MAD

118 16 0
                                    

Ketika ego berhasil mengalahkan kasih.


Selamat membaca !


Hari terus berganti dan waktu pun kian berlalu. Banyak hal yang terjadi disetiap menit dalam hidup. Apa yang sudah terlewatkan, sudah menjadi kenangan.

Berpikir tentang masa depan, terkadang manusia hanya berangan - angan akan suatu hal yang indah. Apa yang sudah direncanakan, bisa menjadi kegagalan yang meruntuhkan jiwa.

Berharap akan memiliki kenangan yang baik selama masih hidup.

Itulah yang membuat seorang gadis melamun dibalkon kamarnya.

Berbicara mengenai penyakitkan, ia tidak marah pada sang pencipta karena menciptakan sosok seperti dirinya dalam keadaan berpenyakit.

Berusaha positif akan hal baik dan mengambil hikmah dari apa yang sudah direncanakan oleh Tuhan.

Banyak kejadian tak mengenakan selama ini. Yoojung merasa bahwa dirinya terus berada dalam keterpurukan yang berlebihan. Tersenyum dihadapan khalayak, namun menangis dihadapan terangnya bulan.

Ya, bulan lah satu - satunya yang menjadi saksi setiap tetes air mata Yoojung.

Gadis itu menatap gelapnya langit di malam hari dengan banyak nya bintang - bintang. Ini merupakan kebiasaan yang dilakukannya sejak kecil. Karena memang seperti inilah ia bisa membuat hatinya merasa tenang dan damai.

Sambil menatap lirih dan tersenyum sendu, ia berkata " Eomma.. ayo kita bertemu. Kita tidak pernah saling menatap, bukan? Setelah ini, Jungie akan tidur. Datanglah ke mimpiku, sekali saja.. "

Setelah itu, ia menatap sebuah foto yang menunjukan sosok wanita yang diperkenalkan oleh ayahnya sebagai seorang malaikat, atau sebut saja ibunya.

" Kau cantik. Pantas appa mau dengan mu, eomma "

Terkesan meledek memang, karena itu ia tertawa kecil.

Tiba - tiba ia merasakan ada sebuah tangan kekar yang melingkari bahunya, lantas ia menolehkan kepalanya dan mendapati ayahnya sedang tersenyum menatapnya,

" Appa.. "

" Belum tidur, hm? "

Gadis itu menggeleng.

" Mau appa tunjukkan sesuatu? "

Yoojung diam dan menatap,

" Ayo ikut appa, nanti kau akan tau apa yang ingin appa tunjukan "

Gadis itu masih menggengggam foto ibunya, tak lupa ia menutup pintu balkon sebelum pergi menyusul ayahnya keluar.

Kaki jenjang nya mengikuti setiap langkah pria dewasa di depannya yang mengarah kesebuah ruangan tepat didepan kamar kakaknya,

Kedua nya berhenti sejenak dikala mendengar suara seseorang berbicara lirih,

Yoojung ingin mengintip, namun punggung lebar ayahnya berhasil menghalangi pandangannya.

Even If It Hurts  [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang