Bab 3

344 28 18
                                    

"RUKIA! ICHIRU..."

.

Renji masuk ke ruang kerja Rukia dengan raut wajah yang terlihat panik.

"Ada apa dengan Ichiru, Renji?" Rukia berusaha bersikap setenang mungkin walaupun Rukia sebenarnya sudah mulai panik karena Rukia takut terjadi apa-apa dengan Ichiru.

"Ichiru sekarang ada di divisi 4."

DEG!

Mendengar kata-kata Renji benar-benar membuat Rukia menjadi panik. Berada di divisi 4 berarti telah terjadi sesuatu dengan Ichiru sedangkan saat tadi pagi Rukia pergi meninggalkan Ichiru di Mansion Kuchiki kondisi Ichiru masih baik-baik saja.

"Kami-sama kenapa semua ini harus terjadi padaku? Apa belum cukup pemandangan yang tadi pagi aku lihat? Aku mohon lindungi Ichiru," Rukia terus berkata dalam hati, berdoa untuk keadaan Ichiru selama dalam perjalanan menuju divisi 4.

=#=#=#=

Rukia sekarang telah berada di ruang kerja Unohana taichou, kapten divisi 4. Rukia duduk berhadapan dengan Unohana taichou dengan pembatas sebuah meja kerja milik Unohana taichou.

"Bagaimana keadaan Ichiru sekarang, Unohana taichou?" tanya Rukia memulai pembicaraan. Mungkin jika orang-orang yang mendengar kata-kata Rukia, mereka akan mengira bahwa Rukia adalah ibu yang tidak berperasaan karena bertanya dengan nada dingin dingin dan sangat tenang tapi di balik topeng ini Rukia juga merasakan perasaan yang dirasakan ibu-ibu pada umumnya, perasaan khawatir dan takut akan terjadi hal buruk pada putra semata wayangnya.

"Sebelumnya saya minta maaf, apakah tadi pagi Kuchiki taichou tidak memberikan ASI untuk Ichiru?" Unohana taichou bertanya dengan suara sangat lembut.

"Bukanlah Unohana taichou sendiri yang bilang 1 tahun lalu bahwa Ichiru mungkin baru bisa berhenti minum ASI saat berumur 3 tahun dan sekarang Ichi sudah berumur 3 tahun oleh karena itu tadi pagi saya memang tidak meninggalkan ASI untuk Ichi karena saya pikir anak seumur Ichi sudah tidak seharusnya minum ASI lagi," tidak ada nada kekhawatiran dari cara Rukia berbicara.

"Saya juga bingung karena setahu saya, Ichiru memiliki kekebalan tubuh di atas rata-rata, di saat anak-anak seusianya terserang flu atau demam Ichi tetap sehat tapi hanya karena susu formula Ichi selalu langsung jatuh sakit," Rukia memilih diam mendengar kata-kata Unohana taichou.

Setelah keheningan beberapa saat akhirnya Unohana taichou memecahkan keheningan di antara mereka, "Kuchiki taichou pasti ingin melihat kondisi Ichiru, mari saya antar," Unohana tersenyum dan berdiri dari duduknya, Rukia hanya mengikuti apa yang Unohana lakukan tanpa berbicara apapun. Setelah mengantar Rukia, Unohana meninggalkan Rukia setelah sampai di ruangan Ichiru.

Rukia duduk di kursi yang terletak di samping ranjang Ichiru, menatap putra semata wayangnya.

"Kami-sama kenapa Ichiru harus mirip sekali dengan Ichigo? Ichiru putraku tapi kenapa Ichiru sama sekali tidak mirip denganku? Melihat Ichiru berbaring lemas seperti ini membuatku teringat pada hari-hari dimana Ichigo koma setelah winter war.

=#=#=#=

Sudah 6 jam Ichiru belum juga sadarkan diri sedangkan Rukia tetap duduk manis tanpa mencoba berkomunikasi dengan Ichiru. Unohana taichou masuk ke dalam ruangan Ichiru untuk memeriksa keadaan Ichiru, setelah selesai memeriksa keadaan Ichiru, Unohana kemudian menatap Rukia, "Kuchiki taichou bisa kita berbicara di ruangku sebentar?" Rukia hanya menuruti permintaan Unohana.

Berbeda saat tadi mereka bertemu di ruangan ini, sekarang mereka duduk bersebelahan di sofa yang terletak di dalam ruangan itu. Unohana memandang Rukia dan memegang kedua tangan Rukia yang sedari tadi terletak manis di pangkuan Rukia, sedangkan Rukia dari tadi tatapannya masih kosong sama seperti saat masih di ruang rawat Ichiru.

"Rukia, aku ingin kita berbicara sebagai seorang sahabat, ok?" tidak ada respon dari Rukia.

"Aku tahu kamu sangat menyayangi Ichiru itu terbukti dari kegigihan kamu untuk mempertahankan Ichiru saat dia masih dalam kandungan, padahal dulu kamu bisa saja menggugurkan Ichiru tapi tidak kamu lakukan dan saat aku mengusulkan supaya kamu menggugurkan kandunganmu demi keselamatan dirimu sendiri, kamu tetap bersikeras untuk mempertahankan kandunganmu."

Rukia mulai menangis, masih jelas teringat di dalam otak Rukia bagaimana rasa sakit yang teramat sangat saat untuk ketiga kalinya Rukia mengalami pendarahan saat usia kandungannya berumur 5 bulan, saat itu Unohana taichou memang menyarankan supaya Rukia menggugurkan kandungannya karena bisa membahayakan kesehatan Rukia. Unohana bahkan mengatakan bahwa anak yang Rukia kandung kemungkinan akan mengalami kelainan tapi, Rukia tetap ingin mempertahankan kandungannya walaupun nyawanya sendiri jadi taruhan dan ajaib karena Ichiru bisa lahir dengan selamat tanpa ada kekurangan sedikitpun.

"Waktu Ichi berumur 2 tahun, dia juga mengalami hal ini tapi setelah kamu ada di sampingnya, Ichi langsung sadar tapi sekarang sudah 6 jam dan Ichi belum sadarkan diri. Cobalah berbicara dari hati ke hati dengan Ichiru buktikan pada Ichiru kalau dia mempunyai ibu yang sangat menyayanginya," Unohana menghapus air mata Rukia.

"Aku... aku ingin menemani Ichiru," Rukia masih meneteskan air matanya, Unohana tersenyum.

Mereka pergi ke ruang rawat Ichiru setelah sampai di ruangan itu Rukia langsung duduk disamping kanan Ichiru dan memegang telapak tangan Ichiru dengan kedua tangannya mencoba menyalurkan kasih sayang yang sangat besar kepada Ichiru.

"Ichi sayang, Kaa-san mohon Ichi sadar ya, sayang? Kaa-san janji Kaa-san akan mengabulkan semua permintaan Ichi, kita pergi ke tempat yang Ichi ingin kunjungi tapi Kaa-san mohon Ichi sadar," air mata Rukia makin deras menetes.

"Kaa-san janji?"

Mendengar suara yang sudah beberapa hari ini tidak pernah didengarnya karena Rukia memang menghindari Ichiru, Rukia sangat senang karena Ichiru akhirnya sadar karena terlalu senang Rukia sampai tidak bisa berkata-kata.

"Ichi diperiksa dulu ya?" Unohana mulai memeriksa keadaan Ichiru. "Perasaanmu tersampaikan, Rukia. Kalian butuh waktu berdua dulu, saya permisi dulu," Unohana tersenyum dan pergi meninggalkan ruangan itu.

"Kaa-san kok nangis? Ichi nakal ya?" Ichiru merubah posisinya menjadi duduk menghadap Rukia.

"Ichi anak baik kok, yang nakal Kaa-san," Rukia membawa Ichiru ke dalam pelukannya. "Kaa-san sayang banget sama Ichi," Rukia mencium tiap lekuk wajah Ichiru.

"Ichi juga sayang sama Kaa-san. Kaa-san, Ichi pengin pelgi ke sungai yang ada di foto Kaa-san kata paman Baku, itu ada di Kalakula ya?" Rukia tersenyum mendengar kata-kata putranya yang bisa mengucapkan kata-kata dengan benar, apalagi saat menyebut nama Byakuya.

"Nanti kita pasti ke sana, sekarang Ichi istirahat ya?"

Ichiru menuruti perintah ibunya, diapun kembali berbaring untuk tidur.

"Sudah lama aku tidak kesana, terakhir kali saat itu."

Flashback

Hari ini adalah hari dimana Ichigo sadar dari komanya selama sebulan setelah winter war berakhir. Setelah sadar Ichigo langsung mengajak Rukia ke sungai dimana Ichigo kehilangan ibunya.

Cukup lama keheningan diantara mereka sampai akhirnya Rukia membuka pembicaraan.

"Aku harus pergi sekarang," Rukia baru saja berdiri dan hendak melangkahkan kakinya tapi pergelangan tangan Rukia ditahan oleh Ichigo.

"Jangan pergi!" Ichigo tetap memandang ke arah sungai.

"Aku harus pergi Ichigo, aku sudah janji akan pulang ke Soul Society setelah kamu sadar," Rukia menatap Ichigo dan tiba-tiba Ichigo menarik Rukia dan memeluk Rukia.

"Kamu tidak tahu bagaimana rasa takut yang melandaku setiap kali kita berpisah, Rukia. Lebih baik aku mati dari pada harus berpisah denganmu. Kimi o aishiteru, I love you, ek is lief vir jou, ik hou van je, wo ai ni, eg elska thig, ti amo, ich liebe dich, anna behibak, je t'aime, ya tyebye lyublyu, yo te amo," Rukia sangat terkejut dengan kata-kata Ichigo tapi Rukia langsung memberikan sebuah ciuman kepada Ichigo sebagai balasan atas kata-kata Ichigo.

TBC

Purwokerto, 22 November 2018

Sora H.

Only You in My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang