2. Si Ibu dan Sang Anak

213 18 2
                                    

"Key lu udah tau kabar mantan bini lu gak?"

"Ada apa nih tiba tiba bahas dia?"

"Gua denger denger dia kembali kesini. Bakal tinggal menetap disini."

#####

"Kyu, udah di beresin semua kan barangnya?"

"Udah Ma..." jawab Q.

"Kalo udah, Mama tunggu dibawah ya, kita berangkat," ujar sang ibu, Taeyeon, Q langsung mengangguk pelan tanda setuju juga menjawab,

"Siapp..."

#####

Q dan Taeyeon sudah berada di dalam mobil sekarang, mobil yang akan membawa mereka ke bandara. Yang berarti perjalanan selanjutnya adalah menggunakan pesawat.

Sudah terlalu sering Q mengikuti sang ibu kemana-mana, pekerjaan Taeyeon yang suka berpindah-pindah membuat Q juga selalu berpindah-pindah sekolah.

Dari luar kota, luar negeri, semua sudah ia kelilingi. Sayangnya, meskipun di luar negeri, dia bersekolah di sekolah khusus anak-anak di negara mereka, sama saja bohong jadinya, tidak melatih bahasa Inggris Q sama sekali.

Dan kali ini, mereka tidak akan berpindah-pindah lagi, kembali menetap di kampung halaman alias kota kelahiran Q. Tahun ini Q akan masuk kuliah, jelas ia senang sekali dan juga siap menyambut teman-teman baru.

"Seneng ya balik kampung halaman?" celetuk Taeyeon yang melihat anaknya senyum-senyum daritadi.

Q mengangguk pelan, meng-iya-kan pertanyaan dari sang ibu, jelas ia sangat senang. Apa berarti dia dapat bertemu sang ayah?

Tetapi kata sang ibu, ayahnya sudah lama tiada. Baiklah berarti bisa mengunjungi makam sang ayah, bukan?

Tanpa ia ketahui kenyataan yang sebenarnya bahwa sang ayah masih hidup.

#####

Sesampainya di kota kelahiran, jelas Q dan Taeyeon langsung beristirahat di rumah baru mereka. Rumah sudah bersih, kamar sudah rapi sebelum mereka masuki yang artinya memang sudah siap dihuni.

Lama Q tertidur, hingga sang ibu membangunkannya,

"Kyu, bangun nak. Makan dulu, Mama udah masak."

Q pun terbangun, mencuci muka bergegas ke dapur untuk makan.

"Hmm... Tumben nih Mama masak, biasanya kan sibuk," ledek Q.

Taeyeon langsung tersenyum dan menjawab,

"Iya iya, tapi kamu tau kan masakan Mama gimana? Jangan diraguin dong."

"Enggak kok Ma, kan Kyu tau kalo masakan Mama tuh luar biasa enak. Makanya sering sering masak ya!"

Taeyeon tersenyum nanar mendengar perkataan anaknya, jelas karena kesibukannya yang susah untuk selalu ada dan siap sedia bahkan hal kecil pun.

"Oh ya! Mama udah daftarin ke universitas disini, dijamin kamu suka. Rapot kamu kan bagus, jadi Mama daftarin ke prodi yang pingin kamu masukin," ujar Taeyeon kemudian.

"Teknik kan Ma?" tanya Q.

Taeyeon mengangguk tanda setuju.

"Teknik apa Ma?" tanya Q lagi.

"Lingkungan," jawab Taeyeon, mantap.

#####

"Eh anjir, lu tau gak!" seru Woong ke sahabatnya Jangjun.

"Kagak. Apaan?" balas Jangjun.

"Si bang Doy jadi komdis! Mantep gak tuh? Padahal kan biasanya komdis tuh anak angkatan atas."

"Wuidih enak bener, coba aja gua punya abang di BEM, hmm..."

"Ngomongin apaan nih?"

Sebuah suara lain mengagetkan mereka berdua, ternyata orang yang sedang dibicarakan.

"Eh bang Doy, ini bang ngomongin warung Mpok Hani, banyak nyamuknya," sahut Woong sambil gelagapan.

"Oh..."

#####

Beberapa bulan berjalan, semua mahasiswa baru sudah menempuh berbagai jalur masuk untuk diterima di universitas dan jurusan pilihan masing-masing. Ada yang melalui jalur rapor, tes masuk dan berbagai macam, hingga daftar ulang dan kini saatnya adalah ospek.

"Bang, lu gaada galak galaknya."

Ucapan Doyoung langsung membuat Dongheon menatapnya sinis, Dongheon bertindak sebagai ketua komisi disiplin tahun ini pada ospek jurusan. Ospek diselenggarakan per jurusan, barulah setelah itu per prodi dan selanjutnya event yang disenangi mahasiswa/i baru, penyambutan besar-besaran.

Kalau ospek ibaratnya harus berdarah-darah, penyambutan adalah hadiah kesuksesan dari ospek. Pagi ini kedua saudara itu disibukkan untuk bersiap-siap menjadi panitia ospek. Disaat sang ayah dan kakak mereka belum bangun tidur, mereka berdua akan segera berangkat.

"Sepatu gua mana ya?" ucap Dongheon yang tentu saja dapat Doyoung dengar.

"Kebiasaan pasti lupa naruh, tuh liat rak bagian bawah," sahut Doyoung.

"Eh iya!"

"Gimana sih, kok kabid komdis pikunan."

"Adek durhaka lu!"

Doyoung langsung nyengir dan kabur sebelum kakaknya mendekat.

"Motoran nih?" tanya Doyoung.

"Kalo naik mobil kita berdua bakal dikatain ngecengin maba," sahut Dongheon.

"Bener juga, yaudah lu ya bang yang bawa."

"Emang ya lu Doy, bener bener."

#####

Selain dari pihak angkatan atas, pihak mahasiswa baru juga tentunya kalang kabut pagi ini. Takut atribut ketinggalan dan berakhir dimarahi.

Sialnya Q memang hari ini, baru hari pertama, tetapi ia lupa mengenakan name tag. Bukan hanya lupa dikenakan tetapi lupa ia bawa.

Doyoung mendekati mahasiswa-mahasiswa baru yang tengah berbaris rapi, memeriksa mereka satu persatu, hingga akhirnya ia berada tepat di depan Q setelah berkeliling-keliling.

"Mana name tag kamu?"

Bayangkan Q dimarahin Doyoung, bayangkan. Bayangin aja jangan beneran lah, dedeknya kan harus disayangin 🤣👍

Anipang Brothers - Keluarga KelinciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang