^3

24 6 14
                                    

Halo hai hai guys😹
Ktemu lagi kita nii XD, Thanks yah udah baca sampai sini:) smoga kalian suka part ini :D Tpi sebelum baca part ini Jangan lupa FOLLOW dlu yh hehehe)
Ada yang nungguin gak?! Klo gak ad Gpp kok:')

Happy Reading Brosist💙

_._._._

Author POV

Tak lama kemudian, Tiza dan Farah  pun sampai di Bandara, dan Langsung Pergi ke bagian Arrive(kedatangan), dan langsung mencar untuk mencari keberadaan kakek Tiza. Di tengah perjalanan Tiza, Tiba-tiba...

Brukkkk

Tiza Bertabrakan dengan seseorang, Dan membuat Tiza jatuh tersungkur di tengah keramaian.

"Aduuhhh Sakit bangett.." keluh Tiza.

"Are you okay?" Tanya orang yang menabrak Tiza.

"Iya nggak papa kok." Jawab Tiza sambil menahan kesakitannya dan perlahan bangkit.

"Mampus gue,dia kayaknya bukan orang indo, kirain lokal. Mana gue taukan kalau dia lokal apa bukan, kan tadi gue nunduk, minta maaf dulu dah." gumamnya, tapi masih bisa di dengar oleh orang tersebut.

"ehmm... Mister please pardon me, i don't know tha- " Belum selesai berbicara,Orang itu langsung memotong pembicaraan Tiza.

"Gak papa kali, gue juga minta maaf yah soalnya gue buru-buru." Seketika mata Tiza melotot, karena terkejut mengetahui bahwa orang itu bisa berbahasa indonesia dengan lancar.

"Lah..loh.. Kok?! Lu bisa bahasa indonesia? Kenapa gak ngomong bahasa indo aja dari awal?!" Jawab Tiza tidak terima.

"Di maafin gak?!" Bukan menjawab pertanyaan Tiza, ia malah menanyainya balik.

"ia..ia.. Gue maafin, maafin gue juga soalnya Gue juga lagi buru-buru." Jawab Tiza.

"Yaudah kalo gitu, gue duluan yah!" Pamit orang tersebut.

Dan hanya di balas anggukan oleh Tiza.

Tanpa Tiza Sadari, ia telah bertemu dengan Alvino Daffa Muwaffaq, atau yang lebih di kenal dengan Daffa. Ia dari departemen Spesialis Bedah Thoraks dan Kardiovaskular, yang sekaligus teman kuliah Zafkha dulu. Dan orang yang Di tunjuk oleh Fahri (Ayah Tiza) untuk membantu menangani Kasus Ayah Fahri.Walau masih menjadi Dokter Residen tingkat 3, ia sudah di angkat menjadi kepala Residen Bedah Thoraks dan Kardiovaskular. Walau tak sepintar Zafkha,ia adalah dokter Residen Bedah Thoraks dan Kardiovaskular Tercerdas, bagaimana tidak ia telah menyelesaikan studinya di umur 17 tahun dan Telah menjadi Dokter Residen tingkat 3 di usia 20 tahun Zafkha. Selain Pintar dan baik, ia juga Ganteng, pasalnya ia di juluki sebagai The Most Handsome of JMH. Sayangnya ia terlalu Menutup diri dari semua orang. Mungkin itu membuatnya menjomblo hingga saat ini.

Setelah kejadian tersebut, Tiza kembali mencari keberadaan kakeknya.

*****

Di tengah pencariannya, tiba-tiba Handphone Tiza berdering.

Kring...kring...

Dan Tiza pun mengangkat tefon tersebut, yang ternyata yang menelfon adalah bundanya.

"Halo assalamualaikum Dek." Salam Farah.

"Wa'alaikumussalam bun, kenapa?"Jawab Tiza.

"Udah ketemu ama kakek belom?" Tanya Farah.

Friendship?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang