Masa

1.5K 57 35
                                    

Waktu, adalah komposisi dari pada rangkaian seluruh kejadian yang terhampar pada alam semesta.

Tak ada sedetikpun suatu kejadian, proses serta keadaan yang tak terjamah oleh waktu. Tak peduli meski itu hal yang telah dilewati, yang sedang dilalui.. ataukah mungkin, segala hal dari masa depan yang sama sekali belum terjadi.

Panjangnya perjalanan masa akhirnya menghasilkan milyaran kejadian yang telah terlewati, di lain sisi terlahirlah pengetahuan yang kemudian ditinggalkan para pendahulu dalam ilmu yang sering disebut dengan sejarah.

Banyak hal bahkan segalanya bertumpu pada waktu. Maka, terlalu naif rasanya jika eksistensi semesta yang hanya diukur dalam patokan tiga dimensi (panjang, lebar dan tinggi) pada sebuah ruang tanpa mengikutsertakan dimensi yang satunya yaitu dimensi ke-empat, waktu.

Waktu seperti sebuah video yang mengukur secara detail setiap yang tergerak dalam hitungan waktu terkecil, zeptodetik (sepermiliar detik). Sebab, waktu adalah gerakan terkecil yang mungkin terjadi oleh segala materi.

Lantas, apa jadinya jika sang waktu itu terhenti ?

Snapshot, seperti layaknya sebuah frame foto yang terabadi ketika tombol shutter ditekan.

Apa yang kamu lihat ?

Semuanya terhenti.

Adalah, kehidupan yang terjeda. Segala komposisi didalamnya terlihat detail dan menyisakan dimensi sunyi yang mengambil tempat pada dasar kedalaman hati pada suatu waktu dalam jangka yang sangat panjang..

..seperti sebuah keheningan..

..keheningan total.

Seindah inikah ?

Sebuah kedamaian yang selalu di rindukan dalam suatu kala yang sangat jauh, seperti..

..sebuah loka pada suatu masa dimana kamu berasal ataukah mungkin..

..tempat berpulang.

°°

Pendar masih benderang, merangkul segala gelap dan kekacauan yang terjadi dibawah sana.

Raga ini mengambang tak terpengaruh gravitasi. Petir demi petir yang diam, sejengkal lagi menghancurkan apa yang telah disasarkan. Daun-daun yang sempat tersapu oleh sang bayu melayang bertebaran dimana-dimana bersama pekat debu yang dibawa bersamanya. Dan pandangan ku beralih pada Senja, gadis yang berdiri itu terhenti pada posisi limbung.

Ada rasa lega yang membersit nurani, sebuah rasa yang mampu menciptakan senyuman jika saja tubuh ini dapat ku kendalikan lagi. Meski keganjilan, keanehan, kejanggalan (entah dengan apapun kau bisa menyebutnya) yang kembali muncul, tak apa-apa karena dengan demikian paling tidak sahabatku itu bisa selamat, dari energi luar biasa yang hampir saja melepaskan nyawanya dari raga.

Tapi apa ini ?

Sebuah ajian ? Aku meragukan bahwa ada seseorang yang mampu melakukannya. Air, api, udara, tanah, serta petir aku masih bisa memakluminya, namun jika 'waktu'.. terlalu tinggi untuk nalar bagi sebuah kaum yang sering disebut dengan manusia.

Lantas, siapa yang mampu melakukannya ?

Ahh.. emmhh..

Sapuan sang jumantara yang berhembus secara halus mengelus bulu roma dalam rasa yang berbeda.

Apa ini ?

Dan sang hawa meraba masuk ke tempat sang kalbu ber-asana, menembus panca budi indriya yang terkelabuhi akan gatra yang tak kasat mata.

Hargo DalemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang