"Baiklah"
Minho berdiri, menarik lengan Jisung dan mengikis jarak diantara mereka berdua.
Jisung yang terkejut saat bibir mereka saling bersentuhan hanya dapat mengerjapkan mata. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, bahkan memberontak pun tidak ia lakukan saking terkejutnya.
Begitu ciuman mereka terlepas, Minho segera mengusak surai si manis. "Kuharap setelah kau mengetahui semuanya, kau akan berubah fikiran"
Setelah berucap seperti itu, Minho segera keluar dari sana, meninggalkan Jisung yang masih terpaku pada tempatnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jisung terbangun dari tidurnya. Ia segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Begitu selesai, ia berniat untuk menyiapkan makanan. Namun Minho menahan lengannya dan menggeleng. "Tidak perlu, kita akan sarapan diluar dan aku akan menceritakan sesuatu padamu"
Jisung menganggukkan kepala. Ia melepas genggaman tangan Minho dan pergi dari sana membiarkan Minho untuk segera pergi membersihkan diri.
Rasanya cukup canggung bagi Jisung. Ia masih terlalu asing dengan Minho, namun entah mengapa hatinya selalu berdebar sejak semalam. Bahkan kalau boleh jujur, ia pun tidak dapat tidur dengan nyenyak. Terbukti dari area matanya yang menghitam.
"Jantung, apa kau ingin keluar? Mengapa selalu berdebar dengan cepat sejak semalam" ucap Jisung sembari menyentuh dadanya.
"Jika jantungmu keluar, maka kau akan mati"
Jisung terkejut bukan main, ia berbalik dan menemukan Minho yang lagi-lagi belum mengenakan atasan.
Lelaki itu nampak cuek melihat ke arahnya lalu berjalan menuju lemari yang berisi pakaian mereka berdua.
"K-kau, sejak kapan?"
"Sejak kau berbicara dengan jantungmu itu" jawab Minho cuek sembari terus memilih pakaian yang akan ia kenakan.
"Ck, jangan seperti itu lagi"
Minho berbalik, tangannya memegang sebuah kaos hitam polos. "Seperti itu bagaimana?"
"Y-ya seperti itu!" Sial, rasanya Jisung ingin memukul mulutnya saja. Bagaimana bisa ia gugup seperti ini dihadapan Minho.
"Ya seperti itu yang bagaimana? Mengejutkanmu? Atau membuat jantungmu berdebar dengan cepat?"
Astaga, Jisung rasanya ingin bersembunyi dibalik selimut saja. Ia tidak bisa menanggapi ucapan Minho terus menerus.
"Sudahlah, kita harus cepat menemui Chan hyung!"
Minho yang sedang memakai sebuah jaket denim menatap heran ke arah Jisung.
"Bukankah dia yang akan kemari? Kita kan keluar untuk sarapan"
Jisung mengerjapkan mata, ia benar-benar terlihat bodoh saat ini.
"M-maksudku.... Ayo makan! Aku lapar"
Minho terkekeh, ia berjalan menghampiri Jisung dan menggenggam tangan si manis. "Ayo!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jisung mendudukkan diri di atas kursi yang tersedia disana. Dihadapannya terdapat seorang wanita yang pernah ia lihat, dan disebelah kanan Jisung terdapat lelaki yang saat ini menyandang status sebagai suaminya itu, Minho.
Mereka saling menatap satu sama lain sebelum akhirnya Minho berdehem dan wanita itu pun segera mengeluarkan sebuah buku catatan bersampul menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRICKING [Minsung]✓
Fiksi PenggemarYang Jisung tahu, ia diminta untuk menikah dengan lelaki yang memiliki keterbelakangan mental. Start: 130320 End: 240320 Warn! • Bxb • Baku