2

16 4 3
                                    

        Tiupan angin menghembus sepoi-sepoi ,daun - daun jatuh dan bertebangan mengikuti arah angin yang membawanya . disebuah taman luas seperti lahan kosong terdapat seorang anak laki-laki berseragam sekolah dasar yang sedang termenung menatap langit biru tanpa mata hari .

        ia menatap kosong seperti memikirkan sesuatu dalam benaknya. orang yang menatapnya beranggapan kalau dia anak yang manja atau anak nakal seusianya ,tpi tidak terjadi di dalam hidup Hendra kecil ia tersiksa oleh kelebihannya baginya kelebihan ini disebut kutukan untuk nya , apalagi sejak kecil ia dan ibunya selalu diacuhkan oleh papanya sendiri jadi hendra kecil hanya mendapatkan kasih sayang dari ibu nya saja. Luka hati hendra bertambah disaat orang yang ia sayang yaitu ibunya meningal karna sakit dan meninggalkan ia sendiri tanpa kasih sayang.

        Hendra termenung 'akan kah ibu tau... Jika selama ini aku benci hidupku dan ingin bersamamu disana, Bolekah ibu?? ' imbuhnya dalam hati sambil menutup mata merasakan hembusan angin.

Kriiiiingggg.....
Kriiiiiiuunggg...

       Bel berbunyi membuat hendra kecil terbangun dari lamunan sesaatnya ia pun berdiri dan melangkah malas untuk menuju kelas karna ia tau kehadirannya memang selalu tidak diinginkan oleh teman teman seumurannya karna kejadian masalalu.

      Kaki hendra hampir sampai di kelas 2 ia mendengar anak anak lain sedang teriak , tertawa dan ada yang sedang malas malasan tpi saat hendra masuk kekelas semua terdiam . Sunyi , semua tatapan takut, jijik, dan marah menatap hendra yang seakan Hendra adalah sebuah bom ancaman yang harus musnah. Tpi hendra hanya acuh ia melenggang pergi ke bangkunya yang berada dibelakang baris kedua dari depan bisa dibilang tengah - tengah ia melihat ada anak cewk rambut kuncir dua menatap takut dan ingin kabur saat tau ia duduk dengan Hendra

"ka-kamu jangan du-duk sama aku, sa-sana di-dibelakang ak-aku duduk sendiri"

       melempar tas Hendra di kursi belakang hendra pun duduk di belakang dengan muka datarnya. Hendra mengambil buku dan membaca tidak memerdulikan anak anak yang menatap takut kepadanya.

"he anak SETAN seharusnya kamu gak sekolah disini , sana sekolah di RUMAH HANTU... Hhhhh" ejekan itu terlontar oleh anak gendut yang kaya raya

"Boni kamu gak takut ama dia(berbisik ditelinga) dia itu punya temen hantu yang suka nyakitin manusia hiiii" ujar anak perempuan berambut pendek dengan jepit merah muda. boni hanya diam lalu dia mengacuhkan

" aku gak pernah takut , orang dia yang takut sama aku makannya diem, ibunya yang ngajarin dia buat diem takut ngasih tau kalau lahir tanpa ayah hahaha... "

    Hendra yang mendengar itu langsung menatap sinis , dia berdiri.

"minta maaf sekarang"

      nada dingin yang ia keluarkan anak anak lain ketakuatan dengan suara dingin hendra. Boni menatap walau dalam hati dia sangat takut

"h-ha aku minta maaf gk ngapain lagi pula bener ibu mu itu jalang , sekarng buktinya ayah kamu gak punya... Kalau ada pasti semua tetangga tau kata mama aku gitu wekkk hahaha... ''

       Hendra semakin marah tangan nya mengepal erat hingga kuku memutihkan telapak tangan nya. kertas dan buku mulai bertebaran tanpa arah alat - alat tulis mulai bergetar dengan sendiri semua anak ketakutan.

''cepat minta maaf" tutur Hendra dingin

      boni masih menggeleng dengan keringat ketakutannya. gunting ,penggaris besi,& pulpen terbang seperti ada yang mengendalikan. Tatapan Hendra semakin marah ia berteriak

"MINTA MAAF SEKARANG BONIIIII "

       boni yang ketakutan terpojok oleh tembok dikarenakan gunting yang melayang ke arah nya itu kurang beberapa senti sudah bisa menusuk tenggorokan gemuknya tpi Hendra tidak melakukannya karna dia masih memiliki hati nurani manusia.

     tiba tiba guru cepat datang dengan tergesah gesah ia terkejut dengan apa yang ia lihat.

"oh astaga, berhenti Hendra... Jangan lakukan itu "ucap bu gutu cantik berkerudung coklat menatap bocah yang menahan amataha.

      Hendra tidak memandang guru nya itu ia tetap menatah tajam Boni , Boni yang tidak kuat menahan takut akhirnya meanangis Boni gemetar ketakutan hingga pipis di celana

"Ma-maaf hiks hiks maaf , mama aku takut hiks hiks"

       Hendra diam gunting dan alat tulis lainnya tiba tiba jatuh . bu guru pun berlari memegang pundak Hendra , Hendra menatap sekilas lalu pergi meninggalkan kelas ia membawa tas saat diambang pintu kelas.

"saya bukan ingin membunuh tpi memberi peringatan untuk sebuah uacapan yang menghina ibu saya jadi mungkin ibu tau perasaan saya, saya permisi" Hendra melenggang pergi ,bu guru memandang belakang punggung dengan tatapan takut bercampur sedih .

        Diperjalanan saat pulang ia mampir ke sebuah TPU ia membawa setangkai bunga mawar putih.
Hendra berjalan kebuah makam orang ia sayangi , ia duduk tangannya membersihkan makam itu sambil merincau.

"ibu aku datang lihat tempat ibu kotor sebaiknya aku bersihkan Ibu kapan sejak aku kesini ya Oia kapan papa bisa kesini "

       air mata Hendra jatuh tak bisa di bendung lagi "ibu pasti kesepian hiks Hendra juga hiks maaf Hendra nangis bu " menghapus air matanya tpi tetap air matanya tetap mengalir dengan deras

" bu.... Hendra kesepian, Hendra sendiri tanpa ibu , Hendra tadi gak sengaja ngeluarin kekuatan Hendra karna Hendra marah marah hiks" tangan kecil Hendra mengelus tanah makam ibunya

"karna hiks mereka menjelekkan ibu padahal ibu gak salah yang salah papa ya kan bu hiks hiks , bu aku rindu"

     setelah membersihkan makam ibunya Hendra membaca doa dan yasin yang ia hafalkan saat ulang tahun ibunya agar itu menjadi kado terindah ibunya di alam sana. Hendra manaruh bunga mawar yang ia bawa

"bu ini selamat ulang tahun bu ... Maaf Hendra harus pulang buat ngarayain ulang tahun ibu nanti malam " sambil menghapus air matanya ia berdiri meninggalkan TPU itu dengan berat hati.

Bersambung......















Hey guys....

Balik lagi ama mimin cuantekkkk... Ciahh bisa aja baskop berjalan..

Btw nihh mimin udah revisi semua dan ditambahin kata kata biar pas maklum baru sadar, oia yang kaum setia lama mimin bisa baca ualng pasti tau apa aja tambahannya.. 😁🤭

Btw pendapat kalian cerita ini gimansih? Mimin beberapa bulan bingung mau lanjutkan tapi bacany dikit, bintangny dikit huaa mimin sad😢  tapi gak papa mimin tetep semangat 45 75 dah buat pembaca setia mimin makasihhhh kesayangannya mimin muach 😚

jangan lupa kasih bintang 🌟 untuk semangat dan beri komentar  agar bisa semakin semangat,,, butuh semangat dari ayank ciahhhh... 😭 😂

maaf jika terjadi kesalahan dalam kaliamat penulisan soalnya masih pemula ok plisss ya 🙏

Hujan & Setitik Cahaya (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang