Ayo membaca!
.
1.
.
2.
.
3.
-----
"Saatnya kembali pada masa kesengsaraan Riska, tidur nyenyakmu sudah usai." Ucap Riska yang sekarang sudah mengambil posisi terbangun dari kasur ternyamannya.
Saat ini adalah pukul 07.00 jam dimana seorang pelajar yang pasti akan terburu-buru karena pada saat itu mereka akan terlambat masuk sekelas. Namun berbeda dengan gadis ini, dengan santainya dia baru saja melakukan persiapan untuk masuk sekolah seperti menyiapkan seragam, sepatu serta buku mata pelajaran hari ini.
"Mah, Riska berangkat." Pamit Riska singkat yang tidak dibalas oleh ibunya sembari ia berjalan keluar mengambil sepeda onthel yang biasanya ia gunakan sebagai alat transportasi menuju sekolahnya.
Suasana pagi masih berjalan normal saja seperti biasa, tidak ada yang istimewa. Riska mengayuh sepeda dengan santai karena ia sadar hari ini jam pertama adalah mata pelajaran bu Fatma yaitu matematika, dimana sudah dipastikan kosong 1 jam dulu karena pasti bu Fatma sedang sarapan dan memberikan kelonggaran bagi siswa kelas yang tengah diajarnya.
Memang Riska ini anak yang pemberani dan juga pintar, namun pintarnya Riska bukan pintar yang harus setiap hari belajar atau apalah itu. Pintarnya adalah alami, dia itu adalah anak yang kreatif dan juga selalu tau apa yang akan dia lakukan maka dari itu ia bisa dikatakan pintar secara alami.
"Pak maaf, saya telat lagi. Soalnya tadi macet pak!" Seru Riska sembari turun dari sepedanya kemudian menatap wajah pak Adam, salah satu satpam sekolah dengan tatapan sendu.
Riska memang sering sekali datang terlambat karena jarak jauh yang ditempuh hanya menggunakan sepeda. Dan pak Adam adalah satpam yang cukup dekat dengannya sehingga beliau bisa memahami Riska. Baik dengan bapak ibu guru maupun dengan penjaga sekolah Riska memang selalu sopan karena ia sadar bahwa mereka lebih tua dan sepatutnya dihormati.
Setelah itu Riska berterima kasih pada pak Adam dan kemudian menuntun sepedanya ke parkiran sekolah. Riska melihat seorang siswa yang tengah sedang dihukum pak Baryanto selaku waka kesiswaan dan juga guru olahraga. Dia berjalan menuju kelasnya dan melewati seorang siswa yang tengah dihukum tadi dengan santainya.
"Lhah pak, itu pak si Riska telat kok nggak dihukum. Nggak adil!" Tegas salah satu siswa dengan tatapan mengintimidasi ke arah Riska berjalan.
Kemudian pak Bar memanggil Riska dan memintanya untuk menghampirinya. "Riska, kemari dulu!" Memang bagi para guru nama Riska sudah sering sekali terdengar baik hanya karena pembicaraan tidak penting (gosip) maupun karena prestasinya yang telah mengharumkan nama sekolah. Dari awal sudah dijelaskan bahwa Riska adalah seorang siswi cerdas dan memperolah banyak penghargaan.
"Iya pak, sebelumnya maaf saya terlambat. Tadi sudah ijin sama pak Adam kok pak." Tegas Riska bangga sembari melirik ke arah Hendra. Ya nama siswa yang tengah dihukum tadi adalah Hendra Putra Adiwijaya. Seorang cowok sinting yang beberapa hari kemarin bertemu dengannya di mini market dekat rumahnya.
Hendra adalah siswa seangkatan Riska yang mengambil jurusan tehnik mesin. Popularitasnya di sekolah memang bukan main, bagi kaum hawa disekolah ini dia adalah malaikat yang turun dari surga. Wajahnya yang ganteng dengan mata elang, bulu mata panjang, hidung mancung, bibir berwarna merah alami membuat sisiwi senang melihatnya. Dia adalah anak dari pengusaha ternama di daerah Solo yang sudah membuka banyak cabang. Status dari keluarga yang kaya tidak menjamin dia akan diperlakukan khusus. Karena memang dari didikan orang tuanya sendiri terkhusus Papanya yang meminta pihak sekolah untuk memperlakukan putranya seperti siswa lainnya meskipun ayahnya berdonasi cukup besar kepada sekolah tersebut. Riska baru menyadarinya beberapa hari ini karena menguping gosip dari banyak temannya.
"Udah didengerin Hen? Dia sudah ijin sama pak Adam, lhah sementara kamu malah memanjat pagar belakang. Sudah! sekarang lakukan hukumanmu dan kamu Riska boleh masuk kelas sekarang."
"Iya pak terima kasih" jawab Riska yang kemudian berjalan kembali ke kelasnya melewati Hendra dengan tawa sinis.
Sementara Hendra hanya menatapnya dengan kesal dan kemudian kembali hormat ke arah tiang bendera menyelesaikan hukumannya.
