Aku selalu mengingat pertemuan pertamaku denganmu.
Di mana aku belum tau namamu, belum tau apapun tentangmu.
Kamu sibuk dengan tugasmu.
Mondar-mandir mengatur barisan yang belum sempurna.
Hingga, sebelum jam pulang, kamu ada di kelasku, dan aku tak sengaja menangkap senyum indahmu yang membuatku terpesona hingga kini.Pertemuan berikutnya,
Kita ada di satu barisan yang sama.
Bedanya, kamu ada di depanku kira-kira berjarak sepuluh langkah.
Aku dapat mencuri pandang, dan menyimpulkan bahwa, hari itu adalah hari keberuntunganku.
Aku suka, kekhusyukanmu waktu itu.Pertemuan ketiga,
Jarak kita hanya sebatas jengkal jari.
Berhadapan.
Kamu berhasil membuat jantungku memompa lebih cepat dari biasanya.Dan kini, aku hanya bisa menyelipkan namamu dalam setiap sujud terakhir sholatku.
Karena aku tau, ada penentu yang selalu bisa di andalkan.
Bukan menuruti ego diri yang terlalu memaksakan untuk bisa meraihmu seutuhnya.
Dan membiarkan hatiku lebih merindumu, dari pada merindu penciptamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quotes
PoesíaBukan permainan diksi yang dirangkai secara indah dengan penuh arti. Sekadar kalimat yang mungkin cukup untuk dijadikan penghibur diri di kala duka menghampiri.