LOVESICK 08: Fool and Pool (Part 1)

766 135 16
                                    


Warn: ooc, bxb, harsh words, typos, etc

.


.

I love you

From my head

Tomatoes

(insert vegetable pun here...)

.


.


Acara berakhir pukul sepuluh malam, dan para tamu sudah hampir seluruhnya meninggalkan lokasi pesta. Termasuk Haechan, yang beralasan kalau dia harus menjemput Napoleon 'Sausage' Bonaparte, dachshund kesayangan yang sejak pagi dititipkan di rumah orang tuanya. Halah, bilang saja kalau sebenarnya dia tidak mau diperbudak Irene untuk membereskan sisa-sisa pesta, dasar manusia serba banyak alasan...

(Walaupun tubuh penuh rajahan tato dan berjiwa metal, namun mereka tetaplah anak yang berbakti pada setiap perkataan orang yang lebih tua. Para member Sugar Pain kelewat menghormati Irene, bahkan sampai memanggilnya akrab pakai sebutan eomma segala. Oleh karena itu, Jeno dan Jaemin memutuskan untuk menginap di sini, selesainya mereka membersihkan kekacauan di kebun belakang rumah Keluarga Lee.)

"Kau tahu, kurasa Chenle menyimpan rasa pada Mark." Jaemin tiba-tiba berujar, ketika Renjun khidmat mengumpulkan kaleng soda yang berserak di mana-mana. Jeno ikut berhenti menumpuk piring dan mangkuk pada satu meja, kemudian ikut mendengarkan si pemuda berambut pink bermonolog ke udara. "Kau bisa lihat pipi memerah anak itu, dan dia selalu jadi gagap bicara setiap kali berhadapan dengan leader kita." Entah sebenarnya ia bicara pada siapa, karena Jaemin kini tengah berdiri di pinggir kolam renang dengan kantong plastik besar berisi sampah dalam genggaman.

Mark menawarkan diri untuk mengantar pulang para teman Renjun ke kediaman mereka masing-masing. Dan reaksi Chenle memang terlalu berlebihan saat tawaran tersebut disampaikan. Sudah lewat dari satu jam terhitung sejak mobil Mark keluar dari garasi, dan tiga orang 'yang terpilih' mulai melakukan kerja rodi. Dan pembicaraan ngawur sejak tadi muncul silih berganti, kebanyakan tentu saja keluar dari mulut Jaemin sendiri.

Renjun memutar bola mata seraya menghela napas. Dia sudah kelewat hapal dengan tingkah para orang terdekatnya jika alkohol mulai menguasai kesadaran mereka. Gejalanya selalu sama; bicara sendirian, emosi labil bagai kapal terombang-ambing oleh badai di lautan, mendadak jadi mellow, kemudian masuk mode seratus persen galau. "Chenle hanya kagum pada Mark, lagipula dia pernah cerita padaku kalau sudah punya orang yang disukainya." Renjun lekas menghampiri Jaemin, takut kalau-kalau bassist itu terjun bebas karena tidak menyadari ada hamparan kolam di depannya.

"Eiii, siapa memang orang yang Chenle suka, utututu, apakah aku tahuuu???"

Renjun tidak menjawab pertanyaan bernada imut barusan. Dia dengan sukses merebut kantung sampah, tepat di saat Jaemin berniat membuang isinya ke atas kolam. Diraihnya lengan hoodie Jaemin, dan Renjun berniat menuntun pemuda itu masuk ke rumah lewat pintu belakang. "Kurasa kau mabuk Na. Rebahan dulu di sofa sana, minum air putih banyak-banyak, setelah itu baru mandi air hangat kalau sempat." Sebenarnya dia baru saja memapah Irene ke kamar, dan wanita itu langsung mendengkur begitu tubuhnya bertemu empuk kasur.

"Whaaa?? Kata siapa, aku tidak mabuk kok..." Jaemin mengerling seraya terkekeh senang sewaktu sebelah lengan kokohnya berusaha disampirkan pada pundak sempit pemuda yang lebih mungil.

"Ayolah Na, cooperate with me, dam*it..."

"Biar aku saja."

Renjun menengadah dari upaya membujuk Jaemin, dan mendapati Jeno sudah berdiri menjulang di depan mereka.

LOVESICK - NORENWhere stories live. Discover now