Sekolah ini memang terkenal karena kedisiplinannya juga, siapapun yang melanggar pasti akan kena hukumanya. Inilah SMK Liberty . Salah satu sekolah unggulan di daerah Solo karena tidak semua orang dapat memasuki sekolah itu.
Sesampainya dikelas memang benar bahwa bu Fatma sedang tidak ada di kelas, seperti biasa. JDUKK, ARRRGH, AAAAA. Banyak suara kegaduhan dan juga kerumuman pada saat Riska memasuki kelasnya yaitu 12 Akuntansi 2. Dia melihat beberapa teman kelasnya ada yang sedang berantem.
"B*ngsat kamu!" Tegas Indri diikuti dengan telunjuk yang menunjuk ke arah lawan bicara. Indri adalah teman sekelas Riska yang selama kelas 3 ini sudah dikucilkan oleh beberapa sahabatnya karena alasan tertentu.
Sementara lawan bicaranya adalah Imeldha. Siswi yang selalu berpenampilan trendi karena memang dia berasal dari keluarga yang berkecukupan. Sebelumnya Imeldha sangat dekat dengan Indri namun entah ada masalah apa dengan Indri, kini mereka seperti tidak kenal satu sama lain. "Anjing, dasar jalang!" Tegas Imeldha kepada Indri dengan tatapan mematikan.
Suasana hening seketika karena seorang siswi berhijab ala milenial yaitu jilbab dengan jipon berpenampilan menarik, serta mengenakan seragam mepet banget bak anak cewek nakal pentolan sekolah disertai dengan bibir yang merah merona menggunakan gincu yang ditambahi tint berwarna merah darah ikut nimbrung memasuki arena pertarungan antara Indri dan Imeldha.
-----
Hallo ges!!!
Gimana bagian prolog ini? Kalian udah bisa bayangin karakter tokoh utamanya belum? Sebenernya karakter utamanya ini sangat berkebalikan dengan aku yang sesungguhnya dan apalagi aku buat cerita ini bukan aku yang menjadi tokoh utama, tapi ada lah yang lain.
Kalo dikatakan kejadian nyata juga boleh karena sebenernya aku sendiri membuat ini ada beberapa yang menyangkut pengalamanku sendiri namun tentunya masih aku reparasi agar menjadi lebih menarik lagi.
Omong-omong tokoh utama cowoknya gimana? kalian bisa aja tulis komentar kalian di kolom komentar yang udah disediaan ini ya ges. Kalo namanya menurutku bagus sih Hendra Putra Adiwijaya, tau nggak aku tuh mikirin nama itu sambil aku ngemil aja tanpa mikirin nama yang ada atau kenalan yang namanya bagus pun nggak ku pakai, itu murni imajinasiku aja. Kalo semisal di kenyataan ada nama yang persis ya aku mohon maaf sekaligus minta ijin buat make dulu ya ges, hehehe.
Dari tadi aku ngomong mulu tapi kalian belum pada kenal aku ya. Dasar kalo disuruh nerocos aku tuh emang semangat ges jadi ya mohon dimaklumi. Buat kalian yang pengen tanya-tanya gapapa pasti akan aku jawab, tapi ya aku ga janji bakal bales tepat waktu. Tapi bakalan aku jawab kok.
Sebelumnya kenalan dulu yah, kata orang kalo nggak kenal maka nggak sayang. Berarti nanti kalo udah kenalan aku disayang yah, wkwkwk.
Namaku adalah Didiek Jatmiko, kalian bisa panggil aku Miko, Shawn atau apalah yang lain aja gapapa. Ini sebenarnya bukan kali pertamaku nulis cerita novel di wattpad, sebelumnya aku udah coba beberapa tapi gagal nggak aku lanjutin karena waktu itu aku masih sekolah jadi gabisa banget buat ngatur jadwal dan kegiatanku sebenarnya.
Untuk cerita kali ini aku mau fokus buat nyelesaiin cerita entah apapun yang terjadi, jadi aku butuh dukungan dari kalian karena menurutku aku sendiri adalah tipe orang yang semangat kalo ada dorongan dari orang lain dan juga dari kalian ges yang sedang membaca ceritaku ini aku butuh banget saran dan masukan agar kedepannya aku bisa memperbaiki lagi untuk menjadi lebih baik.
Udah dulu ya ges episode di minggu ini, aku bakal upload part demi part 1 minggu sekali jadi bagi kalian yang tertarik buat baca tunggu episode berikutnya minggu depan ya. Mungkin aku bakal selalu upload setiap hari antara sabtu atau minggu lah jadi simak terus ya.
Ini juga ada beberapa akun sosial media aku yang nantinya bakal aku pake buat mendominasi novel yang aku buat ini ges. Kalo kalian mau follow aja :
Ig : dj.miko_
Fb : Miko miko
Twitter : djmiko14
Silahkan di follow ges dan sampai jumpa lagi ya!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Me
RandomIni adalah di jaman milenial, jika kamu tidak bisa mengikuti dan menyesuaikannya maka kamu akan ditinggal dan merasa terkucilkan oleh orang lain. Itulah prinsip tahun 2020 ini. Cewek berusia 18 tahun yang sekarang ini hampir lulus karena sudah menja...