Aku tau, tidak semua hal bisa kita miliki di dunia ini. Salah satunya kamu. Buktinya, aku sudah mencoba berbagai cara untuk mendapatkan atau sekedar menumbuhkan sedikit rasamu, tapi itu semua percuma. Meskipun sekedar kamu menoleh padaku, itu sangat mustahil rasanya. Aku tau, aku tidak secantik pilihanmu. Aku tau, aku tidak sebaik pilihanmu. Aku juga tau, ucapanmu waktu itu hanya bualan belaka. Tapi mengapa harus dia? Seseorang yang tak ku sangka malah bisa menjadi bagian dari hidupmu. Dan saat itu, aku hancur. Ah, percuma saja. Hatimu itu beku. Seberapa banjir air mataku, kamu tidak akan pernah tau, atau bahkan membuatku tenang. Mimpi.
Iya, dan, iya. Aku tau, rasa memang tak bisa di paksa. Tapi apa boleh buat, rasaku cukup lancang karena sudah menjatuhkannya padamu. Coba katakan! Seperti apa sebenarnya wanita pilihanmu? Cantik, baik, atau apa? Katakan! Aku benci, aku benci, atas setiap acuhmu padaku. Aku benci.
Jika kita bisa bertemu, dan jika kamu membaca semua ini, hanya satu pintaku. Berhenti bersikap seolah-olah kamu menatapku seperti tiga tahun lalu!
Karena tatapanmu, aku harus masuk kedalam jurang terdalam. Kamu melirik, namun enggan untuk menolongku.
23.08 WIB
Trenggalek, 14 Maret 2020
Teruntuk kamu, yang tidak pernah peduli akan rasaku.Tahun lalu
KAMU SEDANG MEMBACA
Quotes
PoetryBukan permainan diksi yang dirangkai secara indah dengan penuh arti. Sekadar kalimat yang mungkin cukup untuk dijadikan penghibur diri di kala duka menghampiri.