"Kau tinggal dimana?" tanya Sojung.
Ya, setelah beberapa hari, Sojung sering ke persimpangan jalan sini untuk menemui Seokjin. Mereka sudah akrab sekarang. Sojung juga berusaha agar tidak di rumah terus karena masih terlibat perang dingin dengan ibunya.
"Aku ... tinggal di dekat sini," jawab Seokjin.
Sojung menganggukkan kepalanya. Kemudian terfokus dengan baju yang dikenakan Seokjin. "Kenapa kau pakai baju warna putih terus sih? Tidak bosan?"
"Aku hanya punya baju ini ...," jawab Seokjin yang terdengar pilu menurut Sojung.
"Mau aku antar beli baju? Aku akan membelikan baju warna biru untukmu! Aku rasa itu akan cocok," ucap Sojung semangat.
"Apa boleh?" tanya Seokjin. "Takut merepotkanmu ...."
"Boleh! Besok ya? Hari ini aku tidak bawa uangnya."
Seokjin mengangguk kemudian tersenyum. "Ya, terserah kau."
Hening sesaat di antara mereka. Sampai terdengar suara kereta mendekat.
"Seokjin ... mau menemaniku untuk memotret lagi?" tanya Sojung yang dibalas anggukan Seokjin.
Mereka beranjak dari duduknya kemudian berlari ke tepi rel menunggu kereta lewat. Sojung asik memotret pemandangan, sedangkan Seokjin hanya mengamati Sojung sambil tersenyum.
"Cantik," ucap Seokjin yang membuat Sojung terkejut. "Kamu cantik, Sojung."
Pipi Sojung perlahan berubah menjadi merah. "Ya, aku tau aku cantik," ucap Sojung untuk menutupi rasa gugup. "Seokjin, mau kufoto?"
"Tidak," jawab Seokjin cepat. "Bagaimana kalau kau yang kufoto?"
Sojung mengangguk antusias kemudian menyerahkan kameranya ke Seokjin.
"Geser ke kiri sedikit Sojung ... supaya rel keretanya bisa terlihat."
Cekrik.
"Sudah? Mana-mana coba lihat."
"Kau cantik sekali."
"Ya Seokjin aku tau aku cantik," ucap Sojung lagi. "Ayo foto bersama!"
Sojung menarik Seokjin untuk mendekat ke arahnya kemudian langsung memencet tombol kamera.
"SOJUNG!"
Suara itu membuat dua insan yang asik berfoto itu berhenti. Sojung yang melihat kakaknya ada di sebrang sempat terkejut. Kenapa sampai menjemputnya?
"Seokjin sebentar ya ... lihat! Kakakku memanggilku," ucap Sojung.
"Ya."
Ingin pergi, Sojung merasa tangannya di tahan Seokjin. "Ingat kata-kataku tadi Sojung. Berbaikanlah dengan ibumu."
Sojung tersenyum getir. "Akan kucoba."
Sojung langsung berlari menghampiri kakaknya. "Tumben kakak menjemputku?" tanya Sojung saat sudah sampai di hadapan kakaknya.
"Ini sudah hampir petang dan kau belum pulang? Kau itu bukan anak kecil lagi Sojung. Jangan main keluar terlalu sering!"
"Ya ampun aku sampai tidak sadar jika sudah jam enam sore!" seru Sojung. "Maafkan aku, Kak."
"Lagipula kau bermain dengan siapa sih sampai lupa?" tanya Mingyu.
"Sama Seokjin dong! lihat dia ada di sebrang sa ...." Ucapan Sojung terhenti karena Seokjin sudah tidak ada disana.
"Mana?"
"Loh? Padahal tadi dia masih disana. Masa kau tidak melihatnya tadi saat foto-foto denganku?"
"Tidak ... aku tidak melihat apapun."
Hah?
"Oh ... mungkin aja Seokjin udah keburu pulang kak. Jadi udah nggak ada."
Ya, Sojung harus selalu berpikiran positif.
🌸
Sojung nungguin bintang dari kalian nih, awkwkwokwkwok
KAMU SEDANG MEMBACA
Crossroads [Sowon-Jin] ✓
FanfictionEND. Tentang lelaki yang selalu tersenyum pada Sojung saat melewati persimpangan jalan. Membuat Sojung senang sekaligus takut.