Jisung menatap iba ke arah wanita tua yang berada dihadapannya. Wanita tersebut mengelus surai lelaki disebelahnya dengan begitu lembut sembari menatap ke arahnya dengan mata berlinang.
Disebelahnya lagi terdapat seorang pria yang diketahui suami dari wanita tersebut. Keduanya menatap ke arah Jisung dengan pandangan memohon.
"Tolong, kami hanya dapat berharap pada dirimu"
Jisung menghembuskan nafasnya. Ia menatap ke arah anak lelaki yang dibawa oleh sepasang suami istri itu.
"Aku tidak memiliki pengalaman untuk mengurusnya"
"Tidak masalah, kau hanya perlu menjadi pasangan hidupnya, menemaninya di rumah setiap hari"
"Bagaimana dengan pekerjaan ku? Tidak mungkin aku mengandalkannya, kan?"
"Kau tidak perlu mengkhawatirkan hal itu, karena kami akan membiayakan hidupmu"
Jisung mendesah, ia menatap seisi kontrakkannya yang sangat sederhana. Ia menatap tempat tidurnya yang hanya cukup untuk satu orang dan menatap ke arah tamunya yang duduk di lantai beralaskan karpet sama seperti dirinya.
"Bagaimana dengan orang lain?" Tawarnya.
Wanita tersebut menggelengkan kepalanya, ia menatap ke arah anak lelaki disebelahnya itu sembari mengelus bahunya dengan lembut.
"Kami hanya dapat mempercayaimu. Sejak kau menolongnya di keramaian, kami yakin bahwa kau orang yang tepat"
Jisung memejamkan matanya, ia merasa pening dengan situasi saat ini. Bukankah sama saja seperti disuruh mengurus seorang anak lalu diberikan gaji, lantas mengapa ia harus menikah dengan anak lelakinya itu.
"Bagaimana kalau aku bekerja untuk mengurus anakmu itu? Tidak perlu menikah"
"Kau tidak mau, ya?" Wanita tersebut menunduk, tangannya meremat celana yang dikenakannya itu seperti menahan sesuatu.
"Hiks...."
Wanita itu menangis? Pikir Jisung begitu mendengar suara isak tangis.
"Baiklah, aku menerimanya asalkan kami tetap tinggal disini!"
Wanita tersebut mendongak ke arah Jisung. Dihapusnya air mata yang mengalir lantas menatap seluruh sudut rumah Jisung.
"Kau yakin? Kami bisa membelikanmu sebuah apartemen"
Jisung menggeleng, menolak mentah-mentah tawaran yang seharusnya tidak dilewatkannya.
"Walaupun aku tinggal di sebuah kontrakkan yang berada di atap, tapi akan aku pastikan anak kalian tidur dengan nyenyak"
Wanita tersebut menghembuskan nafasnya panjang, ia melirik ke arah suaminya sekilas sebelum pada akhirnya menyetujui keinginan Jisung.
"Kalau begitu, tiga hari lagi kalian akan menikah"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Kau yakin dengan cara ini, Minho?"
Minho mengangguk pasti, ia menatap kedua orang tuanya yang duduk di kursi belakang melalui pantulan cermin.
"Aku harus melakukan ini walau akan terasa sedikit memalukan"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Let's start & stay enjoy.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRICKING [Minsung]✓
Fiksi PenggemarYang Jisung tahu, ia diminta untuk menikah dengan lelaki yang memiliki keterbelakangan mental. Start: 130320 End: 240320 Warn! • Bxb • Baku