4

12 3 2
                                    

        Hedra berjalan menahan air matanya yang ingin tumpah. Ia pun membuka pintu kamar dengan tangan bergetar. Ia berjalan perlahan dengan membawa kotak kue di tangan kirinya. Ia menaruhny di meja belajar dengan air mata yang tak bisa dibendung lagi.

Hendra pov

        Entah kenapa hatiku terasa teriris saat papa membawa wanita itu. Aku pun duduk melihat foto masalalu ibuku dan aku, memang sejak awal aku dan ibu sudah tak di perhatikan oleh papa. Perasaan muak itu yang kurasakan, aneh bukan saat usiaku masih kecil aku sudah memiliki kejeniusan dan sikap seperti orang dewasa hingga karakter emosiku juga berbeda itulah yang membuatku terlihat aneh dan menyebalkan.

       Aku berdiri membuka kotak kue itu didepan foto ibuku, aku menyiapkan semuany dengan usahaku sendiri. Jam berdetik menit beganti suara ketokan pintu menyentak lamunanku dan gerak tanganku. aku tidak menoleh dan berbicara karna aku tak mau jika papa mendengar suaraku.

"ini bibik den"
   
     ternyata itu bibik sepertinya aku salah menebak. Aku melanjut memasang lilin di kue yang kubeli tadi.

"masuk"

     Aku melirik sekilas dan melihat bibik berdiri dan berjalan ke arahku dengan secangkir susu.

"Nden ini susunya"

      aku mengangguk kecil tanpa menoleh ke bibik fikiran ku masih fokus dengan kenangan ibu.

"nden nantik malem ulang tahun nyonya yah den, bibik minta maaf gk bisa belikan kado"

      aku menoleh ke bibik yg suarany sudah terdengar sendu, aku mengulurkan tangan kananku dan mengelus pipi yang sudah keriput milik bibik ruyanah. Hanya dia yang seperti keluarga bagiku dan seperti ibukku saja.

"Tidak bik hen baik baik saja, hen dan ibu merasa bahagia bik.. Makasih bibik"

       yah hanya kata kata itu yang dapat ku ucapkan entahlah bibir ini keluh mungkin karena aku masih kecil yg bisa mengunakan bahasa ank anak pada umumnya.

" iyah nden yasudah bibik lanjut kerja dulu, permisi nden"

       aku menganguk kecil ringan mungkin bibik tidak akan melihat anggukanku. Setelah bibik keluar aku pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badanku yang penuh langket ini.

       Di tempat lain ada seorang anak berambut hitam ikal berkulit kuning langsat yang berjalan mengelilingi rumah bercat putih dan benuansa kayu. Ia pun sampai ke sembuah kamar yang ia ingin tujui ia membuka kamar yang tak dikunci itu. Senyum wajahny berkembang saat melihat kamar dan isi dalam kamar itu. Dia berjalan pelan dan menyentuh beberapa buku buku di sana. Anak itu manarik satu buku tentang komik. 2 menit kemudian suara pintu kamar mandi terbuka.




Bersambung....







Hey guys....

Btw nihh mimin udah revisi semua dan ditambahin kata kata biar pas maklum baru sadar, oia yang kaum setia lama mimin bisa baca ualng pasti tau apa aja tambahannya.. 😁🤭

jangan lupa kasih bintang 🌟 untuk semangat dan beri komentar  agar bisa semakin semangat,,, butuh semangat dari ayank ciahhhh... 😭 😂

Hujan & Setitik Cahaya (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang