" Kau butuh teman, kesendirianmu menyimpan banyak cerita yang jika dipendam, rasa itu akan membuat mu depresi kian hari, karena kebahagiaan dan kesedihan mu tak pernah kau bagi kepada siapapun "
•
•
•Selamat membaca !
•
•
•Semenjak menolong gadis yang pingsan didepan UKS, Jimin jadi sering memperhatikan dan mengikutinya dari tempat nya memantau. Entah bawaan darimana, dirinya merasa ingin tahu gadis itu lebih dalam. Mungkin jika ada kesempatan, ia juga ingin berteman, sebab sudah seminggu ini, Jimin mengetahui bahwa gadis itu memang penuh misteri.
Langkah nya menelurusi koridor berhenti seketika, mata nya persepsi menangkap sebuah objek yang dijadikan tontonan oleh banyak siswa, terdapat beberapa siswi yang berdiri melingkar entah sedang apa, yang jelas ia merasa ada yang tidak beres.
Langkah pelan membawa dirinya semakin mendekat, hingga mata nya menatap kesal ke arah gerombolan gadis itu,
" Lemah sekali dirimu, seperti ini saja— " kalimat hina salah satu dari mereka yang tengah menarik rambut korbannya terpotong ketika ada suara yang terdengar meremehkan,
" Diri kalian terlalu membosankan, ya? Sampai - sampai bermain dengan siswi lain? "
Ya, kata - kata itu berhasil menohok dan menghentikan kegiatan membully mereka,
" J-jimin sunbae ? "
Mereka semua terkejut menatap sosok jimin yang sudah mengintimidasi mereka,
Tatapannya mengerikan, walaupun terlihat damai.
Lantas, tak memperdulikan perhatian para siswa yang berada di koridor ini, ia mengulurkan tangan kemudian menarik dan membawa gadis tersebut yang terduduk dibawah dengan rambut tak tertata lagi.
" Kalian memalukan " ujarnya sebelum meninggalkan mereka yang menatap geram ke arah gadis yang dibawa oleh dirinya.
Kalian tahu?
Mereka yang sudah di hentikan oleh Jimin tadi merupakan anak kelas tiga menegah pertama yang tentunya merupakan adik tingkatnya,
Kalian ingat bahwa gedung senior dan junior terpisah?
Lalu kenapa Jimin bisa berada di gedung yang bukan jenjangnya?
Sedikit informasi, Jimin adalah salah satu siswa yang dipercayakan oleh guru untuk membantu para siswa yang akan mengikuti lomba seni bulan depan.
Hal ini sudah ia lakukan sejak setahun yang lalu, harusnya bersama sepupunya yang merupakan guru pembimbing bagian seni budaya yang datang ketika dipanggil, namun sepupunya itu sedang di luar kota, ada urusan kerjaan yang tidak bisa ia tinggalkan, jadilah hanya dirinya yang mengajar,
Lumayan, tambahan uang untuk jajan, kan? Hehe.
Balik ke dua manusia yang kini berada ruang UKS, Yoojung tidak paham, mengapa dirinya di bawa sampai ke ruangan ini, ia merasa bahwa ia tidak sedang sakit ataupun terluka,
Lelaki ini..
gadis itu terus memperhatikan sosok berparas tampan didepannya ini, ia mencoba untuk mengingat memorinya, karena ia merasa kalau dirinya pernah melihat orang ini,
KAMU SEDANG MEMBACA
Even If It Hurts [HIATUS]
FanficBahkan untuk terakhir kalinya, kesempatan itu tidak ada. Semuanya berakhir dan meninggalkan perasaan yang amat sangat menyedihkan.