D.3

978 99 4
                                    

"Nasta! Lo ngapain dah di situ?"

"Ngupil," sahutku malas.

Tak lama, terdengar derap langkah menuruni tangga dari arah belakang beserta seruan kesal Delia, "Ish, serius!"

"Gue aja dibecandain terus, masa lo mau minta gue seriusin!"

"Baperan lu!" ejek Delia sembari mendudukan diri di sebelahku. "Nggak usah dipikirin, Nas. Mungkin Kak Albar lagi ada masalah. Lo juga tau kan, dia biasanya nggak kayak gitu?"

"Hmm, ya."

Aku terdiam lesu menikmati patah hati ini, sementara Delia malah asyik nyerocos sendiri mengenai quotes ambyar. Bodo amat!

"Nasta, jangan diem aja! Jangan ngalamun juga. Kesurupan baru tau rasa lo!"

Aku mengusap-usap telingaku yang malang. "Diem! Gue lagi mikir." Delia kalau ngomong nadanya sopran semua, cuy! Kuhembuskan napas kasar. "Kayaknya gue dikutuk, Del."

Delia seketika cengo. "Dikutuk?"

===

DialogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang