Tentang Pratama 1

15 0 0
                                    

"Tama sama Ica kalian ibu hukum bersihin taman yang ada di belakang sekolah, dan kalian tidak boleh mengikuti sehari pelajaran sebelum taman itu benar benar bersih. Nanti akan ibu cek, jadi jangan berani bohong kalian. "

Tama dan Ica yang duduk bersebelahan hanya tersenyum tipis. Padahal dalam hati mereka sudah bersorak sorak bahagia mendengar hukuman yang menyuruh mereka berdua tidak mengikuti pelajaran sehari penuh.

"Yaudah tunggu apalagi? Sana segera ke taman. " Titah bu Sastri lagi.

Ica dan Tama mengangguk. "Makasih banget loh bu, " Kata Ica tersenyum manis. Setelah itu mereka berdua keluar.

"Kok lo gak marah sih ke gue? " Tanya Tama setelah mereka sudah di luar ruangan.

"Mau marah juga percuma, gak ngebuat gue tambah cantik juga. " Jawab Ica ngelantur.

"Lo udah cantik Ca, mau cantik gimana lagi coba? "

"Gue tau gue cantik, makasih udah di perjelas. "

"Eh tapi lo harus marah ke gue Ca, kan gue yang udah ngebuat lo repot gini. " Tama masih keras kepala dengan argumennya.

"Ya gue gak mau marah, nguras tenaga gue aja, "

"Ya ngapain kek minimal kalo gak marah, tampol kek, tendang kek apa gitu. Kalo lo diem gitu, guanya makin gak enak. " Tutur Tama jujur.

"Bawel lo sumpah. Yaudah gini aja, gue gak mau beresin tuh taman. Gue pen bolos ke cafe mana gitu atau ke mall, tapi gue juga gak pengen kena hukuman lagi karena tuh taman gak bersih. Jadi lo pikirin dah solusinya, "

"Oke gue paham. "

***

Untungnya Ica bukan cewek yang terlalu cewek, jadi ketika Tama menyuruhnya memanjat tembok belakang sekolah dengan mudah dia taklukan. Karena mereka berdua berencana untuk bolos.

Sebenarnya Ica bukan bad girl atau semacamnya, tetapi dia juga bukan murid yang selalu mengikuti peraturan sekolah yang ada. Jadi kalau ada kesempatan untuk bolos, kenapa harus dia lewatkan?

Berbeda dengan Tama, kalau cowok itu memang terkenal bad boy+mas wanted sekolah . Maka dari itu hal yang seperti ini sudah menjadi santapan dia setiap harinya.

"Bro bisa ke sekolah gue sekarang? Gue lagi butuh banget nih tumpangan. "

Ica mendengar omongan Tama bersama temannya di sebrang telepon. Dia tersenyum tipis sambil mengedarkan pandangannya takut takut ada yang melihat aksi mereka.

"Tama tapi gue masih pake baju sekolah, pasti ketauan nanti. " Keluh Ica yang baru menyadari kostumnya belum di ganti.

"Emm.. Pake hodie gue aja nih, " Tama memberikan hodie yang lagi dia kenakan. Hodie bewarna abu abu yang ujung atasnya bertuliskan 'NASA'. 

"Lo gimana? "

"Gue double kaos, nanti tinggal gue buka aja kemejanya. "

Ica mengangguk, langsung dia mengenakan hodie yang di berikan oleh Tama. Dan saat itu juga senyumannya mengembang karena hodie Tama itu wangi sekali. Yang perlu kalian tahu, Ica sangat menyukai cowok yang wangi.

"Aaaa kegedeann," Keluh Ica sambil cemberut.

"Enggak pas itu mah, udah ah jangan bawel."

"Tapi Tama hodie lo wangi banget gue suka.  Parfume lo apa emangnya? " Ica bertanya sambil menyiumi hodie Tama di bagian lengannya.

"Gak tau lupa, gak terlalu merhatiin juga."

***

"Mau kemana Ca?" Tanya Tama setelah mereka sudah duduk di dalam mobil rekan Tama yang sudah mau berbaik hati memberikan mereka tumpangan.

"Lo yang nelaktir kan nih?"

"Iya gue yang nelaktir." Balas Tama lesu.

"Yaudah kalo gitu ke Sturbucks aja." Putus Ica ke tempat yang memang bukan main harganya.

"Meluncurr."

Sekitar dua puluh menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai. Lalu Ica dan Tama turun diikuti satu teman Tama yang entah mengapa jadi ikut mereka untuk berkeliling.

Tama sengaja memilih tempat duduk di smoking area, karena dia juga harus memanfaatkan kebolosan hari ini dengan merokok.

Setelah memesan mereka langsung sibuk kegiatan masing masing. Teman Tama sibuk dengan ponselnya, Tama sibuk menyalakan putung rokoknya, sedangkan Ica sibuk menciumi hodie Tama yang mulai hari ini menjadi wangi favoritnya.

"Siapa nih bro? Kayaknya gue baru liat deh, cewek baru lagi?" Tanya Bayu teman Tama barusan.

"Bukan lah, dia temen satu angkatan. Temen bolak balik masuk BK juga sih. Temen sekelas juga, temen semuanya dah pokoknya."

Ica yang memdengar hanya ikut mengangguk saja, tidak mau ikut angkat suara.

"Wedeh cantik juga, cewek kenalan dong.." Goda Bayu yang membuat Ica menoleh kearah cowok itu menatapnya tak berkedip.

"Tutup mulut atau gue gigit lo." Ancam Ica serius. Yang mana langsung membuat Tama dan Bayu tertawa saat itu juga.

Ica menyerngit, memangnya ada yang lucu dari omongannya?

"Galak juga, yaudah dah gue pergi aja. Bro gue duluan ya gebetan minta di temenin biasa." Bayu berpamitan kepada Tama.

"Oke dah, thanks udah mau ngasih gue tumpangan. Gutlak with your new girlfriend."

"Yup, santai. Gue duluan ya manis." Kali ini Bayu berpamitan kepada Ica.

"Thanks bro." Kata Ica ikut ikutan.

"Sama sama bro."

Setelah itu Bayu mengilang dari pandangan Ica dan juga Tama. Jadilah mereka berdua disini, Ica masih saja sibuk menciumi hodie Tama yang menurutnya wanhi sekali.

"Ganteng tapi gue gak suka," Kata Ica tiba tiba mengomentari Bayu tadi.

"Gue gak nyuruh lo suka ke dia juga sih." Balas Tama.

Ica menyedot minumannya, sambil menatap Tama sinis.

"Itu hodie ya gak usah diciumin mulu kali, gue aja yang punya gak pernah nyiumin sampe segitunya," Tama mengomentari Ica yang sedari tadi selalu menciumi hodie miliknya.

"Abisan baunya enak gue sukaa, suka bangett." Balas Ica yang tidak memperdulikan Tama, dia terus menciumi hodie milik cowok itu.

"Suka ke orangnya juga gak papa kok, gak ada yang ngelarang Ca." Goda Tama.

"Pepet teross," Kata Ica yang sama sekali tidak tergoda dengan gombalan receh seperti itu.

Mereka berdua tertawa bersama.

"Ih Tama asep rokok lo ke gue nih, gue gak suka. Nyesek kan ke dada." Omel Ica karena  asap rokok Tama berterbangan kearahnya.

"Eh sori sori," Tama langsung mematikan rokok yang berada di tangannya. Dia tidak mau membuat Ica tersiksa karena asap rokonya.

"Ca mulai sekarang kita temenan ya?"

"Jadi kemaren kemaren kita musuhan gitu?" Ica terkekeh memanggapi pernyataan yang keluar dari mulut Tama tadi.

"Ya enggak juga, maksud gue mulai sekarang kita sahabatan kaya lo sama Salsa gitu. Mau kan? Pasti mau lah diajakin sahabatan sama cowok terkenal kek gue gini masa gak mau."

"Yaudah serah lo dah, biar cepet kelar."

About Him Named Is Pratama.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang