Bab 10

302 28 0
                                    

Namaku Ichiru Kurosaki, aku adalah eemmm apa ya? Aku juga bingung kalo dirumusin itu jadi kaya gini :

Tou-san = (Shinigami) + (Quinsy)

Itu artinya,

Aku = (Shinigami+Quinsy) + (Shinigami)

Jadi, aku ini apa? Ah, aku bingung sendiri, yang jelas hidupku sebagai manusia bisa dibilang cukup normal. Umurku 10 tahun, sejak umur 3 tahun aku tinggal di dunia manusia dan tak pernah kembali lagi ke komunitas roh, Kaa-san melepas jabatannya sebagai shinigami dan memilih menjadi manusia biasa dengan gigai spesial dari kakek Urahara -dia yang meminta dipanggil kakek- sedangkan Tou-san tetap sebagai dokter umum di klinik pribadinya. Kami tetap bisa melihat roh, tapi Kaa-san melarangku untuk berbicara dengan para roh gentayangan di tempat umum, itu semua agar kami terlihat normal. Tak jarang paman Byakuya dan teman-teman orang tuaku berkunjunh ke rumah kami. Kami bahagia, tentu saja. Aku senang bisa terus bersama Kaa-san dan Tou-san tapi ada yang mengganggu pikiranku. Hah~ kalau mengingat kejadian di sekolah tadi aku jadi malas untuk pulang, aku juga ingin seperti teman-temanku. Aku membelokkan langkah kakiku menuju ke taman bermain sejenak.

Teman-temanku selalu menceritakan tentang kakak atau adik mereka, bagaimana menggemaskannya adik mereka, bagaimana galaknya kakak mereka, bagaimana saat mereka bermain bersama dan masih banyak lagi. Kadang aku merasa kesepian, bukan berarti Kaa-san dan Tou-san tak memperhatikanku, mereka sangat perhatian dan selalu memanjakanku. Aku anak pertama jadi tak mungkin aku mempunyai seorang kakak tapi aku bisa mempunyai seorang adik bukan? Aku ingin mempunyai adik, aku ingin tahu bagaimana rasanya mempunyai adik sendiri, aku ingin menjaga dan bermaim dengan adikku. Ok, sudah aku putuskan aku harus mempunyai adik dan bagaimanapun caranya Kaa-san dan Tou-san harus memberiku .

Tapi bagaimana cara mendapatkan adik? Setahuku sebelum Yume memiliki memiliki adik, bibi Inoue itu hamil tapi aku tak tahu bagaimana ceritannya sampai bibi Orihime bisa hamil? Pokoknya aku harus tanya pada Tou-san dan Kaa-san setelah itu mau tidak mau mereka harus memberikanku seorang adik. Harus!

.

.

.

.

.

"Rukia mau sampai kapan kau mondar-mandir seperti ini?" jujur saja aku mulai pusing karena sudah hampir satu jam Rukia terus mondar-mandir di depanku yang sedang duduk di tepi tempat tidur.

"Bagaimana kamu bisa setenang ini, Ichigo?" tanya Rukia masih terus mondar-mandir di depanku, sesekali dia akan menggigit kuku jari tangannya lalu mondar-mandir lagi.

"Lalu aku harus gimana? Bukannya kamu yang aneh? Ini berita bahagia," ujarku seraya mengangkat sebelah alisku, heran dengan sikap Rukia.

"Tapi ini salah," ujarnya masih mondar-mandir.

"Apanya yang salah? Kita sudah menikah, kita sering melakukan 'itu' jadi wajar bukan kalau kamu hamil?"

Beberapa waktu yang lalu Rukia datang ke klinik dan menyuruhku untuk menutup klinik katanya ada hal penting yang ingin dia sampaikan, raut wajahnya menunjukan kekhawatiran yang teramat sangat, tanpa banyak bertanya aku langsung menutup klinik dan Rukia langsung membawaku ke dalam kamar. Jujur saja aku sangat terkejut ketika melihat dua garis merah yang tertera pada testpack yang Rukia berikan, senang? Tentu saja. Ingin rasanya aku langsung memeluk Rukia dan menciuminya secara bertubi-tubi. Tapi, aku tak dapat melakukan itu karena yang selanjutnya aku lihat adalah Rukia yang mondar-mandir seperti sekarang ini.

Only You in My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang