Jisung mengembangkan senyumnya ketika melihat Minho dari kejauhan. Namun senyumannya itu tidak berlangsung lama, ia segera menautkan alisnya dan menatap aneh ke arah Minho yang terlihat sedang berbincang dengan seorang wanita.
Dengan berani Jisung mendekat ke arah mereka, berusaha sebisa mungkin agar tidak diketahui oleh keduanya.
"Perihal Jisung, apakah kau akan meninggalkannya setelah semua ini selesai?"
Jisung kebingungan, jelas. Ia tidak paham maksud dari ucapan wanita yang tidak diketahuinya itu. Dan lagi, mengapa percakapan mereka terdengar lancar, seakan-akan Minho memahami ucapan nya itu.
"Aku menikahinya memang karena--"
Cukup, Jisung tidak mau semakin berprasangka buruk pada Minho.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Setelah penampilannya selesai, Jisung berniat untuk ke toilet. Telapak tangannya sudah basah oleh keringat akibat kegugupannya itu. Saat hendak membasuh tangan, pergerakkannya terhenti begitu melihat salah satu karyawan yang masuk kedalam toilet khusus tamu. Jisung mengernyit heran. Ia memandang aneh ke salah satu karyawan tersebut.
"Maaf, aku sudah tidak tahan" ucap karyawan itu seakan paham apa yang difikirkan olehnya.
Lalu Jisung pun kembali melanjutkan kegiatannya itu. Ia menatap dirinya dari pantulan cermin, dan tiba-tiba saja ingatannya tentang Minho dan wanita asing tadi sore membuatnya kembali berfikir, ia tidak ingin curiga, sungguh. Tetapi percakapan mereka begitu aneh menurutnya. Ia ingin mengatakan bahwa dirinya salah dengar, namun pendengarannya tidak dapat menyangkal hal tersebut.
Begitu melihat karyawan tersebut keluar dari salah satu bilik yang ada, Jisung pun terfikirkan sesuatu. Ia ingin mencari tahu tentang kejiwaan Minho, ia ingin tahu dengan cara yang saat ini terfikirkan olehnya. Ia berharap, Minho akan merengek dan menangis saat melihatnya agar pikiran buruk itu menghilang. Namun siapa yang tahu, Jisung harus membuktikannya saat ini. Intinya, Jika Minho bisa membelanya seperti layaknya kebanyakan orang, Jisung dapat simpulkan bahwa Minho hanya berpura-pura selama ini.
Ia menoleh ke arah Karyawan yang tengah mencuci tangan disebelahnya itu.
"Hei, bisakah kau berakting?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jisung menarik lengan Minho dengan kasar, ia segera masuk kedalam taxi yang berada didepan Restoran tersebut dan menarik lengan lelaki tersebut agar segera masuk kedalam.
Setelah mengucapkan alamat yang dituju, sang sopir segera melajukan kendaraannya.
"Jelaskan!"
Minho diam, ia enggan untuk memberitahu apa yang diinginkan oleh Jisung.
Dan Jisung kesal melihatnya. Lelaki yang memiliki wajah menggemaskan seperti tupai itu menghembuskan nafasnya dengan kasar, tangannya ia gunakan untuk memijat pangkal hidungnya karena rasa pening yang tiba-tiba saja menyapa kepalanya.
"Jelaskan, hyung!"
Minho masih diam, ia terus menatap ke luar jendela seakan-akan tidak mendengar ucapan si manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRICKING [Minsung]✓
FanficYang Jisung tahu, ia diminta untuk menikah dengan lelaki yang memiliki keterbelakangan mental. Start: 130320 End: 240320 Warn! • Bxb • Baku