H A P P Y R E A D I N G
Tuk
Tuk
TukSuara sepatu keluaran baru bewarna hitam dipakai oleh seorang blasteran dari Amerika dengan tatapan tajam. Memasuki kelas untuk mengajar. Upss! Namanya Pak Edward guru Bahasa inggris. Guru paling sering menghukum Zara, bosan dengan kelakuan nakal Zara. Tapi yang Pak edward suka dari Zara adalah nilai gadis itu tidak pernah cacat.
"Good morning student's."
"Good Morning Sir,"
Semua murid menjawab sapaan dari Pak Edward, kecuali Zara. Seperti biasa tangannya menelungkup di atas meja menenggelamkan wajahnya. Zara tertidur! Bahkan sudah diperingati oleh Rick, namun Zaa tidak peduli. Menikmati mimpi yang indah di pagi hari.
Memulai pelajaran tanpa melihat ke arah muridnya. Kemudian Pak Edward menjelaskan dan berdiri di depan meja lalu memberikan pertanyaan yang sudah ia tulis di papan tulis. Matanya mengawasi semua muridnya didalam ruangan. Seperti ada yang mengganjal dimatanya, Yaps ada yang tertidur.
"ZARA!!!" Tegas Pak Edward dengan tatapan tajam mengarah meja bagian 3 di sebelah kiri.
Semua murid terdiam tidak ada yang berkata satupun. Bahkan rick menyenggol-nyenggol tubuh Zara tapi sama sekali tidak terbangun.
"Rick! Bangunkan Zara." perintah Pak Edward dengan muka menahan amarah..
"Baik pak," jawab Rick
"Ra! Zara bangun ih," Rick menepuk pundak Zara dan menggoyangkan tubuh gadis itu.
"Ra," Rick berusaha keras membangunkan dengan mencubit lengan Zara akhirnya terbangun.
"Aw sakit bego!" cetus Zara mengelus lengannya sembari muka sebal.
"Liat saya!!" pekik Pak Edward, wajahnya menatap ke arah Guru dengan malas.
"Sudah berkali-kali tolong jangan tidur di dalam kelas! "Bentak Pak Edward kepada murid nakalnya.
Zara bangkit dan dia ingin pergi keluar kelas.
"Mau kemana kamu ha?" tanya Pak edward begitu tegas dengan Zara, namun gadis itu tidak menunjukkan rasa takut padanya.
"Kata bapak nggak boleh tidur di kelas, ya Saya mau ke UKS lah." jawabnya dengan suara lantang, tanpa rasa takut pada Pak Edward. Sampai Guru itu benar-benar kesal pada Zara. Tetap saja, Zara tidak peduli.
"Astaga! Apa-apaan kamu ini." Pak edward menggelengkan kepalanya sembari berdecak "ck, ck,"
"Haha" semua murid tertawa melihat kelakuan Zara dan Gurunya.
"Jawab dulu ini, cepat!"
Zara mengambil spidol di tangan Pak Edward" Yaelah gampang banget ini mah." titah sembari mengisi semua yang kosong.
Zara benar-benar menjawab semua yang ada dipapan tulis, sedangkan dirinya tadi tidur pulas tidak mendengarkan penjelasan pak Edward. So! Otaknya pintar ye kan.
Pak Edward terpelongo melihat muridnya satu ini, "Daebak!" memekik dalam hati.
"Oke, kembali ke tempat duduk!" perintahnya
"Yups."ujarnya berlagak sombong dengan duduk secara elegan.
Melihat tingkah laku angkuh Zara, Sandra gatal ingin mengganggunya lagi. Yaps! Sandra musuh jail Zara dikelas, kadang-kadang.
"Bangsat! Buku gue mana nih," Zara mencari-cari buku yg sudah ia kerjakan semalam.
"Argh, lo liat buku gue?" tanya Zara ke teman sebangkunya.
"Nggak tau gue, oh tadi-.."Belom sempat Rick menyelesaikan perkataannya, Zara sudah mengobrak-abrik meja Sandra.
"Lo apa-apaan sih?" bentak Sandra.
"Diem! mana buku gue bangsat!" bentakan Zara membuat Pak Edward mengarah ke Meja belakang, di mana Zara sedang menggeledah paksa tas Sandra. Dan tangan Sandra memberontak!
"Gu..gue nggak tau!
"Anjing!!" Zara menemukan bukunya di dalam tas Sandra, semua berantakan di tempat itu. Mengundang tatapan sinis dari Pak Edward.
"Lo bener-bener manusi--" belom sempat Zara menyelesaikan hujatannya, mendengar suara di sebelah sana mereka terkejut!
"Zara!! Sandra!!" bentak Pak Edward menghampiri mereka berdua dengan tatapan tajam seakan ingin melahap kedua muridnya.
Semuanya terdiam, menunduk kecuali Zara melipatkan tangannya di dada seakan Pak Edward tidak akan menghukumnya.
"Kalian berdua harus saya hukum!" sentak Pak edward.
"Loh Sandra pak yang salah, bukan aku." Ucap Zara membela dirinya.
"Kamu Zara! tidak pernah bosan membuat saya marah, seperti biasa lari 8 putaran!" perintah Pak edward rahangnya mengeras, memberi hukuman kepada murid nakalnya ini.
"Kamu juga Sandra, lari 8 putaran,"
"Argh," dengus kasar menatap ke arah Guru kepala botak yg menyebalkan. Mereka berdua berlari kelapangan, semua murid pastinya sudah tidak terkejut lagi melihat mereka.
"Liat deh Bar, Zara dihukum lagi." ucap seorang teman sebangkunya Bara.
"Huft, entahlah kagak ada kapoknya tuh bocah." jawabnya
"Tapi body nya Bar, kek gitar spanyol uwuw."
Pletak
"Otak mesum lu, simpen dulu kerjain nih soal." ujar Bara.
Zara terlalu sering mendapat hukuman dari Pak Edward, tapi tetap saja tidak pernah Kapok! Bahkan dirinya sudah masuk Buku catatan tidak baik, tapi bagaimana bisa. Piala yang tertumpuk di kantor itu hasil Zara mengikuti lomba dance dan Sebagainya.
Keringat bercucuran matanya semakin sipit, tenggorokannya haus perutnya apalagi. Zara menuju kamar mandi membasuh muka.
"Cantik banget sih gue, pantes pada naksir." gumamnya. Di depan cermin dengan penuh percaya diri.
****
Keadaan kantin masih sepi cuma ada Bu rina pemilik kantin sekolah ini. Zara mengelus perutnya yang lapar padahal masih jam pelajaran, dirinya tidak peduli karena mengisi perutnya itu lebih penting.
"Buk, pesen mie ayam dong 1, es teh 2."
"Oke Ra, kebiasaan ini kan masih jam pelajaran," cibir Bu Rina
"Yaelah bawel amat buk, laper nih." ketusnya
"Nih," Bu Rina menyodorkan pesanan gadis itu, dirinya sudah biasa dengan kelakuan anak ini.
Menyantap makanan sendirian, Zara terlalu santai. Cowok keren dengan tampang yang cukup oke. Itu pun terkejut dengan siswa sedang makan di jam pelajaran.
"Mampus dia liat gue," Zara terkejut kehadiran Ketua Osis ganteng ini. Yaps! Zara menggilai cowok tampan ini.
"Mau kemana lo ha?" tanyanya berjalan menghampiri Zara yang tengah ingin kabur meniggalkan Kantin.
"Berhenti nggak lu! Cowok itu menahan lengan Zara, lalu gadis itu tersenyum malu seperti kecolongan. Niatnya ingin kabur menghindari masalah, bukan ini caranya agar lebih dekat dengan Gabriel.
Dududu💕
Jangan lupa Vote ya💜
Terimakasih💝
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl And BARA [REPOST ✓]
JugendliteraturCerita ini karya pertama Author. Jadi, penulisan kurang rapih atau typo bertebaran maklumi saja. Author nggak sempat lagi mau revisi lagi, hehe. JANGAN HUJAT YAK, MEMANG BIKIN SAKIT MATA. TAPI NGGAK PAPA, MASIH ADA KARYA AUTHOR YANG LAIN TULISANNYA...