Iqbal

25 3 0
                                    

Menjadi tempat singgah orang-orang yang sedang berkeluh kesah rasanya sudah biasa. Banyak sekali wanita yang menghampiri dan membuatku sibuk mendengarkan cerita-cerita mereka. Tak apa, aku menyukainya. Sejatinya wanita yang bersedih atau bercerita padamu bukan berarti dia menginginkan saran darimu tapi terkadang mereka hanya butuh tempat untuk bercerita, cukup dengarkan dan ikuti perasaannya. Tak lebih. Banyak orang yang mengatakan bahwa aku bisa membuat nyaman para wanita, mungkin karena gw adalah good listener. Berbagai kisah mereka di alurkan dengan rinci, mulai dari masalah asmara, keluarga, hingga persahabatan.

Diantara banyak wanita yang dijumpa ada satu wanita yang kusuka. Dia manis, aku melihatnya hanya sekali namun raut wajahnya selalu terbayang, aku selalu berharap suatu saat nanti takdir mempertemukanku dengan dia.

***

Liburan telah usai. Sebagai seorang informatika, keseharianku biasa saja tak ada yang isimewa tapi beruntug ada beberapa organisasi dan komunitas yang sangat luar biasa. Aku aktif disalah satu komunitas musik bersama Rizky dan Alfi, itu adalah hal yang paling berkesan karena disana aku bisa menemukan rasa bahagia tanpa beban. Bermain peran yang disuka dan berjalan beriring bersama kawan yang sudah lama bersama.

Ditengah permainan musik, aku merasa gerah dan izin pergi keluar untuk mencari udara segar. Ditengah perjalanan aku terkejut, aku melihat wanita yang selama ini aku cari. Ya! wanita manis itu. Aku melihatnya mengenakan baju putih, rok biru langit, rambut yang digerai, tinnggi, manis, memegang beberapa buku bacaan. Tanpa basa- basi aku berlalri mengejar dia namun sayang dia sudah menghilang dibalik dinding putih. Alhasil aku kembali dan melanjutkan latihan.

"Lama amat lu keluar"

"Nyari udara segar"

Permainan berlanjut, perlahan-lahan aku terlarut dalam alurna musik dan mencoba melupakan perjumpaan singkat tadi.

***

Malam telah tiba, aroma dingin menusuk hidung. Dalam lamunan nyatanya aku tidak bisa melupakan gadis misterius itu. Andai dan terus pikirku berandai untuk dapat bertemu dengan gadis itu. Dari belakang seeorang menepuk pundakku. Rupanya Rizky.

"Bal, lu ketemu sama cewek yang lu demen ya"

Aku terkejut darimana Rizky tahu, aku tidak pernah menceritakn gadis itu pada mereka, ya kecuali pada saat berkemah dulu. Tapi aku menceritakannya hanya sekilas.

"Kok lu bisa tahu?"

"Biar gw tebak. Tadi lu ketemu dia pas lu izin keluar"

"Loh kok bener sih! Lu ngintilin gw ya?"

"hidih! Ngapain bambang!"

"Lah terus kok bisa tahu?"

"Ada deh. Coba besok pagi lu dateng ke perpus terus duduk di pojok kanan perpus dibelakang lemari nomor 380"

"Ngapain anjir!"

"Udah nurut aja, gw jamin lu bakal bahagia"


***


Tadinya aku tak ingin mempercayainya, tapi nyatanya aku sudah diam dipojok kanan perpus dibelakang lemari nomor 380. Seperti orang gila, tidak ada satu orang pun yang datang ke perpustakaan sepagi ini. Disampingku jendela terbuka dan langsung menghadap bangunan-bangunan kecil ditemani beberapa pohon yang sangat rindang menyita perhatianku sejenak hingga aku terkejut dengan seseorang yang tiba- tiba terlihat di depanku. Gadis itu.

Entah bagaimana anak 'bege' itu mengetahui gadis yang aku idamkan ini. Tapi memang aku harus berterimakasih padanya. Ingin aku mendekati gadis itu, tapi tak ada topik pembahasan yang bisa diambil. Aku benar- benar berharap ada suatu kejadian yang bisa menakdirkan aku untuk menyapanya.

IT'S ABOUT USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang