"A--- apa? Bercandamu tidak lucu, Taehyung!" seru Sojung.
"Taehyung tidak berbohong," jawab Irene. "Setelah satu minggu kepergiannya, saya yang merawat Taehyung dan Umji bersama suamiku. Saya rutin kesini setiap pagi dan sore. Tae dan Umji tidak punya siapa-siapa lagi sekarang ini."
Sojung menangis di pelukan kakaknya. "Katakan ini tidak mungkin! Tidak mungkin! Kak Seokjin sudah berjanji bersamaku ...."
Melihat adiknya yang sudah berteriak frustrasi dan memukul dada bidangnya. "Sojung tenanglah! Kita dengarkan penjelasan dari mereka dulu ya?"
"Mari masuk. Duduklah dan akan ku ceritakan semuanya," ajak Irene.
Mingyu menuntun Sojung yang masih menangis frustrasi untuk duduk di kursi. Tak lama kemudian, Umji membawakan minum untuk Sojung supaya lebih tenang.
Irene memilih mendudukkan diri di sebelah Tae dan Umji, di depannya ada Sojung dan Mingyu.
"Tolong jelaskan, Bu ...," lirih Sojung ke Irene.
"Ibu dan ayah mereka ini adalah teman saya, sayangnya mereka tiada karena kecelakaan. Akhirnya mereka bertiga saya rawat bersama suami saya. Tapi sebagai kakak tertua, Seokjin tetap ingin tinggal di rumah mereka dan tak mau pindah ke rumah saya, jadi saya sering kesini juga. Dia juga memutuskan untuk berhenti sekolah supaya bisa kerja untuk adik-adiknya. Saya sudah melarangnya keras, tapi Seokjin tetap berkerja."
"Berkat Seokjin, adik-adiknya sedikit bisa melupakan kenyataan sedih bahwa orang tuanya sudah tiada. Tapi, tak lama kemudian, Seokjin mendapat cobaan lagi."
"Cobaan apa?"
Irene menghela napas dan raut wajahnya terlihat sedih. "Dia divonis terkena leukimia."
"Apa?" tanya Sojung tak percaya. "Leukimia? Kanker darah?"
"Ya," jawab Irene. "Saya menyuruhnya berhenti berkerja dan biar semua biaya pengobatan saya yang menanggung. Tapi, Seokjin tak mau."
"Tapi, setelah saya paksa ia mau berhenti berkerja. Dan waktu itu ... saya dan suami saya harus segera ke luar negri karena ada urusan, jadi kami hanya meninggalkan uang untuk Seokjin berobat dan untuk kehidupan mereka sehari-hari. Tapi, saya baru tau jika Seokjin tak menggunakan uang itu dan tak berobat sekalipun."
"Kak Seokjin selalu bilang jika sudah berobat saat aku dan Umji bersekolah," sahut Taehyung tiba-tiba. "Ternyata dia bohong ... andai aku sedikit memperhatikan Kak Seokjin, pasti aku akan memaksanya berobat."
"Kak Seokjin selalu begitu. Tak ingin membuat kita khawatir dan merasa repot. Tapi, sekarang ... Kak Seokjin pergi, hiks," sahut Umji.
"Saya juga baru tau karena uang yang saya berikan untuk pengobatannya masih utuh di lemari Seokjin," lirih Irene. "Seokjin anak yang baik, saya sangat merasa bersalah ...."
"Kak Seokjin bilang selalu menghibur dirinya dengan berjalan-jalan, dan dia bercerita kalau dia sering ke persimpangan jalan terdekat sini. Dia bercerita dengan antusias karena ada perempuan yang membuatnya merasa senang, merasa hatinya bergetar, dan perempuan itu ternyata kau, Sojung," ucap Taehyung. "Aku berterima kasih untuk itu ...."
"Satu hari terakhir kita bertemu ... Kak Seokjin juga memberiku hadiah, berupa kotak musik dan memberiku sedikit pesan," ucap Sojung susah payah karena sedang menangis. "A--- aku tidak menyangka ternyata itu yang terakhir ...."
"Yang sabar ya, Nak Sojung," ucap Irene. "Saya berterima kasih kamu sempat membuat Seokjin senang dalam beberapa minggu ini, setidaknya dia pergi dalam keadaan bahagia."
Sojung mengangguk kemudian mengusap air mata yang sudah banjir di wajahnya. "Bisa antarkan aku ke tempat Kak Seokjin?"
Taehyung, Umji, dan Irene mengangguk. Kemudian mereka bergegas menuju tempat peristirahatan Seokjin yang terakhir.
Tempatnya tidak jauh dari rumah Seokjin dan tidak jauh dari persimpangan jalan. Jadi, Sojung mungkin bisa kesini setiap hari 'kan?
Setelah sampai Sojung langsung menangis sejadi-jadinya melihat nisan itu bertuliskan nama pria yang membuatnya jatuh cinta pertama kali.
"Kak Seokjin ... aku tidak akan pernah melupakanmu. Aku janji ...."
🌸
😭
1 chap lagi guis akhirnya :")
KAMU SEDANG MEMBACA
Crossroads [Sowon-Jin] ✓
FanfictionEND. Tentang lelaki yang selalu tersenyum pada Sojung saat melewati persimpangan jalan. Membuat Sojung senang sekaligus takut.