Mingyu dan Sojung akhirnya sampai rumah. Kemudian, Sojung terkejut mendapati ibunya menangis di ruang tamu.
"Loh ... mama kenapa?" tanya Sojung langsung, seakan lupa jika ia sedang perang dingin dengan mamanya.
"Tidak apa-apa, Sojung. Mama hanya merasa bersalah dengan ucapan mama tempo hari lalu. Maafkan mama ya?" Mendengar itu Sojung langsung terdiam.
"Mama sadar ucapan mama berlebihan. Padahal kau sudah mati-matian belajar siang sampai malam," lanjut ibunya.
Mata Sojung sedikit berkaca-kaca. "Sudah dong, Ma. Aku memaafkan mama. Sojung janji akan jadi lebih baik lagi."
Mereka berpelukan, disusul Mingyu yang ikut memeluk mereka. "Nah gini dong. 'kan Mingyu seneng lihatnya."
Seokjin benar. Kalau sudah berbaikan sendiri rasanya lebih baik. batin Sojung.
🌸
Entah kenapa hari ini Sojung merasa hawa kamarnya tidak enak sekali. Akhirnya ia memutuskan untuk ke kamar kakaknya.
Sojung langsung masuk ke kamar kakaknya yang tidak dikunci dan langsung duduk santai di kasur empuk Mingyu. "Kak, aku disini dulu ya? Hawa kamarku rasanya tidak enak sekali, tidak nyaman."
Mingyu yang sebelumnya mendelik kesal langsung bertanya dengan ketus, "Memangnya kenapa?"
"Mana aku tau?" sahut Sojung tak kalah ketus. "Lagipula hanya malam ini saja. Aku juga hanya melihat isi kameraku."
"Terserah kau."
Sojung mengotak-atik kameranya. Tidak sabar melihat hasil fotonya tadi dengan Seokjin. Pasti Seokjin terlihat sangat tampan 'kan?
"Ternyata dia pintar memotret juga ya? Bagus sekali hasilnya ...." Sojung menatap hasil jepretan Seokjin saat memfotonya tadi.
Saat ingin melihat fotonya bersama Seokjin tadi. Entah kenapa gambarnya tiba-tiba berubah menjadi hitam.
"Loh, kok jadi hitam sih?" keluh Sojung. "Yah. Padahal baru kali ini dia mau berfoto denganku."
Aneh sekali.
🌸
Mereka asik foto sama pak penjaga rel kereta tuh, awkwkwk
Cr:pinterest (@sowjinism di Ig)
KAMU SEDANG MEMBACA
Crossroads [Sowon-Jin] ✓
FanfictionEND. Tentang lelaki yang selalu tersenyum pada Sojung saat melewati persimpangan jalan. Membuat Sojung senang sekaligus takut.