa di depan orng lain karna memang sejak kecil hendra sangar dingin kesemua orang kecuali mendiang ibunya.
"Nden mau ayam?" sambil mengambil piring berisi ayam goreng , hendra menggeleng dia hanyak mengaduk nasi dan memakan nasi itu sedikit demi sedikit .
"bi sepi?"ujar hendra kecil yang masih menatap piring nya.
bibik menoleh ke hendra dan tersenyum " nden cari papa ya??? Papa den masih di ruang kerja belum kesini"
hendra hanya menatap nasi "siapa yng tanya dia! Hen cuma tanyk kok sepi bukn dia!"
bibik hanya ternyum kecil sambil menggeleng "nden jangn gitu, gitu gitu itu papa nden Hendra sendiri " mengelus rambut pendek hendra dengan kasih sayang.
hendra diam hingga beberapa menit kemudian "hmmm ... Sejak kpn dia jadi papa hen, yang hen tau dia adalah dosen yang sibuk , hingga selalu cuek sama hen dan ibu " dengn muka datar sambil mengunyah makanannya
"tpi.... Ndden tetep gk bol-"
sebelum melanjutkan hendra motong pembicaraan "hen gk pernh punya ayah , hen juga gk pernah di sayang ayah , hen juga gk pernah lihat ayah sayang hen sama ibu , ibu ibu hen dan dia bukan papa hen jadi wajar hen gk mau tau soal dia karna dia gk mau tau soal hen dan ibu!!!! "
bibik sangat terkejut dengn isi hati hendra yang diluapkan sampai sampai hen dan bibik tidak sadar siap yang berada di tangga
" BAGUS!! SIAPA YANG AJARIN KAMU BICARA KASAR HENDRA !! "dengan suara lantang dn membentak , papa hendra jalan dengan amarah karna ank tunggalnya menjelek²kannya .
Hendra yang memang tidak pernah takut dengan papanya karna dari dulu papanya selalu memukul dan memebentaknya , dia hanya diam tetap memakan makanannya.
" APA KAMU DENGAR UCAPAN PAPA!!! SEJAK KAPAN KAMU MENJELEK JELEKKAN PAPAMU" papa hendra sekarang berada didepan hendra dengan menatap tajam anaknya itu...
"Tu-tuan sabar namanya anak kecil nden hendra hanya berbicara omong kosong"ucap bibik dengan gemetar.
papa hendra melirik pembantunya itu " anak ini jika di biarkan tambah melawan , jika saya tidak sayang dia ngspain saya sekolahkan anak ini , memang dia tidak tau diri sudah makan hasil uang saya sekarng menjelekkan saya dibelakang !!!"
hendra diam menghentikan tangannya "saya sekolah karna biasiswa bukan dari uang anda , saya makan dari uang ibu saya , disini yang kerja bukan hanya anda, saya pun tidak diberi uang saat sekolah ! Jangankan uang peluk dan perhatian saja anda tak beri, ah harus nya saya tidak mengatakannya tuan Danu bamantara!!"
hendra pu berdiri daru kursi meja makan dan melangkah pergi, dengan emosi ayahnya menarik tangannya. "DASAR BIADAB ,ANAK DURHAKA berani kamu jawab saya" sambil menampar dan mendorong anak itu hinga hendra kecil menabrak kursi meja makan.
bibik ruyanah berlari menangis memohon " tu-tuan berhenti -berhenti saya mohon kasian nden dia masih 7 tahn kasian "
papanya hanya diam dengan tatapan benci dan pergi meninggalkan hendra kecil tanpa sepakatah apapun. Hendra meringis kesakitan karna benturan punggung nya sangat keras hinga meja bergeser .
"nden ya allah.... Kenpa nden hidup anda seperti ini hiks hiks... anak seperti anda seharusnya bermain dan dijaga bukan seperti ini hiks... "bibik memeluk hendra kecil sambil menangis meratapi nasip tuan muda nya. hendra diam dan menutup mata tanpa suara menahan rasa sakit di punggung, kaki dan tangan nya.
HENDRA POV
aku menahan rasa sakit saat sedang di obati bibik ruyanah, beliau memang sudah lama bekerja menjadi pembantu dirumah ibu ini. Bibik selalu aku anggap ibu kedua ku walau beliau cerewet dan sering mengkhawatirkan aku dan ibu tapi beliau baik, mungkin sifatnya tertular ibu ku. Aku tertawa kecil melihat wajahnya yang hawatir itu, bibik melihat ku dengan keriput di dahinya
"ndenn.. Kenapa tertawa saya sedang marah lo nden.. Saya hawatir lain kali nden diam jika ayah nden marah saya mohon nden"
bibik ruyanah masih saja mengomel aku pun tersenyum dan mengangguk aku memang tidak memperhatiakan ucapannya karena terlalu fokus melihat garis keriput di seluruh wajahnya, mirip seperti ibu dahulu semenjak hidup.
Bersambung.....
Hey guys....
Sayang nya mimin semua muach... Gimana kabarnya moga baik ni dan semua gak ngenesss becanda
Mimin butuh asupan kalian nih
jangan lupa kasih bintang 🌟 untuk semangat dan beri komentar agar bisa semakin semangat,,, butuh semangat dari ayank ciahhhh... 😭 😂Btw nihh mimin udah revisi semua dan ditambahin kata kata biar pas maklum baru sadar, oia yang kaum setia lama mimin bisa baca ualng pasti tau apa aja tambahannya.. 😁🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan & Setitik Cahaya (On Going)
Fantasy"hujan tak memerlukan setitik cahaya, biarkan hujan tetap ditempatnya" ~Hendra "Kau sama seperti burung tanpa sayap sulit terbang dan memutuskan berjalan adakah yang seperti dirimu?" ~..... "Cukup diam dan ikuti alurnya" ~Hendra ...