Warn: ooc, bxb, harsh words, etc
.
.
I always carry a knife in my purse.
You know, in case of cheesecake or somethin'...
-Lee Irene-
.
.
"Kalian kenapa lagi?" Jaemin menatap heran pada dua orang yang baru saja ditinggal sebentar demi mencari soju di dapur rumah Keluarga Lee. Begitu kembali, hawa-hawa gelap mengotori udara di sekitar spot paling nyaman milik mereka di kebun belakang.
"Ini pembulian namanya!!" Haechan menuding hidung Jeno dengan wajah bersungut. "Jaeminie, lihat ini, telapak tanganku nyaris retak akibat ulah si b*ngsat!"
Dengus kesal Jeno menimpali. "Kau pantas mendapatkan itu!"
Tatap malas Jaemin mengiringi keluh kesah Haechan. "Kau pasti berulah lagi 'kan? Ya ampun..."
Menjadi member Sugar Pain memang benar-benar melatih kesabaran dan keteguhan mental luar biasa. Salah sedikit, otak Jaemin mungkin bakal bergeser, lalu dia akan berakhir duduk manis di salah satu bangsal rumah sakit jiwa. "Ini, minum saja dan jangan banyak merajuk." Bibir mencebik Haechan yang hendak memberondong protes lain, lekas disumpal ujung botol hijau bening agar berhenti berkomentar macam-macam.
Mark datang tak berapa lama dengan banyak camilan di tangan. Wajahnya tampak kikuk setelah berhasil lepas dari kerumunan massa teman sang ibu yang tentu saja didominasi oleh wanita.
"Excuse apa yang kau pakai untuk menghindar dari para singa betina?" Haechan bertanya, cheese ball hangat di pegangan Mark sudah diculik satu butir dari dalam kotak-soju dingin kembali diteguk dengan nikmat. Dia seolah sudah melupakan penderitaan akibat kekejaman Jeno barusan, karena menemukan sumber obrolan baru.
"Kubilang saja kalau aku terdesak mau buang air besar?" Mark terkekeh penuh rasa bersalah, camilan segera berpindah dari kedua tangan, lalu disebar di atas meja berlapis linen biru muda. Ada sekotak cheese ball, pizza puff, dan semangkuk nachos lengkap dengan saus celupnya.
"Alasan klasik, huh? Bukannya sudah sangat basi, ya?"
Kekeh Mark tenggelam bersama keributan dari arah mesin karaoke yang baru saja dipasang. Para sosialita heboh sendiri, saling tuding pakai mikrofon, hingga menyebabkan denging super menyakitkan di telinga.
Haechan mencelup ujung nachos ke dalam saus yoghurt, sebelah pipi ditopang telapak tangan, sementara mulutnya mengunyah lambat camilan pesta. "Apa aku ikut bernyanyi juga, hitung-hitung sebagai pengganti hadiah untuk Madam Lee..."
Ia sebenarnya sedikit minder, sewaktu datang kemari tanpa membawa upeti apapun. Demi Tuhan Haechan lupa! Ia mengira jika hari ini hanya kumpul-kumpul biasa, dan datang dengan tangan (juga perut kosong) terbuka. Tapi begitu mendapati Jeno dan Jaemin yang menyodorkan tas karton dengan tulisan emboss desainer ternama, seketika itu kesadaran baru menghantam tepat di muka. Mana Renjun memberi tatap murka sekaligus menghina pula, sebagai sangsi kalau Haechan lupa bahwa acara hari ini adalah demi merayakan ulang tahunnya dan sang bunda tercinta.
YOU ARE READING
LOVESICK - NOREN
Fanfiction"Lee Jeno, man, kau itu sakit cinta alias lovesick..." "Ini bukan Love-sick, tapi Love-sucks!" Noren/ Jenren (Jeno x Renjun) -- Anak Band! AU bxb