19. try (self-determination)

1K 110 38
                                    

Gemerencik hujan disertai kehangatan yang begitu memikat menyapa pagi Jungkook. Sementara sepasang mata itu masih enggan terbuka walau sekejap, karena baginya ini adalah surga yang tak boleh ia lewatkan.

"Jung." bisikan Hana membuat sudut bibir itu menarik simpul dan membuat pemilik tubuh besar itu kian mengeratkan dekapannya.

"Jungkook," lagi-lagi ia mengeratkan dekapannya serta memberikan kecupan singkat dengan gemas.

Namun, tiba-tiba dunia seolah berguncang kala sesuatu yang empuk berhasil menghantam wajahnya. Pria itu pun meringis pelan seraya menepis bantal yang baru saja mengusik dunia romansanya. Tidak hanya itu, ia bahkan menggerutu sebal setelah manarik selimutnya, diiringi beberapa kalimat makian sampai saatnya rekaman kejadian semalam mendadak berputar dalam ingatannya.

Rasa pening perlahan muncul membuatnya spontan mengernyitkan kening.

"Ckck, benar-benar mimpi yang sangat indah."

Seketika mata Jungkook mencelang. Cukup terkejut dengan suara yang baru saja ia dengar. Cepat-cepat ia membuka selimut tebal itu dan mendapati sosok yang menerima makiannya pagi ini. Damn!

Kim Taehyung.

"Kalau ritual pagimu sudah selesai, cepatlah keluar!" Ujar Taehyung seiring kedua tangannya yang menelusuk ke dalam saku celana. Sementara langkah membawanya keluar kamar, kepala itu tidak henti bergeleng tak percaya dengan apa yang ia saksikan pagi ini. Adegan yang sangat menggelikan.

[Lima menit kemudian; di meja makan]

Jungkook duduk menatap semangkuk haejangguk di hadapannya. Gerakan canggung membawa tangannya mengusap tengkuk dengan tatapan yang secara acak beralih pada sosok lain yang ada di ruangan tersebut.

Detik berikutnya, ia berdeham pelan sebelum mencicipi sup yang telah disediakan untuknya.

"Bagaimana rasanya, Adik Ipar?" Tanya Aera tiba-tiba membuat Jungkook langsung tersedak hebat.

Melihat itu Aera yang panik segera menuangkan air minum untuk Jungkook, tetapi ternyata gerakannya kalah cepat dengan Hana yang telah lebih dulu menyodorkan gelas miliknya.

"Kak, itu sangat menggelikan!" Protes Hana sebal. Berbeda dengan Jungkook yang sempat-sempatnya tersipu akan panggilan untuk dirinya itu. "Adik ipar," gumamnya malu.

"Lho, kenapa? Semalam kita berdua juga sudah sepakat dengan panggilan itu. Benarkan, Adik ipar?" Lanjut Aera.

Mendengar itu Taehyung segera menyeletuk dengan santai, "tidak ada yang namanya kesepakatan, jika salah satu orang bersangkutan sedang dalam pengaruh alkohol, Sayang."

Jujur saja, Jungkook sendiri agak bingung dengan obrolan pagi ini. Selain itu, ia hanya bisa mencurigai dirinya sendiri. Entah kekacauan macam apa yang telah ia buat semalam, tapi sayangnya ingatan yang terekam dalam kepalanya hanya batas saat ia memeluk Hana. Selebihnya ia tidak ingat sama sekali.

Tidak masalah, yang jelas kesepakatan ini terlihat sedikit memberiku keuntungan.

**

Jungkook memasuki apartemen-nya. Hal pertama yang menarik atensinya adalah sepasang sepatu pantofel yang jelas-jelas bukan miliknya. Tanda tanya seakan tergambar jelas di raut wajah itu.

"Jeon Somi," panggilnya kemudian untuk memastikan keberadaan adiknya.

Tetapi, langkah kaki itu mendadak terhenti kala mata coklatnya menangkap sosok pria tua yang sedang berbincang dengan sang adik.

Suasana canggung mulai menyelimuti seisi ruang itu.

