Mendapat nilai rendah di ujian hari ini membuat Sojung sangat terpuruk. Apalagi ia habis mendapat celotehan habis-habisan dari ibunya.
Dia memutuskan untuk ke persimpangan jalan biasa. Persetan bertemu dengan lelaki aneh itu atau tidak, Sojung hanya ingin menenangkan diri.
Sojung duduk di tempat biasanya ia duduk. Mendengar lagu penenang ditemani bunga-bunga dan angin sepoi-sepoi. Sedetik kemudian ia meneteskan air mata, lama-kelamaan ia menjadi terisak kencang sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ucapan ibunya jelas-jelas terngiang di pikirannya.
"Makanya jangan malas-malasan terus! Sudah tidak mau membantu membersihkan rumah, tapi malah mendapat nilai rendah! Menyusahkan sekali kamu. Lebih baik mama punya anak seperti anak tetangga sebelah daripada kamu."
"Kalau menyusahkan lebih baik mama bawa aku ke panti asuhan saja! Menyebalkan!" teriak Sojung sendiri di tengah keheningan.
"Hei kamu kenapa?"
Sojung menghentikan tangisannya sejenak, kemudian menoleh.
Dia melihat lelaki aneh itu lagi. Tapi raut wajah lelaki itu terlihat khawatir saat melihat Sojung.
"Hanya ada sedikit masalah," jawab Sojung.
Lelaki itu ikut duduk di samping Sojung. "Apa ada yang bisa aku bantu?"
"Tolong berikan kalimat yang bisa membuatku tenang," jawab Sojung.
Lelaki itu terlihat diam sebentar, kemudian dia tersenyum menghadap Sojung dan berkata, "Kau adalah wanita yang hebat. Aku yakin suatu saat kau akan jadi wanita yang sangat sukses! Jangan menangis lagi dong. Lihat bunga itu ikut sedih saat melihatmu sedih ...."
Sojung yang mendengar itu tersenyum. "Terima kasih. Itu sedikit membuatku semangat."
"Sama-sama," jawab lelaki itu. "Kau jarang sekali kesini, padahal dulu aku sering melihatmu kesini. Menghindari ku ya?"
Sojung yang mendengar itu gelagapan sendiri. "Tidak kok ... akhir-akhir ini aku ada ujian. Jadi harus belajar."
Jawaban Sojung tidak sepenuhnya bohong. Tapi, alasan lainnya adalah ia ingin menghindari lelaki yang ada di sampingnya sekarang ini, karena terlalu takut.
Tapi sekarang, lelaki itu justru menghiburnya saat ia sedih.
"Namamu siapa?" tanya Sojung.
"Aku Seokjin ...."
"Nama yang bagus," ucap Sojung. "Kenalkan ak---"
"Sojung 'kan?"
Sojung terkejut mendengar hal itu.
Bagaimana dia tau?
🌸
Jadi? Udah mulai deket nih? 🌚
Aku jadi pengen deh kayak Sojung. Ketemu cogan gitu di pinggir jalan atau lampu merah kek, terus temenan, biar hidupku gak suram2 amat. 😭😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Crossroads [Sowon-Jin] ✓
FanfictionEND. Tentang lelaki yang selalu tersenyum pada Sojung saat melewati persimpangan jalan. Membuat Sojung senang sekaligus takut.