Prolog

869 81 1
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya kawan. Thanks!

Happy Reading! >3<

.
.
.
.
.


Malam sunyi dan gelap, dimana kota sudah terlelap dan memasuki kerajaan mimpi dan bermain disana. Kota ini damai dan tentram karena jam sudah memasuki tengah malam.

Tapi berbeda di sisi jalan diseberang kota, dimana banyak orang yang berkumpul mengitari bunga indah dengan cahaya redup, seakan ingin pergi tetapi tertahan. Mata indahnya mulai menutup, nafasnya terengah engah, tubuhnya terluka penuh darah, terduduk lemas di tubuh belahan jiwa.

Suara teriakan dan tangisan terdengar nyaring dari sang pria, meratapi apa yang telah ia lakukan, mengorbankan sinar kehidupannya demi ular licik pendusta. 

Membiarkan buah hatinya hidup sengsara dengan perginya matahari di hidupnya.

Membiarkan dia pergi untuk selamanya.

Pria itu menoleh malihat malaikat kecilnya memandangi sang ibu walau dipelukan sahabatnya.

Melihat wajah datar ular itu, yang memandangi sang sahabat pergi dihadapannya.

Melihat wajah bunga indahnya yang sudah terkulai lemas tak bernyawa.

Segalanya terjadi begitu cepat.

Seharusnya aku tak melakukan itu

Seharusnya Kau juga tak melakukan itu.

Seharusnya Dia pun tak melakukan hal yang sama.

"Tolong bantu aku" suara lemas dan serak keluar dari bibirnya yang kelu

"Kumohon jangan pergi" dia kembali memohon, tetapi semuanya sudah terlambat

'Jaga Dia' kalimat terakhir bintang hidupnya sebelum kembali berkumpul dengan bintang lain di langit biru gelap

~ ~ ~

Batu nisan itu berdiri kokoh di depan seorang Pria dan malaikat kecilnya

Bertuliskan nama sang istri tercinta yang telah dia khianati.

Namun tak ada kata terlambat, benar bukan?

Keajaiban akan datang dan menemani kalian menjelajahi waktu di cerita ini

Kalian siap?

Mari kita mulai


.
.
.
.
.

ini Book keduaku...^^

Semoga kalian suka ya!<3












Salam OLWShining ✨


jangan lupa kasih bintang ya
kawan ✨

My Mind || Taeryeong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang