Hari ini adalah hari aku bersekolah yah mungkin aku akan mendapatkan hari yang sedikit gangguan. Semenjak bocah kecil itu ku perbolehkan menganggab ku kakak ia semakin tak tau diri sepertinya dia lebih menempel kepadaku, kemana mana aku pergi dia selalu ada. Contohnya saat ini dia sedang curi curi melihat ku, aku pun membalas tatapan itu seketika dia terkejut
"kak hen mau sekolah? Eh.. Maksudku hen sekolah bukan kah mama papa mau ajak kita sekolah baru?"
aku bingung apa maksudnya bocah ini ya, aku pun melanjutkan memasang dasi sd ku dan mengambil tas. Tunggu jika aku pindah maka aku harus mencoba beradaptasi haa ayolah aku lelah dengan semua tangisan bocah bocah perempuan saat melihat ku. Aku melanjutkan jalan ku menurunkan tangga, vino tetap jalan mengikuti ku dan dia tidak lupa tutup pintu kamarku. Bagus dia selalu mengikuti peraturan ku, aku berjalan di dapur dan melihat seorang wanita seumur mama dahulu sedang duduk bersama orang yang ku benci.
END POV HENDRA
Hendra mentapa sebentar dan duduk di tempat duduk kosong jauh dari ayahnya dan wanita asing notabene ibu tirinya itu, vino juga melakukan sama apa yanh dilakukan hendra ia duduk disamping hendra dan mentap hendra juga kedua orang tua mereka.
"aduhh vino udah deket yah sama kakak hendra wahh bagus nih, oia hendra mau makan sama apa?" ucap Reva mencoba ramah.
Hendra diam bagaikan patung ia hanya melirik sekilas dan mengambil susu saja lalu menoleh ke samping.
"bi lain kali beritau hen jika ada tante, hen tidak sarapan buat kan bekal saja"
vino memperhatikan percakapan hendra kakany kepada bibik ruya ruya entah siapa namanya tetapi dia yakin kak hen sangat dekat dengan pembantu rumah ini. Danu yang menahan emosi akhirnya meluap
"cukup hendra kau sudah kelewatan, dia ibu mu, minta maaf padanya" tutur Danu kepada bocah kecil itu.
Hendra tak menghiraukan ucapan papanya ia melenggang pergi walau suara papanya semakin membentak keras.
Reva melihat itu ada rasa kasian dan bercampur marah dengan bocah kecil itu "sudah mas dia anak mu juga, jangan terlalu kasar biarkan saja dia" ujar Reva sambil mengelus punggung tangan Danu.
"Not my sweet , dia bukan anak ku tapi anak jalang kecil itu, dia menjebakku agar memiliki anak dan bisa bersama dirinya selamanya aku sangat membenci jalang itu" sarkas Danu, lalu mengelus rambut panjang istri barunya itu.
"ah terserahmu sayang,,, oia aku mau jalan jalan dengan vino bolehkah" ucap Reva manja sambil menggandeng tangan danu. Danu menganggukkan kepala sambil tersenyum.
Dilain tempat Hendra menyiapkan sepatunya sambil menunggu bekal makanannya. Selang beberapa menit bibi datang dengan mengelus rambut hendra dan menyerahkan kotak bekal berwarna biru tua bergambar tulang anjing.
"nden ini bekalnya, bibi meletakkan sepotong apel juga agar nden sehat terus ya"
Hendra menoleh dan tersenyum kecil sambil mengangguk, ia kembali mengikat tali sepatu lalu berdiri meraih punggung tangan bibi ruyanah.
"assalamualaikum, bi.."
"waalaikumussalam ndenn... Hati hati enggeh jangan lupa ndenn nanti pulang telpon bibik biar bibik jemput" ujar bibik sambil melambaikan tangan.
Hendra berjalan pelan dipinggir jalan sambil menatap ke trotoar mencoba mengalihkan pikiran nya agar tidak mengingat hal yang terjadi baru baru ini di rumah ibu tercintanya.
Bersambung....
-----------------------------------------------------------
Hey guys..... 😊👋
Maaf baru up karena banyak banget masalah plus saya harus bisa meyakini untuk tetep lanjut karena banyak masalah persetujuan wkwkkwkwkwk
Btw aku udah revisi cerita dan maaf kalaj masih ada typo jga bahasa yang kurang paham karena masih belajar okeyy...
Jangan lupa komen, bintangny 🌟 dan follow yah thanks kawan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan & Setitik Cahaya (On Going)
Fantasy"hujan tak memerlukan setitik cahaya, biarkan hujan tetap ditempatnya" ~Hendra "Kau sama seperti burung tanpa sayap sulit terbang dan memutuskan berjalan adakah yang seperti dirimu?" ~..... "Cukup diam dan ikuti alurnya" ~Hendra ...