Somi melirik keduanya secara bergantian sebelum mengambil tindakan untuk mencairkan suasana tersebut. Sebenarnya dia sudah amat terbiasa dengan situasi seperti ini, tetapi tetap saja mentalnya akan terguncang kalau sampai kedua bom itu meledak bersamaan.

"Jung, akhirnya kau pulang ... Ah, lihatlah Kakek membawakan kita banyak ha--"

"Somi ... aku mau istirahat. Jangan ganggu aku kalau itu tidak penting," potong Jungkook seraya melangkah ke kamarnya.

Jeon Hwan Sik; Kakek Jungkook lantas berdeham keras dengan mata melotot ia menggerutu, "lihatlah betapa tidak sopannya kau ini."

Cepat-cepat Somi tertawa canggung sebelum ia berkata pelan, "setidaknya beri salam pada Kakek, Jung."

Tidak protes sama sekali. Tanpa ditunggu pun Jungkook langsung berbalik dan membungkuk, meskipun dengan gerakan malas.

"Kakek, biarkan saja dia istirahat dulu. Mengobrol dengan wanita cantik itu lebih bermanfaat," kata gadis itu sambil terkekeh.

Memang ,ya, yang namanya sedarah itu pasti ada kesamaan. Seperti mereka. Sebut saja "Jeon siblings narcissistic".

***

Di kamarnya, Jeon Jungkook menatap layar ponselnya yang memperlihatkan kontak dengan nama "only one". Gerakan jari itu terlihat ragu-ragu mengitari ikon panggil. Lalu, ia mengembuskan napas pelan dan bergumam, "bisa-bisanya aku sudah merindukannya lagi."

Kedua manik itu terlihat berbinar, ingatannya pun kembali pada saat dua jam lalu. Untuk pertama kalinya ia merasa Hana bersikap lunak padanya.

"Apa mungkin tanpa sengaja dia menelan obat penenang?" Jungkook asal menebak, lalu berdecak sendiri menyadari ketidakmungkinan.

Namun, itu tidaklah penting saat ini. Ada situasi lainnya yang mungkin akan menjadi hambatan untuk hubungan mereka. Jadi ... Apa yang akan kau lakukan, Jung?

Suara pintu kamar dibuka.

Seketika Jungkook memejamkan mata membuat penampilannya seolah sedang tidur. Ya, ini masih terlalu pagi untuk memulai perdebatan.

"Kau tidak memiliki bakat dalam berlakon, jadi berhentilah berakting!" Tegas Kakek seraya membawa diri untuk duduk di sofa.

"Jika tidak penting, sebaiknya Kakek jangan menganggu waktu istirahatku!" Balas Jungkook.

"Kang Hana ...."

Dalam sekejap Jungkook langsung membuka mata setelah nama itu disebut.

"Kapan kau akan memperkenalkannya padaku?" Lanjut Kakek setelah berdeham pelan.

"Sudah kubilang berhenti mencampuri urusanku!" Geram pemuda itu kesal.

Kakek berdecak. "Jika suka, menikahlah. Tidak usah bermain-main lagi!"

"Suka dengan tidaknya, menikah dengan tidaknya itu urusanku. Jangan memberi perintah apapun padaku, karena aku tidak akan menuruti Kakek!" Jungkook bangun dari tidurnya, berjalan keluar kamar.

"Kau ini ... sifat siapa yang kau ikuti, hah? Membangkang sekali, tidak seperti orang tuamu."

Seketika langkah Jungkook membeku, bahkan rahangnya ikut mengeras. Bisa dipastikan ia benar-benar marah saat ini.

"Takdir mereka adalah kesalahanmu, tapi ini aku; Jeon Jungkook akan membuat takdirku sendiri. Kakek tidak akan bisa mengacaukannya sedikit pun!"

To be continued...
I'm comeback and so sorry, buat pembaca lamaku kayanya kalian harus baca ulang ceritanya, deh. Aku yakin udah banyak yang lupa sama ceritanya nih :(

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INDICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang