Aku terlalu sibuk memikirkan kenapa Ichiru kabur kemari, saat Ichiru bertemu dengan Rukia, dia berkata jika dia kemari ingin bertemu dengan ayahnya tapi setelah itu Rukia langsung membawanya pergi.
"Bagaimana keadaan Ichiru saat ini?" pertanyaan itu tiba-tiba terucap begitu saja, aku pikir Renji tak mendengarnya karena aku mengucapkan dengan volume kecil.
"Mana aku tahu keadaan Ichiru saat ini, kau menahanku di sini," jujur saja aku cukup terkejut saat Renji menjawab pertanyaanku.
"Bukannya terbalik? Gara-gara kau dan Byakuya aku tak dapat mengejar Rukia," aku sengaja menggunakan nada sinis sama seperti nada yang sedari tadi Renji gunakan untuk menjawab pertanyaanku. Lagipula memang benar, aku tahu Rukia mendengar panggilanku, aku juga tahu Rukia sempat terkejut dengan keberadaanku tapi itu hanya beberapa detik sebelum dia memfokuskan diri pada anaknya dan saat aku ingin mendekat pada Rukia entah apa yang terjadi tiba-tiba Byakuya ada di belakangku dan membuat kesadaranku hilang, saat aku sadar aku malah bersama babon merah ini a.k.a Renji.
"Aku merasa ada yang aneh saat Ichiru pergi, entahlah. Tapi tekanan roh Ichiru saat akan pergi seperti kacau, berbeda seperti saat aku baru melihatnya," tanpa diminta aku memilih menjelaskan sebab aku mengkhawatirkan keadaan Ichiru.
"Eh? Benarkah? Aku tak terlalu memperhatikannya," Renji terlihat bingung saat aku selesai menjelaskan, "tapi mungkin itu karena Ichiru jauh dari Rukia lebih dari sehari karena setahuku Ichiru masih tergantung pada ASI," jujur saja aku cukup terkejut dengan penjelasan Renji, mungkin ini kesempatanku untuk mengetahui lebih jauh tentang Ichiru.
"Ichiru masih meminum ASI?" tanyaku kepada Renji karena seharusnya seusia Ichiru -jika aku tidak salah hitung umur Ichiru sekarang 3 tahun- sudah tidak meminum ASI lagi.
"Rukia memang pernah mencoba menyapih Ichiru sebanyak 2 kali tapi selalu gagal dan mengakibatkan Ichiru dirawat selama beberapa hari," aku bersyukur nada yang digunakan Renji sudah lebih bersahabat.
"Bagaimana bisa?" jujur saja selama ini aku tak pernah mendengar atau menangani seorang anak yang harus dirawat gara-gara disapih.
"Entahlah aku juga tak begitu tahu, setahuku Ichiru sangat bergantung pada Rukia. Ichigo ada yang ingin aku ceritakan tentang Rukia," perhatianku langsung aku fakuskan pada Renji saat ini -awalnya aku terus teringat pada Ichiru- aku harus tahu apapun tentang Rukia.
"Sebenarnya aku tak berhak menceritakan ini kepadamu tapi sebagai seorang sahabat aku hanya ingin sahabatku bahagia. Asal kau tahu Ichigo, Rukia tak mau menggugurkan kandungannya bahkan saat keselamatan dirinya dipertaruhkan, Rukia sangat ingin melahirkan Ichiru meski dia harus menanggung malu, saat hamil Rukia sempat mengalami stress berat sampai hampir kehilangan Ichiru dan asal kau tahu saja Ichigo, Ichiru itu lahir prematur bahkan saat itu baik Rukia maupun Ichiru hampir tak ada yang bisa diselamatkan. Jauh di dalam lubuk hatinya yang paling dalam Rukia sangat mencintaimu terbukti saat Rukia menolak lamaran yang datang kepadany, itu karena dia hanya ingin kau yang menjadi ayah Ichiru."
Setelah penjelasan panjang lebar dari Renji lagi-lagi aku seperti ditikam oleh ribuan pisau, aku sangat merasa bersalah dengan hal yang telah terjadi pada Rukia, sekarang apa yang harus aku lakukan? Tunggu dulu ada yang mengganjal dipikiranku," siapa yang telah melamar Rukia?"
"Aku, Hitsugaya-taichou dan Kuchiki-taichou," jawab Renji justru seperti petir di musim panas, yang benar saja kenama justru orang-orang ini yang melamar Rukia?
.
.
.
.
.
Aku memaksa Renji agar membawaku ke Seireitei, aku tak perduli apa yang akan terjadi di sana, aku juga tak perduli apa yang akan Rukia dan Byakuya lakukan padaku yang jelas aku sangat ingin bertemu dengan Ichiru, aku ingin memeluk dan menciumnya, aku ingin mendengarnya memanggilku 'Tou-chan', dan aku ingin menebus semua keabsenanku selama ini. Sungguh sulit dipercaya aku kini telah memiliki seorang putra, aku sangat bahagia -tentu saja- bahkan karena terlalu bahagia aku sampai tak tahu harus menunjukan rasa bahagiaku.
Semua rasa bahagia yang begitu menggebu-gebu hancur begitu saja saat kami telah sampai dan ada seorang shinigami yang memberi tahu kami jika Ichiru tengah berada dalam masa kritis. Duniaku seakan hancur, Kami-sama, aku mohon beri aku kesempatan ke dua agar dapat membahagiakan Ichiru dan Rukia.
Aku dan Renji langsung melesat menuju ke Divisi 4 tapi sepertinya Kami-sama tak mengabulkan doaku karena saat aku telah menemukan ruang dimana Ichiru dirawat, Rukia berada 5 meter di depanku sepertinya dia belum menyadari keberadaanku di sana juga ada Byakuya dan saat itulah orang yang aku kenal sebagai kapten divisi 4 keluar dari sebuah ruangan, dari raut wajahnya dia terlihat muram. Kata-kata yang diucapkannya membuatku berhenti ditempat, juga membuat tangis Rukia pecah.
"Kami sudah berusaha semampu kami."
Semoga saja penalaranku salah.
.
.
.
.
TBC
Jangan lupa vomment 😁
Purwokerto, 18 Maret 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
Only You in My Heart
FanfictionBahkan setelah semua yang kau lakukan, aku tak bisa mengusirmu dari hatiku. Ichiruki