Mood Song: I'm Not Okay by My Chemical Romance
.
Why be moody, when you can shake yo booty...
-Na Jaemin-
.
"Kalau aku jadi kau, akan kulewatkan saja halaman gossip Disspatch—" ucapan Jaemin langsung berhenti di ambang dapur apartemen bersama milik band mereka, sewaktu mendapati Jeno tengah memasang wajah suram ke arah... ponselnya? "Oh, oh, jadi kau sudah lihat, ya?!" Dia berseru heboh, seraya berjalan lurus menuju lemari es demi meraih sekotak susu coklat berlabel 'Mighty Haechan's Property' dari sana. Tanpa banyak bicara, Jaemin menuang likuid manis itu ke dalam gelas, lalu meletakkannya di atas counter granit dapur untuk Jeno.
Dia melirik mangkuk sarapan berisi fruit loops yang Jeno telantarkan. Ew, mangkuk sereal itu terlihat sangat menjijikkan, warna-warni keruh—mirip muntahan unicorn, dan dia sangsi apakah mereka masih layak untuk dikonsumsi. Jaemin menuang susu coklat dalam gelasnya sendiri, kemudian duduk di kursi yang bersebelahan dengan Jeno. Ia sudah menduga kalau sahabatnya yang satu ini bakal mengalami shock mendadak begitu membaca salah satu halaman Disspatch (portal gossip dunia maya sial itu) di pagi hari. Ya, Jaemin sudah terlebih dulu melihat berita tersebut sebelum mandi, dan lekas beranjak mencari Jeno yang baru bangun untuk memperingatkannya.
Susu milik Haechan (tolong jangan ambigu) dihabiskan sang bassist hingga tandas dalam sekali teguk. Hhh, Jaemin sepertinya mesti mewanti-wanti Mark dan Haechan akan moodswing Jeno hari ini. Yaah, bersiap saja kalau nanti studio mereka bakal mengalami chaos oleh jerit protes Haechan atau petuah-petuah Mark yang bertebaran di udara, begitu Jeno berulah karena kehilangan beat saat menggebuk drum-nya.
Hening agak lama, sampai member yang lebih muda membuka suara perlahan. "Kau tahu, kau ini memang benar-benar sakit." Jaemin memperhatikan penampilan bangun tidur Jeno, mulai dari kaus gothic hitam, sampai pada rambut ash silver yang mencuat acak bagaikan baru tersambar petir. Walaupun begitu, Jeno tetap saja terlihat sangat... hot—oke, kalimat yang barusan diucapkan secara biasa, sama sekali tanpa ada rasa ingin... bercinta? Ekhem, tentunya minus kerutan di dahi, dan lubang hidung yang sejak tadi terus menerus kembang kempis seakan menahan sembelit selama berhari-hari.
Mata hitam Jeno mengerjap cepat. "Huh, a—apa maksudmu, Na?" Dia lalu menyibukkan diri dengan cara mengaduk-aduk sereal yang sudah bertransformasi sempurna jadi bubur (muntahan unicorn) di dalam mangkuknya. Otak jenius Jeno saat ini sedang tidak dapat diajak berkompromi demi menganalisa kalimat absurd yang baru saja Jaemin lontarkan. Dia tidak sedang sakit, oke?! Jeno merasa sangat-sangat-sangat sehat, baik secara fisik ataupun mental.
Dia yakin seratus persen.
Yap. Sangat yakin.
Dengusan malas terdengar. "Well, kau sudah menderita sindrom ini sejak lama, dan kulihat penyakitmu malah semakin bertambah parah." Dia mengarahkan telunjuknya pada ponsel di genggaman Jeno. "Kau memang sakit." Persetan dengan sanggahan berulang sang drummer, ekspresi dan gestur tubuh miliknya sungguh tidak dapat membohongi mata.
Ah, dasar makhluk mungil pembawa bencana! Jeno jadi uring-uringan lagi akibat tingkah lakunya!
Siapa gerangan dia, kau bertanya??
Siapa lagi kalau bukan adik tiri (super cute) kesayangan Mark Lee seorang... Jaemin rasa image malaikat dengan halo bercahaya tidak cocok tersemat untuknya. Pemuda manis itu pasti punya ekor iblis di balik celana, juga tanduk merah menyala di antara helai-helai rambut sehalus sutera.
Tapi rambut anak itu memang lembut macam soft tofu, bahkan tangan Jaemin sendiri menjadi salah satu saksi bisu. Dia sudah pernah coba mengusap mereka, (walau berakhir tragis dengan tendangan menyakitkan tepat pada sebelah tulang keringnya) uhuhuhu, untung saja bukan di area berbahaya...
Jeno terdiam mendengar kalimat yang baru saja meluncur dari mulut pemuda berambut pastel pink di hadapan. Mata itu menatap redup pada sosok yang tertangkap kamera tengah asyik bercengkrama dengan seorang pria (maskulin, tinggi, dan tampan—bisa tebak siapa?) di salah satu sudut kafe paling hits di jantung metropolis Seoul.
Tanpa perlu zoom dan bantuan lup, Jeno mengenali siapa sosok mungil dalam gambar beresolusi tinggi hasil bidikan candid kamera paparazzi itu.
Lee Renjun a.k.a the lojl (the love of Jeno's life).
Tanpa sadar, tangan Jeno menekan area di mana jantungnya tepat berada.
Duh, kenapa rasanya nyeri sekali ya di sini?
Apa dia memang benar-benar sedang sakit?
Bola mata Jaemin berputar lelah diiringi hela napas sedalam samudera.
"Ya—kau itu sedang sakit man,"
"..."
"... sakit cinta alias love-sick."
"..."
Kalau begini keadaannya sih, mungkin dia lebih cocok untuk disebut love-sucks.
Haa, benar-benar payah.
.
Tbc
.
Selamat datang di Anak Band! AU milik saya, hehehe. Serpent onhold, mau senang-senang dulu sama cerita ini, (selingan nulis Reprise) karena fic-nya mungkin (semoga aja) jadi mirip oneshot bersambung gitu, entah bisa sesuai harapan apa nggak... :')
Ide utamanya seperti biasa dapet dari fic di platform lama saya, kebetulan sebelum nyemplung kpop, saya suka banget lagu-lagu cadas, rawrr :)
Jadi mereka (Mark, Jeno, Haechan, sama Jaemin) gabung dalam satu band rock femes macem OOR (di halu milik saya). Haechan-vokalis, Mark Lee-gitaris, Nana-basis, Jeno-drummer (tadinya pengen dia pegang gitar, tapi kerenan jadi drummer ah). Renjun itu adik tiri Mark, publik figur juga, sekaligus love interest-nya Jeno dari dulu, cuma kayaknya 'unrequited', wkkss... Duh, saya nggak pinter buat deskripsi, mudah-mudahan nanti tergambar di ceritanya ya, huhuhu, terima kasih banyak telah membaca, en ciao!!
YOU ARE READING
LOVESICK - NOREN
Fanfiction"Lee Jeno, man, kau itu sakit cinta alias lovesick..." "Ini bukan Love-sick, tapi Love-sucks!" Noren/ Jenren (Jeno x Renjun) -- Anak Band! AU bxb